NovelToon NovelToon
Reverse Satu Jam

Reverse Satu Jam

Status: tamat
Genre:Teen / Sci-Fi / Tamat / Time Travel / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Penyelamat
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nov Tomic

Genre: Drama, Mystery, Psychological, Romance, School, Supernatural, Time Loop

Haruto Keita hanyalah siswa SMA biasa. Tapi suatu hari, saat pulang sekolah, dia tiba-tiba kehilangan kesadaran dan mendapati dirinya kembali di kelas, satu jam sebelumnya. Sempat merasa bingung, Haruto akhirnya menyadari bahwa setiap kali dia membuat kesalahan, waktu akan mundur satu jam.

Setelah beberapa kali mengalami Time Loop, Haruto menemukan sebuah pola yang membuatnya berpikir kalau semua itu berhubungan dengan seorang gadis, namanya Fumiko Reina.

Siapa itu Fumiko Reina? Lalu, bagaimanakah nasib Haruto kedepannya?

Note:
- Cerita ini hanya fiksi, semua latar, tokoh, dan cerita murni karangan author belaka. Jika terdapat kesamaan pada karangan ini, maka itu hanya kebetulan yang tidak disengaja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nov Tomic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12 — Rumor Part 1

Ah, bagaimana ini? Lagi-lagi ada banyak tatapan mata mengarah padaku. Walaupun sekarang waktunya istirahat, tapi itu bukan berarti semua siswa akan meninggalkan kelas.

Ada beberapa yang membawa bekal dan memilih untuk makan di kelas saja. Lalu, mungkin ada juga yang memutuskan untuk makan saat waktu istirahat kedua.

Kurasa situasi ku sekarang cukup aneh. Bagaimana tidak, Fumiko berdiri di hadapanku dengan ekspresi malu-malu.

"Haruto-kun, kau kenapa?"

Fumiko, setidaknya bacalah situasinya! Kau tahu? Aku kesulitan disini.

Astaga, aku harus apa? Meresponnya? Tapi, ini agak sulit, walaupun aku pasti akan melakukannya.

"(Berjuanglah, Haruto! Saat ini aku perlu mengisi kekuatanku.)"

"(Berhenti bicara, kau sama sekali tidak membantu!)"

Time Loop ingin mengumpulkan kekuatannya. Yang berarti, dia tidak akan bicara padaku lagi sampai kekuatannya mencukupi.

Yah, terserahlah. Bukan Time Loop yang harus kuhadapi sekarang, tapi Fumiko Reina. Tunggu, sepertinya aku kepikiran sesuatu.

"Umm.. Fumiko."

"Akhirnya kau bicara, kukira kau akan mengabaikanku."

"Mana mungkin aku mengabaikanmu."

"Hehe.. senang mendengarnya."

Ayolah, Fumiko. Jangan tersenyum seperti itu. Semuanya pasti akan salah paham. Aku bahkan sudah terpikat beberapa kali oleh senyummu itu.

"Tidak perlu sesenang itu, Fumiko. Aku hanya merespon."

"Ya, tapi aku tetap senang."

Ah, ini gawat.

Aku lupa kalau aku sedang berada di kelas sekarang. Tentu saja, ketika aku memanggil Fumiko dengan nama depannya, dan Fumiko terlihat tidak mempermasalahkannya, maka itu menimbulkan ledakan reaksi.

Maksudku, tatapan siswa yang ada di kelas jadi semakin intens. Apakah hanya aku yang menyadari ini? Bagaimana dengan Fumiko? Oh, sepertinya dia berusaha untuk tidak memperdulikannya.

Aku mencoba melihat sekeliling, memastikan ada berapa banyak siswa yang ada di kelas ini. Astaga, ternyata cukup banyak. Bukankah ini aneh? Semuanya hampir menatap ke arah aku dan Fumiko berada.

Tidak hanya menatap, mereka juga terlihat sedang berbisik-bisik. Sayang sekali, aku tidak tahu apa yang mereka bisikkan, tapi kupikir aku bisa menebaknya.

Eh? Fukuzawa?! Dia juga ada disini!

Aku baru menyadarinya saat mata kami bertemu. Saat waktu istirahat, biasanya Fukuzawa langsung menepuk pundakku dan mengajak makan siang bersama. Namun, kali ini dia tidak melakukannya karena ada Fumiko.

