Terjerat Cinta CEO Kejam

Ku bersihkan semua debu yang ada di ruangan lantai 30, seperti biasa karyawan sudah berdatangan satu persatu begitu juga dengan tuan damian, aku menyiapkan secangkir kopi dan mengantarkan nya ke ruangan tuan damian.

Tok tok tok

"masuk"

"ini kopi untuk anda tuan"

"taruh saja di meja" ucap tuan damian

aku pun menaruh kopi itu di mejanya

"ada lagi?" tanya tuan damian karena aku masih berdiri

"saya sudah membawa koper anda yang ketinggalan kemarin tuan, dan saya mau ucapkan terima kasih" ujar ku

"hmmm itu saja"

"ii iyah tuan " ucap ku, entah perasaan ku saja atau tidak, sikap tuan damian sedikit berubah

"pergilah"

"eh iyah tuan, maap mengganggu anda" ucapku lalu pergi

"chika" panggil tuan damian saat aku akan membuka pintu

"iyah tuan" jawabku sambil tersenyum

"jangan buatkan aku kopi bila aku tak memintanya"

"baik tuan, maap kan saya, saya akan menggantinya"

"tak perlu, pergilah"

aku pun keluar dari ruangan tuan damian dengan hati yang tak karuan, rasanya sakit di dalam sini tapi aku tak perasaan apa yang aku rasakan saat ini.

'gua ini kenapa,apa jangan jangan gua mulai suka sama tuan damian, tapi apa ini yang si sebut cinta bertepuk sebelah tangan yah, ya ampun chika gini aja lo nangis" ucapku pada diriku sendiri.

aku berdiam diri di kamar mandi saat setelah keluar dari raungan tuan damian, entah kenapa aku malah merasakan sakit hati saat tuan damian sikapnya berubah seperti awal

'lo gak boleh cengeng chika, lo baru aja di perhatiin beberapa hari malam baper'

dirasa cukup aku menangis, aku kembali memberekan semua kerja an ku. aku juga harus Ketemu dengan pihak HRD untuk bertanya masalah pinjaman karyawan.

****************

Setelah di rasa pekerjaan ku rapih aku memilih pergi ke lantai bawah ke ruangan hrd sebelumnya aku sudah ijin pada ka anisa sekertaris disana

Aku berdiri di depan meja HRD ibu dewi sekarang.

"ada apa chika, duduk lah" ujar bu dewi mempersilahkan aku untuk duduk

"kamu beda sekali tanpa kaca mata" ujar bu dewi membuat ku sedikit malu

"iyah bu kaca mataku rusak jadi aku tak memakai nya" ucap ku

Bu dewi adalah sosok hrd menurutku paling ramah. Ia tak memandang siapa pun di tempah kerja

"bu boleh saya bertanya sesuatu?" tanyaku

"katakan lah"

"apa saya bisa kasbon?" ucapku

"oh berapa?" tanya bu dewi seolah membuatku sedikit tenang

"100 juta bu" jawabku

"hah, itu terlalu besar chika, kasbon itu biasa nya paling besar tuh 1 juta dan itu juga akan di potong bulan depan. Dan nominal itu terlalu banyak, dan uang buat apa kamu sebanyak itu chika"

"hmmm " aku pun menjelaskan semuanya kepada bu dewi tetang kesulitan yang aku hadapi kini

"itu yang terjadi bu" ucapku lalu berdiri dan bersujud di hadapan bu dewi

"tolong saya bu, saya juga tidak tau harus berharap pada siapa lagi kalau bukan pada perusahaan ini"

bu dewi cukup kaget dengan apa yang aku lakukan

"bangun lah chika, kamu tak harus seperti ini" ujar bu dewi

"tapi bu saya benar benar butuh, saya mohon"

aku sudah melepaskan rasa malu ku di hadapan bu dewi jujur saja , aku sudah buntu sekarang karena hutang itu.

