Ayo'K Cerai!

Ayo'K Cerai!

Bab Satu

Dengan memakai kaca mata dan masker Alana akhirnya memutuskan untuk ke apotek membeli tespek. Sudah lebih dari sepuluh hari dia telat datang bulan. Dia ingin memastikan apakah dirinya sedang hamil atau ada penyakit lainnya yang menyebabkan datang bulannya telat.

Setelah membeli tespek, Alana melajukan sepeda motornya menuju kost yang dia tempati selama dua tahun belakangan ini. Sampai di tempat kost, dia langsung menuju kamar mandi.

Alana menampung air seninya dan memasukan ke suatu wadah. Dia lalu memasukan tespek ke dalam tempat yang berisi air seni tersebut. Beberapa saat kemudian dia mengangkatnya.

Alana memejamkan mata. Dia belum sanggup melihat, takut tak sesuai kenyataan. Tentu saja namanya pasti akan sangat buruk.

Perlahan matanya di buka dan melihat ke tespek. Melihat dua tanda garis merah membuat tubuhnya menjadi lemah. Beruntung dia sempat bersandar ke dinding sehingga tak luruh ke lantai.

Alana belum siap untuk berbadan dua, karena sang kekasih Daffa yang belum siap berumah tangga. Setiap dia mengajak menikah saat mereka melakukan hubungan, pria itu selalu mengatakan tunggu dia siap. Wanita itu lalu keluar dari kamar mandi. Duduk di tepi ranjangnya.

Alana meraih ponsel dan mencoba menghubungi Daffa. Pria itu harus tahu, jika darah dagingnya sedang tumbuh dalam rahim ini.

Beberapa kali menghubungi tapi hasilnya tetap sama. Daffa tak mengangkatnya. Alana memutuskan untuk ke apartemen kekasihnya saja. Tempat mereka sering memadu kasih hingga buah cinta itu tumbuh di rahimnya saat ini.

Alana berharap dengan adanya anak dalam kandungan ini, akan membuat sang kekasih senang dan segera menikahinya. Dia lalu mengganti pakaiannya. Setelah itu memesan taksi online.

Setengah jam perjalanan, sampailah Alana di apartemen kekasihnya Daffa. Dia langsung menuju lantai lima. Dia memiliki akses ke tempat itu dari sang kekasih sehingga tak perlu menunggu pria bersamanya.

Di depan unit apartemen Daffa, dia lalu menekan kode masuknya. Pintu terbuka. Alana berjalan masuk dengan santai karena telah terbiasa, seperti di kost pribadinya.

Alana sedikit heran melihat ruang keluarga apartemen yang terlihat berantakan dengan sampah yang berserakan di mana-mana. Seperti baru habis makan-makan. Dia mengerutkan dahinya berpikir siapa yang di bawa Daffa ke apartemen ini.

"Berarti Daffa ada, kenapa dia tak mengangkat teleponku?" tanya Alana dalam hatinya. Bungkusan makanan itu terlihat baru di makan, itu berarti Daffa berada di sini.

Alana berjalan menuju kamar, tempat mereka biasa memadu kasih. Saat dia akan membuka pintu, terdengar suara yang sangat menggangu pendengarannya. Seperti dua orang yang sedang bercinta. Jantung Alana berdetak lebih kencang mendengarnya.

Menarik napas dalam untuk meredakan degup jantungnya, setelah itu dia berusaha kuat walau tangannya gemetar membayangkan apa yang terjadi di kamar itu. Beruntung kamar tak di kunci, dia menarik gagang handel pintu dengan pelan agar tak mengganggu aktivitas orang yang berada di dalam.

Kedua orang yang sedang asyik memadu kasih itu masih belum menyadari kehadiran seseorang di antara mereka. Alana lalu menyalakan lampu kamar. Saat itulah sepasang manusia berlainan jenis itu terkejut. Mereka lalu menghentikan kegiatannya.

"Siapa kau, mengganggu saja!" ucap wanita yang sedang bercinta dengan kekasihnya, Daffa.

Daffa lalu melepaskan penyatuannya dengan wanita itu. Dia menatap Alana dengan mata melotot, sepertinya marah karena aktifitasnya terganggu karena kehadiran wanita itu.

Wanita itu menarik selimut dan menutup tubuhnya yang telanjang. Sedangkan Daffa memungut pakaian dalam dan celana pendeknya. Dia dengan santai memakainya di depan Alana.

