NovelToon NovelToon
Aku, Atau Dia?

Aku, Atau Dia?

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Playboy / Crazy Rich/Konglomerat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Gangster
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: keisar

Gema Tangkas Merapi, siswa tampan dan humoris di SMA Gajah Mada, dikenal dengan rayuan mautnya yang membuat banyak hati terpesona. Namun, hatinya hanya terpaut pada Raisa Navasya, kakak kelas yang menawan. Meski Gema dikenal dengan tingkah konyolnya, ia serius dalam mengejar hati Raisa.

Setahun penuh, Gema berjuang dengan segala cara untuk merebut hati Raisa. Namun, impiannya hancur ketika ia menemukan Raisa berpacaran dengan Adam, ketua geng sekolahnya. Dalam kegalauan, Gema disemangati oleh sahabat-sahabatnya untuk tetap berjuang.

Seiring waktu, usaha Gema mulai membuahkan hasil. Raisa perlahan mulai melunak, dan hubungan mereka akhirnya berkembang. Namun, kebahagiaan Gema tidak berlangsung lama. Raisa terpaksa menghadapi konsekuensi dari pengkhianatannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon keisar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berulah

Gema, Tara, Kian, dan Dava kembali duduk di tempat mereka setelah keramaian di kantin mereda. Dengan wajah lelah, mereka akhirnya bisa melanjutkan makan siang yang sempat tertunda. Keringat mengalir deras membasahi seragam muslim mereka yang sudah terlihat kusut.

"Ya Allah, capek banget gua!" keluh Gema sambil meneguk air putih yang tinggal setengah.

"Sama, gua juga! Ini muka udah kayak kilang minyak," timpal Tara, mengipas wajahnya dengan tangan yang jelas-jelas tidak banyak membantu.

"Apalagi gua," Dava menambahkan sambil mengusap dahinya.

"Gua sih sama capeknya, tapi gak masalah. Yang penting kita dapet duit," Kian tersenyum lebar, dengan bangga menyodorkan segepok uang yang didominasi oleh warna ungu, hasil jerih payah mereka di kantin.

"Pahala, bego! Kita kan udah bantuin orang, bukan sekadar nyari duit," Dava melirik Kian sambil geleng-geleng kepala.

Kian menoleh dan tertawa kecil. "Bener juga sih. Lagian sekarang hari Jumat, pahala kita auto berkali lipat. Wah, surga depan mata nih!"

"Gak gitu konsepnya, bangsat!" serempak Gema, Tara, dan Dava menghardik, disertai tawa yang mulai meringankan rasa lelah mereka.

“Bener juga,” gumam Kian sambil melirik jam di ponselnya. "Wah, udah jam 9.45. Dikit lagi bel masuk nih. Yuk, balik ke kelas."

“Sabar dong,” sahut Gema sambil mengaduk-aduk sisa baksonya. “Sayang banget bakso mang Udin kalo gak diabisin.”

Dava dan Tara ikut mengangguk setuju, buru-buru mereka bertiga menghabiskan bakso yang tersisa dengan cepat. Setelah memastikan mangkuknya kosong, mereka menyerahkannya ke mang Udin.

“Thank you, mang,” ucap Gema dengan senyum tipis.

“Sering-sering di kantin ya, suasana kantin jadi rame dan asik kalo ada kalian,” sahut mang Udin dengan senyum khasnya, Gema dkk mengangguk pelan dan meninggalkan mang Udin.

Setelah makan siang selesai, mereka pun bergegas kembali ke kelas, berharap bisa sedikit bersantai sebelum pelajaran berikutnya dimulai.

Sesampainya di kelas, mereka mendapati suasana yang jauh lebih sepi dari biasanya. Hanya ada beberapa murid yang terlihat asyik bermain game di pojokan, sementara yang lain masih belum kembali dari istirahat.

“Eh, Van!” panggil Gema ke arah Evan, sang ketua kelas, yang sedang fokus menatap layar ponselnya. Tubuh gempal Evan duduk santai dengan rambut mangkoknya yang khas, sama sekali tidak terganggu oleh panggilan Gema.

"Pak Rizky mana?" tanya Gema, mendekat sambil melirik layar ponsel Evan yang sedang Mabar (Main Bareng).

