AKU BUKAN PELAKOR

Kembali ke rumah sakit.

Saat ini Nabila sedang merapih kan barang-barang nya. Karena sesuai apa uang di kata nya sang Dokter siang yadii jika ia di per boleh kan pulang, dan tentu nya dengan di bantu sang ibu pasti nya.

Ya selesai dari menjenguk Monika, ibu sari langsung pergi ke rumah sakit, dan ingin melihat kondisi anak nya. dan ia juga mearsa lega saat melihat kondisi Nabila ternya sudah baik-baik saja.

Dan sedang kan Aldo sedang mengurus surat-surat kepulangan Nabila di rumah sakit dan tak lupa dengan membayar biaya selama sang istri di rawat di sana.

"akhir nya bisa pulang juga,"ucap Nabila.

Sedang kan ibu Sari yang melihat tingkah anak nya hanya geleng-geleng kepala saja.

"Nabila hati-hati nak ingat luka-luka kamu lagi masa penyembuhan jadi jangan terlalu lincah,"ucap ibu sari memberi peringatan.

"hihihi iya bu maaf lupa,"ucap nya cengengesan

Krek suara pintu terbuka.

Dan ternyata itu adalah Suami Nabila Aldo yang baru selesai, dari mengurus surat kepulangan nya.

"sayang bagai mana apa sudah selesai beres-beres nya?"tanya Aldo.

"udah tinggal nunggu pak supir nya lagi,"canda Nabila.

Menatap bingung. "pak supir, pak supir siapa maksud kamu? perasaan supir pribadi ku lagi ngambil cuti hari ini,"ucap nya bingung.

"hahahahahaha,"tawa Nabila tampa dosa.

Nabila langsung tertawa, karena sudah berhasil menjahili suami nya. Dan itu semakin membuat Aldo bertambah bingung karena Nabila yang tertawa entah apa yang lucu menurut nya.

"Nabila jangan gitu nak,"ingat ibu Sari.

"Abis nya Aldo lucu banget bu hahahah."

Ibu sari lagi-lagi menggeleng kan kepala nya, melihat tingkah putri satu-satu nya bertingkah seperti anak kecil. Yang tak ada dewasa nya.

"Nak Aldo maksud Nabila pak supir itu, ya kamu suami nya sendiri,"jelas ibu Sari.

Menepuk jidat. "Astaga sayang aku kira siapa, kamu ini udah berani jahili aku ya,"ucap nya sambil mengelus halus kepala istri nya.

"ya udah ah yuk capek ni ketawa mulu, aku juga udah kangen bangat sama kasur ku,"ucap Nabila.

"ya udah ayok,"ajak Aldo.

Dan mereka pun keluar dari ruangan itu. Dengan Aldo yang memegang tangan istri nya, sedang kan tangan sebelah nya memegang tas beri pakaian.

Sepanjang perjalanan mereka terus bercerita, dan tak lupa dengan Nabila yang terus bercanda. Dan itu membuat Aldo dan sang mertua harus benar-benar sabar menghadapi Nabila.

"Oya Gimana kabar nya Monika?"tanya Nabila tiba-tiba.

Dan membuat semua nya terdiam, dan bingung mau menjawab apa. Membuat Nabila bingung akan keheningan itu dan merasa heran apa yang telah terjadi.

"kok pada diam semua ada apa sebenar nya apa yang sudah terjadi dengan Monika?"tanya Nabila penasaran.

"Monika dia-diaaaaa,"ucap ibu Sari terbata-bata.

"iya ada apa dengan Monika bu?"

"Monika sudah berada di kantor polisi karena ia harus di hukup atas perbuatan nya,"ucap Aldo cepat.

"Apaaaaaa,"kaget Nabila.

"iya sayang dia harus di hukum karena sudah mencelakai kamu dan itu setimpal untuk nya,"jelas Aldo.

"tapi Aldo di melakukan itu karena ada Alasan nya, dia cemburu dia takut kehilangan kamu,"ucap Nabila membela.