Sebenarnya, aku akan tertolong jika Fukuzawa menghampiri dan datang kesini. Tapi sayangnya, itu tidak mungkin. Dia bahkan tersenyum puas saat melihatku kesulitan, seolah-olah sedang mengejek.

Jika sudah seperti ini, tampaknya aku harus berjuang sendiri.

"Begitu, ya? Ngomong-ngomong, Reina-san. Ada—"

"Kenapa?"

"..."

Sudah kuduga, Fumiko langsung menyelanya. Dilihat dari manapun, dia tampak kecewa setelah aku memanggilnya dengan nama belakang.

Ini bukan berarti aku ingin mengecewakannya. Hanya saja, dengan memanggil nama belakangnya, kukira perhatian mereka bisa berkurang. Tapi, aku sadar kalau itu hanya asumsi yang bodoh.

Tidak, sepertinya aku melakukan kesalahan. Saat melihat wajah kecewa Fumiko, perasaan aneh langsung menyerang di dalam diriku. Perasaan macam apa ini? Rasanya begitu menusuk-nusuk, bahkan aku jadi kesulitan untuk bernapas.

Mungkin, ini sudah saatnya untuk bertindak sesuai pemikiranku di awal tadi.

"Haruto-kun, tolong panggil aku—"

"Maaf, aku ingin ke toilet! Kau tahu? Aku sudah menahannya sejak tadi!"

"Eh? Oh, maaf mengganggu!"

Aku kepikiran sesuatu, ini dia yang aku maksud. Bukankah kabur adalah satu-satunya jalan untuk sekarang? Benar sekali, ketimbang merasakan tatapan intens dan suara bisik-bisik di kelas, lebih baik aku kabur saja.

Setelah menyela perkataan Fumiko, aku langsung bangkit dari kursi dan berjalan keluar kelas.

Ah, akhirnya aku bisa lepas dari ini. Rasanya sungguh melegakan, sampai-sampai aku merasa kalau semua energi negatif yang ada di tubuhku hilang begitu saja.

"(Haruto, apa kau tidak bosan melarikan diri?)"

"(Berisik, kumpulkan saja kekuatan bodohmu itu!)"

"(Biar kuberi saran, sebaiknya kau tidak kabur lagi mulai sekarang. Kau akan tahu sendiri nanti, jadi jangan tanya kenapa.)"

"(Begitu, ya?)"

"(Percaya atau tidak, itu terserah kau saja. Aku ingin lanjut mengisi kekuatan.)"

Jujur saja, keberadaan Time Loop ini membuatku seperti memiliki asisten internal. Maksudku, dia selalu merespon setiap keadaan dan berbicara padaku. Mungkin saja, dia juga bisa memberi solusi atas masalah yang kuhadapi.

"Melarikan diri, ya? Sudah berapa kali aku melakukannya?"

Jika dipikir-pikir, aku memang selalu mengandalkan itu ketika memiliki masalah. Bahkan, Time Loop sampai meresponnya. Kurasa aku harus memikirkan solusi lain nanti.

Sekarang, aku sengaja berjalan-jalan di koridor yang sepi, jauh dari keramaian siswa lain yang sedang sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

"Haruto-kun! Tunggu!"

"Eh?!"

Suara ini, yang benar saja! Padahal aku sengaja berjalan melawan arah dari toilet, tapi kenapa Fumiko bisa tahu? Tidak, bukan itu intinya.

Aku terpaksa menghentikan langkahku, lalu berbalik menghadap Fumiko. Wajahnya sedikit memerah, dan dia terlihat agak kelelahan.

Sebenarnya, apa yang Fumiko inginkan? Aku hanya bisa menebak kalau dia akan meminta nomor ponselku, seperti yang dikatakan Fukuzawa. Namun, entah kenapa, aku merasa kalau ini akan jadi merepotkan.

"Ada apa, Fumiko?"

Aku bertanya, sembari berusaha menjaga nada suaraku agar tetap tenang.

"Kenapa kau berbohong? Tingkah lakumu juga terlihat aneh sejak kemarin. Apa aku melakukan kesalahan?"

"Tidak, bukan begitu."

"Lalu kenapa? Kau bahkan memanggilku Reina-san saat di kelas tadi."

"Kau mempermasalahkan itu?"

"Tentu saja, padahal aku memberimu izin untuk memanggilku Fumiko."

