Follow dulu sebelum baca
- up seharian - hari kecuali Sabtu
- up mood g bias nggak di up
Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya keluarga yang ia miliki di dunia.
Tapi bukannya sebuah kasih sayang yang ia dapatkan melainkan kekerasan yang ia sering dapatkan dari sang Ayah, tak membuat tekednya luntur karena hati kecilnya selalu yakin bahwa Ayahnya pasti akan menyayanginya suatu saat nanti.
Meski mental dan fisiknya sudah hancur ia terus menghujani sang Ayah dengan kasih sayangnya.
Sampai dimana satu kejadian menimpanya tepat di hari ulang tahun Ayahnya ia meninggal.
bagaimana kisah selanjutnya? ayo ikut kisah ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ruby Lane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12: FAMLIY POSSSESSIV ⋆ ˚。⋆୨ ୧⋆ ˚。⋆
𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝒓𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 !!,
...---------------...
"mbang pulang ndak bilang bilang cama Anya?" ucapnya si mungil ketika Agasta mengoleskan minyak telon di sekitar perut putrinya.
Yang di maksud si mungil adalah Tio dan Devano, lebih tepatnya Agasta yang memulangkan ketempat asalnya, orang tua kedua bocah itu.
Agasta menghela nafas sejenak mengingat kelakuan keponakannya membuatnya pusing saja terutama Tio, di tinggal oleh sang kakak tak lain Devano sebentar malah mengajak putrinya bermain di kubangan air yang tak sengaja terbentuk oleh air hujan semalam.
Alhasil ia harus memandikan putrinya untuk kedua kali dan lihatlah sekarang untuk mengenakan pakaian saja putrinya tidak mau diam, hanya satu membuatnya anteng yang tidak bisa lepas dari susu di dalam dot.Mendudukan putrinya yang baru saja menggunakan kaos dalam dan celana pendek selutut. Agasta lupa membawa bajunya yang mungkin masih berada di dalam lemari.
Agasta menurunkan putrinya terlebih dulu dari atas kasur di letakkan di karpet berbulu berniat mengambil baju di lemari dan si mungil hanya diam di bawa kemanapun olehnya asalkan ada dot susu di tangan gempalnya.
Mata memperhatikan sang Ayah yang sibuk mendadani dirinya dengan telaten, Agasta menyadari tatapan lucu putrinya tersenyum" Sebentar ya sayang, Ayah lupa mengambil baju. Baby tunggu di sini sebentar" Si mungil mengangguk dengan botol susu di mulutnya.
Agasta mengecup cepat kening putrinya yang hanya di balas kedipan oleh si mungil, Arggh sudahlah ia harus cepat mengambil baju jika sudah mengecup wajah putrinya rasanya begitu candu dan ingin terus menerus mengecupnya jadi sebisa mungkin Agasta menahan diri agar cepat selesai.
Agasta beranjak menuju lemari tangannya tak sengaja menyenggol bedak di atas kasur hingga jatuh tepat di samping si mungil.
Melihat Ayahnya yang pergi si mungil melepas dot di mulutnya tangan gempalnya meraih bedak yang terjatuh dengan tutup yang sudah terbuka, hingga tak sengaja berceceran.
Si mungil tertawa senang, ia ingin membantu sang ayah mengoleskannya pada seluruh wajahnya tak luput badannyapun ikut kena.
"Akkhh Anya utih!" senangnya menaburkan pada seluruh badannya.
Agasta yang mendengar suara tawa putrinya tak curiga sedikitpun, setelah menemukan baju pilihanya.
Meow Meow Meow
Suara kucing mengalihkan perhatian si mungil, mata bulatnya berbinar senang melihat kucing hitam yang tengah menjilati bulu bulunya di ambang pintu. Agasta melupakan pintu yang belum tertutup sempurna.
mungil berdiri dari duduknya lantas berlari dengan kaki pendeknya, ketika kucing itu pergi menghindarinya" Meowww!"semangat si mungil mengejar.
...----------------...
"Aidan, apa susahnya sih ajak si Kasandra masuk Group kita, malah di usir" Zaegar.
Saka membenarkan perkataan temannya itu "seenggaknya dia bisa bantu kita, udah cantik baik orangnya" memuji murid baru di kelasnya.
Aidan tak menanggapi perkataan temannya itu pintu lift tertutup, mereka memilih bungkam melihat aura temannya yang sedari pagi begitu suram,
berbuat ulah pun tidak sehingga membuat seluruh temanya heran.