"sebenarnya memang bisa aku usahan meminjam kan padamu tapi paling besar perusahaan adalah 10 juta" ujar bu dewi

"tapi bu uang segitu tak cukup"

"hmmmm bagaimana kamu bicara dulu dengan pak Rio mungkin pak rio mau membantu" ide bu dewi

"apa bu dewi yakin ?" tanyaku

"kamu coba saja dulu, pak rio orang yang cukup derwan di kantor ini" jawab bu dewi

"baiklah bu"

Aku pun keluar dari ruangan bu dewi, yang sebenarnya tak memberikan ku solusi apa pun berhadapan dengan pak rio menurutku sama saja berhadapan dengan tuan damian.

...****************...

"Dor"

"iii ka sasa, ngagetin aja"

"kamu ini malah ngelamun di pojokan bukan nya ke kantin makan"

"ka sasa " ucapku lalu menangis di pelukan ka sasa

"kenapa?" tanya ka sasa dengan pelan padaku

aku pun menjelaskan apa yang terjadi di ruangan bu dewi

"kamu coba dulu ke pak rio, mungkin pak rio bisa bantu kamu"ujar ka sasa

"tapi ka sasa aku malu, pak rio kan udah bantu aku pas di rumah sakit, aku juga takut di pecat karena ini" ujarku

"kamu coba dulu, kalau kamu gagal aku yang akan mencoba pinjem sama pak rio? Ujar ka sasa

"jangan, ini hutang ku ka sasa jangan ikut ikutan" ucap ku karena ka sasa mau berhutang karena ku.

"tapi chika kamu mau mereka menangkap mu dan membuat kamu hidup di dunia yang seperti itu"

"aku bakalan coba bicara dengan pak rio, dan ka sasa jangan ikut ikutan kalau memang aku di takdirkan hidup di lingkungan seperti itu, mau bagaimana lagi' ujarku

"chika kamu harus optimis, aku yakin pak rio mau bantu kamu" ujar ka sasa menyemangatiku

"kaka benar, aku harus optimis"

"ayo kita ke kantin itu lalu, kamu harus makan biar semangat"

"oke ka"

Aku pun pergi ke kantin bersama ka sasa, di kantor ini kita semua di beri fasilitas makan siang, menu makan akan berganti tiap hari meskipun kami para petugas kebesihan tapi disini tak membeda bedakan kami di berikan makanan yang sama menunya

kami mengambil makanan dengan beberapa menu yang tersedia

"hy, chika aku baru melihatmu lagi" sapa ka deni padaku ia salah satu petugas bagian kantin

"hy ka deni, kemarin aku sempat sakit, jadi baru kesini"

"benarkah, aku bertanya pada teman teman mu tak ada yang menjawab seandainya aku tau kamu sakit pasti aku menengokmu" ujar ka deni

Beruntung suasana kantin masih sepi jadi kami berdua bisa mengobrol

"tak apa ka, aku sudah sehat sekarang" ucapku

"syukur lah, ngomong ngomong kamu cantik tanpa kaca mata" ujar ka deni membuat aku sedikir tersipu malu

"terima kasih ka"

"deni" panggil salah satu teman ka deni karena kantin mendadak ramai

"aku pergi dulu, silahkan nikmati makananya" ujar ka deni lalu pergi meninggalkan meja kami, karena ka deni mengikutiku setelah aku mengambil makanan tadi

"baik ka" ka deni pun pergi meninggalkan kami berdua

"ciee" ujar ka sasa

"apa si ka?"

"yang habis di puji, apa aku bilang kamu itu cantik tanpa kaca mata bulatmu itu" ujar ka sasa

"tapi aku gak pede ka"

"kamu ini, bahkan beberapa pria di petugas kebersihan tadi pagi cukup terkejut dengan penampilan kamu tau,"

"benarkah,"

"tentu saja, mereka bilang kamu ternyata cantik tanpa kaca mata, tapi karena ada sinta mereka tak memujimu kamu tau sendiri sinta tuh paling gak suka liat orang yang lebih cantik dari dia"

"ka benar, tapi aku rasa aku tak secantik ka sinta,"

"mungkin itu yang kamu pikirkan tapi setiap orang punya pandangan masing masing" ucap ka sasa

"ka sasa benar"

kami berdua pun makan sambil asik berbincang sana sini.

Bersambung. . .