"Aku mengerti. Dengan kata lain, kau ingin pamer pada yang lainnya kalau kita dekat?"

"Hah? Ba-bagaimana kau bisa tahu?"

Sudah kuduga, ini memang merepotkan. Di alur waktu sebelumnya, Fumiko ingin berpura-pura pacaran denganku. Namun sekarang, dia ingin orang lain tahu kalau aku dekat dengannya. Itu berarti, keduanya memiliki maksud yang sama.

"Maaf, Fumiko."

"Eh?! Kenapa kau meminta maaf?"

Tidak, kali ini aku tidak kabur. Time Loop memang benar, bahwa aku harus menghadapinya mulai sekarang.

"Maaf karena terus-terusan kabur. Tapi kali ini, aku akan menghadapi mu dengan benar."

"Seriusan?! Hehe.. rasanya seperti mimpi!"

Ah, ini dia. Senyum manis Fumiko memang tidak ada tandingannya. Mungkin inilah yang ingin aku lihat sekarang, dan aku juga ingin mempertahankannya. Sebuah senyuman, yang terukir sempurna di wajah Fumiko.

"Anu, Fumiko."

"Ya?"

Jantungku berdegup kencang, dan suhu tubuhku meningkat dengan sendirinya. Rasanya sulit untuk mengendalikan ini, tapi aku berusaha agar tetap terlihat tenang.

"Bisakah aku... mendapatkan nomor ponselmu?"

"Eh? Tentu saja, aku tidak akan menolaknya!"

"Begitu, ya? Senang mendengarnya."

Astaga, ternyata aku juga bisa seperti ini. Apakah ini termasuk kehidupan normal seperti kebanyakan orang?

Fumiko mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah barcode padaku, kemudian aku pun melakukan scan. Dengan begitu, nomor Fumiko telah ditambahkan ke ponsel milikku.

Setelah mendapat nomor Fumiko, aku kembali menyimpan ponselku.

"Ini bukan mimpi, kan?! Aku berbicara denganmu selancar ini!"

"Umm.. mungkin, tapi kenapa kau meragukannya?"

"Hehe.. kau tahu? Karena kau terus menyelamatkanku, aku jadi membayangkan.. eh?!"

"Membayangkan?"

"Ti-tidak, lupakan saja! Pokoknya, terima kasih karena sudah mendengarkan ku!"

Ah, dia pergi. Fumiko berjalan dengan langkah yang cepat, meninggalkanku.

Sebelum dia pergi, aku sudah berasumsi kalau ini adalah awal dari segalanya. Yah, aku harus siap dengan rumor apapun yang muncul nanti.

1
Mafufu Rawr
Bjir langsung kena tumbok
Mafufu Rawr
Maksudku, atas dasar apa dia bisa yakin banget ini semua karena dia ngelakuin kesalahan gtu v: apakah mc nya terlalu banyak nonton anime XD
Mafufu Rawr
Lho dia kok bisa langsung ambil kesimpulan bgtu v:?
Mafufu Rawr
Tanaka!? mirip nama karakter dari Fear and Hunger 2 : TERMINA!1!1!1!1
Aegis Aetna
Flashback nya sampe Reina bundir kah bang?
Nov Tomic: ga panjang bang, hari ini dah tamat sesuai outline nya😂
Aegis Aetna: haih, panjang banget donk kalo sampe situ...
total 3 replies
Aegis Aetna
berarti nilai moral n disiplin gak terlalu diperhitungkan?
Aegis Aetna
belum tentu...
Aegis Aetna
benar-benar ide bagus
Aegis Aetna
namanya kek cowok,
Aegis Aetna
gak butuh lagi auto buang. beliau ini...
Aegis Aetna
mana ada kepala lembut wkwk... kecuali yang nempel pipi. itu juga masih berat.
Aegis Aetna
taman indor?
Hana
semangat up thor
Aegis Aetna
Bunga 🌹 meluncur. lanjutkan thor.
Aegis Aetna
dipengaruhi jikan paling.
Aegis Aetna
berati dia belum sadar kalo penyebab time loop nya reina.
Aegis Aetna
dan reina jadi terkena gngbng oleh para berandalan.
Aegis Aetna
lebih apik dari MC masa kini.
Aegis Aetna
Lanjut cuy...
Aegis Aetna
Di tengah.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!