Tak biasanya Aidan hanya diam dengan tatapan dinginnya. Xander tidak berkomentar ia lebih menyetujui temannya Aidan, ia tak suka berdekatan dengan perempuan baginya menggangu dan berisik.
Tepat pintu lift terbuka, Zaegar, Saka memilih mengalihkan perhatian mereka pada ponsel, sebelum sebuah suara mengalihkan kembali perhatian mereka.
"Buuuu!" ucap si mungil tepat pintu lift terbuka mendongak bertepatan manik mata coklatnya bertemu dengan manik Abu seseorang.
Kucing yang berusaha ia tangkap terlepas begitu saja.
Saka, Zaegar menahan nafas beberapa detik sebelum suara terdengar menggelegar di ruangan" Ya ampun! kunti bogel kok bisa nyasar kesini, sih" gemas Zaegar menghentikan tawanya, berjongkok menyamakan tingginya dengan Anya.
Pasalnya wajah si mungil di penuhi dengan bedak talek berserta sebagian badannya hanya tersisa rambut hitamnya yang selamat.
"nyasar ya sayang?" Saka ikut menimbrung berjongkok sebelum tanganya menggapai wajah bulat si mungil, si mungil terlebih dahulu diambil dan di gendong Aida
" baby sayang kenapa bisa disini? Di mana Ayah?"ucap Aidan mengelap wajah adiknya dengan tangannya tak lupa membubukan kecupan di surai sang adik.
"umm yayah di amal, Anya kejal kejal kucing' kan tadi kucignya lali lali...Anya angkap huh lepas ape deh" ucapnya menjawab pertanyaan Abangnya Aidan.
Teman teman Aidan yang mendengar suara halus si mungil di buat gemas apa lagi dengan aksen cadel dan juga cerita yang terkesan lucu.
Tapi tunggu dulu" baby?" sebentar bukankah Aidan anak bungsu di keluarga Dirgantara bingung ketiganya terutama Xander.
"Nanti gue jelasin" ucap Aidan yang sudah mengerti tatapan bertanya dari ketiganya.
"kejar kucing. Ayah lalai menjagamu baby. Bisa bisanya dia menghukum Abang ya' kan sayang?" adu Aidan sengaja pada si mungil.
Lihatlah Ayahnya ini bisa bisa membiarkan adiknya sendiri tanpa pengawasan jika tau begini lebih baik ia yang menjaganya. Dasar pak tua dia kira, dia sempurna ternyata sama saja teledor.
Setelah mengumpat di dalam hatinya orang yang di maksud datang dengan wajah Khawatir yang tergambar jelas. Agasta tidak bisa berkata kata melihat tampilan putrinya sekarang" princess, sayang ya Allah nak" mengambil alih putrinya gendongan putranya degan paksa.
Mengecup seluruh wajah putrinya tak peduli beda berpindah menghiasi kini.
"Ayah, hukumanku ku anggap selesai" ucap Aidan menatap Agasta tanpa rasa takut" kesalahan Ayah jauh lebih fatal dari pada kami, untung saja aku datang tepat waktu bagaimana jika telat?"
lya akui ia teledor"Ayah beruntung sekarang karena, aku memiliki tugas jika tidak seharian ini si mungil bersamaku" ucap Aidan, jika bukan karena tugas yang harus di
kumpulkan besok ia tidak ingin melakukannya tapi karena sudah terikat dengan hukuman Ayahnya maka mau tak mau ia harus mengerjakannya.
Sebelum pergi Aidan mengecup adiknya di ikuti ketiga temannya. Agasta memeluk putrinya erat, jantungnya berdetak cepat saat tidak menemukan keberadaan putrinya di kamar.
Bertanya bodyguard Agasta tidak mengijinkan mereka berjaga di kamarnya karena berpikir telalu berlebihan mungkin sekarang ia berubah pikiran dan harus meletakkan bodyguard di sini juga.
Menyadari kesalahannya si mungil memeluk leher Ayahnya"
"aaf yayah, anya akal ya" ucap si mungil.
"jangan ulangi lagi ya sayang, Ayah khawatir"
"umm ndak ulang ulang agi yayah, Anya anak ndut'kan" ucap
si mungil polos menghadirkan senyuman di wajah Ayahnya yang sempat panik. Putrinya ini benar benar selalu bisa mengubah suasana hatinya begitu cepat.