Evan menoleh setengah hati, "Pak Rizky lagi rapat sama wali kelas XI yang lain. Katanya sih paling cepet selesai setengah sebelas," jawabnya santai sebelum kembali fokus pada permainannya.

“Waduh, gabut nih kita kalau gitu,” keluh Dava sambil meregangkan otot punggungnya. “Lu pada ada ide gak?”

Kian mengangkat bahu, sementara Tara terlihat berpikir keras. Gema, seperti biasa, menoleh ke arah teman-temannya, mencoba mencari ide yang menarik.

“Gimana kalo kita nongkrong di rooftop aja? Santai di sana sampe rapatnya selesai,” usul Tara tiba-tiba.

Gema melirik Kian dan Dava yang tampaknya setuju dengan ide tersebut. “Yaudah, sekalian cari angin di sana.”

Tanpa pikir panjang, mereka pun memutuskan untuk ke rooftop, tempat favorit mereka saat ingin kabur sejenak dari rutinitas sekolah yang membosankan.

................

Sesampainya di rooftop, mereka langsung menjatuhkan tubuhnya ke sofa, merasa lega setelah melewati hari yang penuh tekanan. Namun, hanya Dava yang tetap berdiri. “Lu pada awas dah,” ucap Dava sambil melirik ke arah sofa.

“Napa?” tanya Gema bingung, sementara Kian dan Tara ikut memandang Dava dengan ekspresi heran. “Udah awas aja,” balas Dava dengan nada serius.

Tanpa banyak tanya, ketiganya langsung berdiri dan memberi ruang pada Dava yang dengan cepat membuka resleting tersembunyi di sofa kulit tersebut. Ia mulai membuka dudukan sofa, membuat ketiga sahabatnya kaget.

“Anjing, baru nyadar gua kalo ada resleting disitu,” ucap Gema dengan nada takjub. “Iya cok, gua juga baru nyadar,” sahut Kian sambil tertawa kecil, sementara Tara hanya diam memperhatikan.

Dava tetap fokus pada apa yang sedang dilakukannya. Setelah beberapa saat, ia mengeluarkan dua benda yang membuat ketiga sahabatnya terbelalak: sebuah Macbook dan alat DJ.

“Bangsat, kok ada begituan disini Dav?” tanya Tara yang paling cepat bereaksi.

“Oh iya, gua belum cerita ke lu bertiga ya,” Dava menatap mereka dengan ekspresi polos. “Kerjaan sampingan gua sekarang itu DJ di club yang owner-nya keluarga Gema.”

“Hah?! Sumpah lu?” ketiganya hampir serempak berteriak kaget.

“Sumpah! Gem, lu bawa speaker di mobil lu kan?” tanya Dava, mengalihkan fokus ke Gema yang hanya bisa mengangguk dengan wajah masih penuh keterkejutan.

“Yaudah, ambil sana. Mau seneng-seneng gak?” perintah Dava. Tanpa banyak pikir, Gema langsung bergegas turun menuju parkiran.

“Eh Dav, lu belajar darimana nge-DJ?” tanya Kian dengan penasaran.

“Awalnya gua cuman iseng belajar DJ karena pengen nyoba musik yang lebih menantang. Eh, terus anak buah organisasi Gema liat gua main dan nawarin buat manggung di club,” jelas Dava santai sambil memasang alat DJ-nya.

Tara langsung menyelutuk, “Oh, dari musik jadi musyrik, ya?”

Komentar Tara langsung membuat Kian tertawa terbahak-bahak. “Hahaha! Dari musik, jadi musyrik!” Kian mengulang candaan Tara dengan nada penuh tawa.

Sementara Dava hanya tertawa pelan, masih mencoba menjaga ekspresi seriusnya.

“Tara, lu benerin lagi tuh sofanya,” titah Tara sambil menguap, tampak mulai kelelahan.

“Loh, kok gua?” protes Kian yang merasa disuruh-suruh.

“Gua ngantuk, lu mau gua kasih 10 ribu gak?” jawab Tara dengan setengah bercanda, tapi terdengar serius.

“Siap, Tuan Muda,” jawab Kian sambil tertawa kecil, lalu mulai membereskan kembali sofa seperti semula.