"Apa pun alasan nya dia harus tetap di hukum,"tegas Aldo.

Nabila merasa kasihan terhadap adik sepupu nya. Walau bagai mana pun sikap Monika, terhadap nya ia tetap menyayangi Monika.

seandai nya saja pernikahan nya dan Aldo tidak terjadi, pasti tidak akan seperti ini kejadian nya. Itu lah kira-kira yang ada di fikiran Nabila.

"aku mau ketemu Monika,"ucap Nabila.

"untuk apa sebaik nya kita langsung pulang kamu harus segera istirahat."

"gak mau Aldo, aku mau ketemu Monika cepat bawa aku kesana,"kekeh nya.

"tapi sayang untuk apa kesana? Yang ada malah nanti dia buat masalah lagi."

"ya aku gak peduli kamu mau bawa aku antar kesana, atau aku sendiri yang kesana,"ucap Nabila.

"sudah nak tidak papa, turuti saja. Dan mudah-mudah an tidak terjadi se Suatu nanti nya,"ucap ibu SARI.

Karena mertua nya menyetujui permintaan istri nya. Aldo sangat terpaksa menuruti keingin nan itu, ya dia pun juga berharap tidak akan terjadi sesuatu di sana nanti.

Skip kantor polisi.

Saat ini Monika sedang duduk melamun, bersender dinding. Ia hanya bisa diam dengan Amarah yang sudah memendam di diri nya, bosan itu lah yang di rasa kan saat ini. Ingin sekali cepat bebas dan segera membalas dan melampias nya pada seseorang.

Saat sedang sibuk dengan fikiran nya tiba-tiba datang, seorang Polwan yang membuka sel jeruji tersebut.

"ibu Monika ada yang ingin bertemu dengan anda,"jelas Polwan.

"siapa lagi si bu, saya lagi gak mau di ganggu ni usir aja lah,"ucap nya kesal.

"silah kan bu mereka sudah menunggu di ruang jenguk,"ucap Polwan.

Dan dengan sangat malas Monika berjalan, ke arah ruang jenguk tak lupa dengan Polwan yang ada di belakang nya.

Saat melihat siapa yang datang ia langsung duduk berhadapan dan menatap wajah mereka satu-persatu. Dan langsung tersenyum saat melihat sang suami.

tersenyum. "Mas apa kamu kemari akan mem bebas kan ku,"ucap nya senang.

"tidak aku kemari karena keinginan Nabila yang ingin bertemu dengan Mu,"jelas Aldo.

Dan seketika senyum nya pudar, dan langsung menatap Nabila dengan tatapan tidak suka.

"Monika kamu baik-baik aja kan di sini, oya aku bawakan makanan ke sukaan kamu di makan ya,"ucap Nabila.

"Udah lah gak usah basi-basi kamu senang kan aku ada di sini."

"dan juga aku gak butuh belas kasihan dari kamu, karena yang aku mau sekarang kamu bercerai dari Suami ku,"ucap Monika.

Dan mereka semua yang mendengar perkataan Monika sangat kaget. Dan itu tak luput membuat Aldo yang seketika panas dingin menahan Marah nya yang sudah memuncak.

"Monika jaga ucapan mu, karena sampai kapan pun aku tidak akan pernah menceraikan Nabila,"tegas Aldo.

"kenapa si mas kamu selalu membela Pelakor ini."

"dan kenapa kamu tidak pernah ngertiin perasaan ku mas kenapa, aku mencintai mu Aldo sangat mencintai mu,"lanjutnya yang mulai menangis.

"dia bukan Pelakor Monika, Nabila adalah istri ku. Istri yamg sangat aku cintai,"tegas Aldo.

"Monika aku minta maaf jika aku salah, dan aku sangat berharap kita bisa seperti dulu lagi yang selalu aku."

"kita berbaikan ya aku mohon,"ucap Nabila.