"Mau apa kau ke sini?" tanya Daffa tanpa ada rasa bersalah.

"Apa ini yang sering kamu lakukan di belakangku?" tanya Alana dengan suara serak karena menahan tangis.

"Ya, kenapa?" Daffa balik bertanya dengan senyuman mematikan.

"Jadi ini alasan kamu tidak mau menikahi ku, kamu hanya ingin bersenang-senang dengan banyak wanita," ucap Alana. Suaranya makin terdengar serak karena menahan tangis.

"Benar. Aku masih ingin hidup bebas. Menikah hanya akan membuat aku terikat dan tak bisa bebas melakukan apa pun seperti saat ini!" balas Daffa tanpa ada rasa bersalah.

Wanita yang bersama Daffa itu hanya diam memandangi keduanya yang berdebat. Tidak ada raut wajah bersalah.

"Jika kamu ingin bebas, kenapa kamu menodaiku, kamu bisa menyewa wanita malam atau berhubungan dengan wanita murahan seperti itu. Kamu telah merenggut kesucianku, sekarang dengan entengnya kamu berkata semua yang dilakukan hanya untuk bersenang-senang!" ucap Alana dengan suara mulai meninggi.

"Jika aku murahan, sebutan apa yang pantas untukmu? Kau juga dengan sukarela menyerahkan dirimu untuk ditiduri Daffa. Jadi jangan merasa sok suci!" balas wanita yang telah melakukan hubungan badan dengan Daffa tadi.

"Kalian pantas bersama. Sama-sama murahan! Aku baru sadar, jika aku telah mencintai pria yang salah. Aku selama ini melakukan dengan rasa cinta berharap janjimu akan menikahi ku itu terwujud. Apa kau tak merasa bersalah sedikitpun karena telah membohongi aku?" tanya Alana lagi.

"Kenapa aku harus merasa bersalah, kita melakukan dengan dasar suka sama suka. Aku bukan memperkosamu," jawab Daffa dengan santainya.

"Bisanya menyebut orang murahan, padahal dirinya lebih murahan!" ucap wanita itu dengan suara lirih.

"Dasar bajingan. Aku tak akan melakukannya jika kamu tak merayuku dengan janji busukmu itu. Apa kau tau akibat dari perbuatan kita itu? Di sini, di rahim ini telah tumbuh darah dagingmu!" ucap Alana dengan memegang perutnya.

Daffa tampak tersenyum miring, seolah semua tak mempengaruhi dirinya.

"Salah sendiri kamu tak menggunakan pengaman. Gugurkan saja, aku sudah katakan dari awal jika aku belum siap berumah tangga apa lagi memiliki anak!" kata Daffa.

Alana tersenyum miris mendengar jawaban Daffa. Dia merasa bodoh karena selama ini begitu percaya dengan kata manis pria itu. Tangannya terangkat, dan langsung menampar wajah Daffa dengan keras.

"Dasar pecundang! Ringan sekali bibirmu berucap. Apa kau pikir mudah menggugurkan kandungan ini. Aku memang bodoh karena percaya ucapan manismu. Semoga kau tak menyesali apa yang telah kau lakukan denganku! Aku baru sadar siapa kamu sebenarnya. Sampai kapan pun aku tak akan mau menikah denganmu!" ucap Alana.

"Aku juga belum siap menikah!" balas Daffa tanpa rasa bersalah. Dia memegang pipinya yang terasa panas. Beruntung dia tak bermaksud membalas tamparan dari Alana.

"Suatu saat aku berharap kau akan menyesali semua ini. Dan saat kau datang lagi untuk meminta maaf, aku telah pergi dan melupakanmu."

Alana lalu berjalan meninggalkan kamar itu dengan langkah cepat. Tak mau melihat wajah Daffa lagi.

***

Selamat Pagi semuanya. Mama hadir lagi dengan novel terbaru. Mama sangat berharap kali ini, semua membacanya hingga akhir.

Mohon pengertian dan dukungannya. Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Alivaaaa

Alivaaaa

Aku hadir Mam 🥰

2024-11-15

0

Nurul Pky

Nurul Pky

seru nih semangat

2024-10-28

0

Nurul Pky

Nurul Pky

seru nih

2024-10-28

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!