Tak lama, Gema kembali dengan speaker besar di tangannya. “Nih,” ucapnya sambil menyerahkan speaker tersebut ke Dava, yang sudah duduk lesehan dan mengotak-atik laptopnya.

“Thanks, bro,” Dava segera menyambungkan speaker itu ke laptopnya dengan cekatan.

Sementara itu, Tara menyerahkan uang sepuluh ribu ke Kian. “Terima kasih, Tuan Muda,” ucap Kian dengan nada pura-pura formal, membuat Tara tersenyum tipis sebelum akhirnya ia merebahkan diri di sofa.

Gema, yang baru saja menyerahkan speaker, menatap Tara dengan bingung. “Lah, kok lu malah tidur sih, Tar?” tanyanya kesal.

“Emangnya napa? Gua ngantuk kok,” jawab Tara dengan nada sedikit malas.

“Iya deh,” jawab Gema pasrah.

Sebelum benar-benar tertidur, Tara mengangkat tangannya ke atas dan bergumam, “Ya Allah, jangan biarkan hambamu ini terbangun karena suara berisik dari musik musyrik di sini, ya Allah.”

“Tai, Tar, kita ini mau menghibur diri, bukan berbuat maksiat,” ucap Dava sambil memutar matanya.

“Si paling,” jawab Tara setengah malas sebelum akhirnya menutup matanya, masuk ke alam mimpi.

Dava tersenyum kecil, lalu menekan tombol di laptopnya. “Siap?” tanya Dava memastikan.

“Siap!” jawab Gema dan Kian dengan penuh semangat.

Suara dentuman musik DJ mulai mengalun keras dari speaker, memenuhi rooftop. Gema dan Kian langsung terbawa suasana, menari mengikuti irama musik, sementara Dava fokus mengontrol mix-nya dengan serius.

Beberapa belas menit berlalu

Tiba-tiba…

Brak!

Pintu tangga rooftop didobrak dengan keras, membuat mereka bertiga langsung menoleh kaget. Suasana yang tadinya penuh kegembiraan berubah drastis saat mereka melihat siapa yang berdiri di ambang pintu.

Raya, Kepala Sekolah sekaligus ibu Tara, berdiri di sana dengan wajah marah besar. “Gema! Kian! Dava! Kalian gila ya?!” suaranya menggelegar, membuat mereka langsung merinding.

“Kalian gak tau apa? Seisi sekolah sama warga sekitar keganggu gara-gara ulah kalian!” Raya menghampiri mereka dengan tatapan tajam, sementara Dava dengan cepat mematikan musik, menyisakan keheningan canggung di antara mereka bertiga.

“Tau gak sih, gara-gara kalian, Tante harus minta maaf ke warga! Mau taruh di mana muka Ibu sekarang?!”

Gema, dengan spontan dan tanpa pikir panjang, menjawab, “Muka Tante gak akan kemana-mana. Kecuali Tante operasi lepas kulit.”

“Nyaut aja kamu!” bentak Raya, menatap Gema dengan tajam. “Sekarang, siapa yang ngajak kalian ke sini?” lanjutnya dengan nada menuntut.

Ketiganya hanya terdiam, tak berani mengeluarkan satu kata pun. Mereka menyingkir pelan, memperlihatkan sosok Tara yang masih tertidur pulas di sofa.

“Tara!” teriak Raya dengan suara tinggi, membuat Tara tersentak bangun.

“Mama?” Tara menatap ibunya dengan mata masih setengah mengantuk.

“Kalian semua! Sekarang juga, hormat bendera sampai istirahat kedua! Jam setengah sebelas! Cepat!” titah Raya dengan suara tegas, tak memberi ruang untuk protes.

“Tidaaaaaaak!” teriak mereka serempak, menyadari nasib buruk yang menunggu mereka.

1
Rose Skyler
mamanya masih 29?
Siti Nina
oke ceritanya,,,👍👍👍
Siti Nina
ceritanya bagus kak tetep semangat,,,👍💪
Iqhbal
tetap semangat bg🗿butuh waktu untuk ramai pembaca🗿
Iqhbal
semangat bg, jangan lupa share di komunitas agar orang pada tau
Iqhbal: mau dibantu share? 🗿
Keisar: gak ada waktu, tapi thank you udah komen
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!