ini adalah cerita perjalan al yang ingin balas dendam atas kematian ayahnya kepada geng tiger, namun dia harus melakukan hal-hal yang sulit untuk bisa mencapai nya.
karena geng tersebut sangat kuat bahkan yang terkuat di kota.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Forzy Zy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
berita buruk
The dog semakin berkembang dengan bisnis barunya, bahkan mengalahkan beberapa group besar sperti T bone, white 71 dan lain lain.
The dog berani bersaing dengan group besar lainya walaupun masih baru, namun the dog tetap menempati urutan pertama soal kekuatan, apa lagi semua tahu jika the dog dulunya tiger.
"Kak aku gak masuk dulu hari ini, badan ku nggak enak," tari izin dengan kakak nya.
"Kenapa kamu tadi muntah-muntah, masuk angin kah," Bagas.
"Kayak nya iya," balas nya yang masih berbaring di kasur.
"Ya udah kalo gitu, kamu makan baru minum obat biar agak enakan, Kakak mau berangkat dulu," Bagas langsung keluar dari kamar tari.
Tari tidak masuk kuliah hari ini, karena merasa tidak enak badan, dia juga terlihat sedikit pucat.
Tari juga terlihat bingung sperti ada sesuatu yang mengganggu pikiran nya, dia hanya berbaring di kasur seharian.
"Apa yang harus aku lakuin, Kaka pasti bakal marah kalo sampe tau, tapi aku harus berani bilang sama kak bagas," dalam hatinya yang bimbang.
Sore hari nya bagas kembali ke rumah tersebut, dia melihat adik nya yang masih rebahan di kamar terlihat sedang memikirkan sesuatu.
"Kamu belum sembuh tari," Bagas menghampiri adik nya lagi.
"Udah mendingan kok," jawab tari tanpa memalingkan wajah nya.
"Kamu kenapa sih, kayaknya galau banget, habis putus ya," Bagas sembari tersenyum.
"Ngak kok kak," ujarnya.
"Jangan bohong," Bagas sedikit mendesak.
"Bener kak, kalo q bicara jujur kakak marah gak," tari berniat cerita kepada bagas.
"Gak lah masak marah," ucapnya sambil mengelus kepala tari.
"Janji ya kakak gak marah," tari memastikan.
"Enggak tenang aja, kakak janji kok," Bagas masih tersenyum.
"Sebenernya tari hamil kak," tari memberi tahu yang sesungguhnya terjadi.
"Apa! Kamu serius dengan ucapan kamu," Bagas terkejut mendengar ucapan tari.
"Iya, tari sebenernya muntah-muntah bukan masuk angin," jujurnya.
"Jangan main-main tari," Bagas terlihat serius.
"Kamu gila ya, kamu masih kuliah tari, masak begini sih," Bagas mulai kesal kepada tari.
"Kakak kan udah janji gak bakal marah," tari terlihat takut dan matanya sedikit berkaca.
"Kamu sadar dengan ucapan kamu tadi, ini gak main-main loh, kamu itu hamil," Bagas kembali menegaskan.
"Tari juga bingung kak, mau gimana, tari juga takut mau bilang seperti ini," tari sembari menangis.
"Kakak bilang gak bakal marah, jadi tari memberanikan diri untuk jujur, tari juga gak tau harus gimana lagi, semua udah terjadi." Tambahnya yang semakin sedih.
Tapi ini bukan main-main tari, bagaimana kalo al sampe tau masalah ini, pasti dia bakal ngamuk." Ujar Bagas sedikit emosi.
"Tari minta tolong kak, gimana caranya biar masalah ini bisa di atasi," tari bertambah sedih.
"Pacar kamu udah tau belum soal ini," Bagas melirihkan suaranya.
"Udah, dia bilang dia bakal tanggung jawab dan gak bakalan lari," jelasnya.
"Ya udah maafin kakak ya, nanti kita cari jalan keluarnya," Bagas memeluk tari sambil menahan emosinya.
"Tari takut kak al pasti marah sama tari, dia pasti bakal kecewa sama tari," ringik nya sambil menangis.
"Yang penting kamu jujur aja, kalo masalah kecewa pasti semua kakak kecewa kalo tau adiknya seperti ini, tapi kamu harus bisa hadapi," Bagas menasehati adiknya tersebut.