"bukan gendut sayang, Anyakan anak baik" kekehnya.
...----------------...
Setelah kejadian tadi siang, sekarang si mungil tak lepas dari pangkuan Ayahnya, bergerak sedikit saja Agasta langsung memindahkan si mungil kembali di pangkuannya.
Ayah dan anak itu menikmati tontonan kartun tentunya menonton sesuai keinginan si mungil Marsha and the bear.
Pantas saja putrinya aktif tontonannya mencerminkan kelincahan putrinya ini.
Anya mengenakan gaun pilihan Agasta dengan rambutnya yang di biarkan tergerai di hiasi mahkota layaknya putri di kerajaan.
"yayah Anya au itu, angan yayahnya tahan ulu kan cucah mbil nya" si mungil mulai protes.
Si mungil ingin mengabil cemilan di piring tapi badannya di tahan tangan Ayahnya.
Agasta meraih piring yang di maksud si mungil" Maaf princessnya Ayah, biar Ayah yang ambilkan okey"
Si mengambil apa yang ia inginkan di piring yang di sodorkan Ayahnya" enak sayang?"
"um enyak, yayah au nih?" tawar si mungil, Agasta tak menyia nyiakan kesempatan membuka mulutnya agar si mungil mau menyuapinya.
"suapi Ayah, sayang" ketika putrinya menatapnya bingung.
Si mungil menuruti perkataan Ayahnya "Enyak 'kan?"setelah memasukkan biskuit kedalam mulut Ayahnya.
Agasta mengangguk" enak sekali" karena putrinya yang menyuapi.
...----------------...
"Anya Qiuzy Dirgantara usia 4 tahun adik gue memperkenalkan nama adiknya kepada ketiga sahabatnya yang kepo terutama Zaegar.
Aidan menyumpal Zaegar yang akan kembali bertanya dengan tisu" nanya lagi gue tonjok lo!"
"posesif" ucap Xander yang sedari tadi diam.
"Wajarlah posesif yang ngincer titan semua" candanya
dengan gelak tawa. Dari pada di bawa seriuskan"Aduh, sakit perut gue memegang perutnya. Zaegar mengangguk dengan tisu yang masih berada di mulutnya.
"Ya ampun serius amat, kapan kapan kita main sama si dede. Sekarang cepet kerjain tugas ingat bokap lo nanti marah" peringat Zaegar pada Aidan yang tengah beradu tatap dengan Xander.
Melepaa tisu di mulutnya seakan tidak kapok berucap"Weh si dede bisa jadi Queen kita di markas tak melanjutkan perkataannya ketika mendapatkan tatapan tajam dari kedua pria di hadapannya.
...----------------...
"Astagfirullah, kak ada kakek" bisik Tio pada Abangnya menariknya buru buru kembali keluar.
Padahal tadi adiknya begitu bersemangat memasuki Mansion sebelum berteriak menciptakan kehebohan seperti biasanya. wajah adiknya itu terlihat menegang dengan mulut yang lansung membungkam.
"sudahku bilang jika pulang sekolah langsung pulang kau ini"kesal Devano menyadari ketakutan sang adik.
Setelah di jemput oleh supir keluarga adiknya, malah meriques pada sang supir untuk pergi mengujungi Mansion pamannya Agasta.
Tio yang di salahkan walupun memang benar kesalahannya tetap tak terima jika keaadan seperti ini tolong jangan menyudutkannya terlebih dulu.
"aku tak ingin di hukum loh kakak" rengeknya." lebih baik kita bersembunyi terlebih dulu diatas pohon" ajaknya pada sang kakak.
bukan monyet sepertimu hobi sekali memanjat pohon"
Tio mendelik "enak saja aku tampan begini di samakan.
dengan monyet, lagian kakak juga senengkan bermain dengan boneka cantik? Gak usah ngelak. Apa lagi aku jarang melihatmu tertawa malahan kakak terlihat menikmatinya" Devano tidak mengelak memang menyenangkan la akui, boneka cantik itu menghiburnya dengan ucapan polosnya yang menggelitik.
Suara barinton yang menyaut dari arah belakang menyadarkan Devano dari lamunannya" Boneka cantik apa yang kau maksud bocah nakal?"
...----------------...
.......
izin mampir ya Thor 🙏