"Makasih ya kak Bagas udah ngertiin tari," tari merasa sedikit senang.
"Iya, biar nanti kakak yang bilang ke al masalah ini, kamu jangan khawatir," Bagas merasa kasihan kepada tari yang terus menangis dan bingung.
"Dah sekarang kamu tidur, jangan pikirin masalah ini, besok kita urus kalo al udah dateng," ujar bagas yang melepas pelukannya.
Walaupun bagas sempat emosi, tapi dia mencoba untuk membantu adik nya tersebut,
Karena hanya dia yang bisa membantu adiknya.
"Anjing! Gua harap lu bisa terdiam ini al, tapi gua harus bisa nahan al biar gak sampe kenapa-napa," dalam hatinya yang masih bingung.
Sementara itu di kota.
"Perkembangan the dog sepertinya berjalan seperti yang kita inginkan," Al merasa senang.
"Iya, tapi kita harus terus belajar untuk mengembangkan bisnis-bisnis kita, supaya tidak kalah dengan yang lain," Tati.
"Gua dengar juga ada perusahaan yang mau di jual karena bangkrut," kata al yang memastikan berita tersebut.
"Iya al, mereka udah gak sanggup untuk melanjutkan," ujar tati.
"Kita bisa beli perusahaan mereka dan melanjutkan nya," Al langsung tertarik.
"Oke kalo emang itu yang lu mau, gua bakal temui mereka besok untuk negosiasi." Tati.
TLILILIT. TLILILIT.
"Bentar gua angkat telpon dulu," Al menjauh dari Tati dan saliko.
"Halo, kenapa lu nelpon gua," Al langsung bertanya.
"Ada masalah sama tari, gua harap besok lu ke sini," Bagas memberi kabar.
"Masalah apa sih, gua sibuk soalnya," Al mencoba menolak.
"Tari hamil," Bagas to the point.
"Anjing! lu yang bener bangsat," Al langsung tersulut emosi.
"Percaya gak percaya, tapi itu kenyataan nya," ujar bagas.
"Tunggu gua besok di sana," Al langsung mematikan hp nya.
"Ada apa al, lu keliatan kesel banget," saliko bertanya.
"Ada sedikit masalah sama adek gua," jawab al.
"Maksudnya," Tati kepo.
"Udah ayok cabut," Al tidak memberi tahu yang sebenarnya.
Al langsung mengajak mereka pulang, dia terlihat sedikit kesal setelah menelpon, Tati dan saliko pun terlihat bingung, apa yang sebenarnya terjadi kepada al.
"Kayaknya ada masalah lagi," Tati mencoba memberi tahu saliko.
"Kayaknya sih gitu, tiba-tiba dia langsung ngajak balik," saliko juga sedikit curiga dengan al.
"Tapi kayaknya masalah keluarga, jadi kita gak bisa terlalu ikut campur," Tati.
"Iya sih, kita tunggu aja apa yang sebenernya terjadi," balas saliko.
"Ya udah sana lu anterin dia, gua juga mau balik," ujar tati.
Saliko pergi bersama al untuk mengantar nya, sedangkan tati pulang bersama supirnya sendiri.
Tati sekarang sibuk dengan pekerjaan nya sendiri, sejak di pasrahkan untuk memegang investasi oleh al.
Gedung yang di bangun dekat dermaga oleh jhon juga sudah jadi, bisnis barang import juga sudah mulai berjalan.
Kini pendapatan the dog mulai bangkit, setelah tidak lagi mengedarkan barang haram.
Al mulai sukses untuk mengembangkan the dog, anggotanya juga bertambah dengan seiringnya waktu.
Al juga sering menemui zidan untuk membicarakan bisnisnya, dia juga bisa bertanya dengan zidan jika ada kesulitan, karena zidan merupakan seniornya.
Al juga tidak pernah memperbolehkan Zidan keluar, walaupun dia sudah pensiun tapi al masih menganggap nya keluarga dari the dog.
Karena dia juga berjasa bagi the dog sekaligus bawahan setia ayah nya dulu saat di tiger, jadi al sering meminta ilmu dari nya untuk mengembangkan the dog.