NovelToon NovelToon
Dia Milikku!

Dia Milikku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Pelakor / Mata-mata/Agen
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Anis

Karena pekerjaannya, Alin terpaksa menghilang, meninggalkan sebentar pria yang dicintai.

Anjar, cukup stres memikirkan kemana perginya sang pujaan hati, ditambah seorang wanita terus mengejarnya akibat rencana perjodohan keluarga.

Apakah keduanya bisa bersatu kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengkhianatan

Alin melangkah cepat saat memasuki area terlarang ini, Markas IV Black Stars. Suasana terasa tegang dan udara terasa dingin karena ketua tim penyerangan baru saja melakukan rapat darurat dengan ketua tim lain serta keberadaan Alin disini tentu berhubungan dengan hal tersebut.

Kedatangan Alin di sambut hormat oleh anggota lain, mereka cukup kagum dengan wanita ini, tidak pernah gagal dalam menjalankan misi. Alin menjalani misi dengan tertutup, bergerak sendiri tanpa ada yang mendampingi. Hanya dalam keadaan mendesak saja dia akan memanggil anggotanya untuk bergabung.

"Alin seperti yang katakan, anggota kelompok ada yang berkhianat. Kami sudah mengamankannya sejak tadi, namun dia masih bungkam. Mungkin dia akan berbicara jika kau yang bergerak." Ramses, dia tangan kanan Alin. Memberikan laporan dengan kode tertentu.

Alin melihatnya dengan teliti, tangannya terkepal kuat. "Aku sudah menduga, kejadian beberapa tahun silam akhirnya terulang kembali. Kali ini jangan biarkan dia lolos. Aku tidak mau ada korban jiwa seperti dulu. Ayo antar aku pergi menemuinya."

Bibir Alin berdecih kesal melihat wajah pengkhianat di kelompok mereka. Eji, salah satu anggota kelompok yang paling Alin percayai memegang bagian tim keamanan. Sudah banyak misi Alin lakukan dengan pria ini sampai tidak menyangka kepercayaannya di hancurkan seperti ini. Wanita itu merasa pernah mengalami hal yang sama untuk kedua kalinya.

"Eji mengirimkan posisi mu pada musuh sehingga aku langsung meminta mu datang kesini. Jika tidak kau akan dalam bahaya." ucap Ramses menjelaskan.

Eji duduk di kursi besi, tangannya terikat sambil menundukkan kepala. Ada darah membasahi keningnya, sepertinya mereka sempat berkelahi sebelum berhasil meringkus Eji.

Alin mengangkat satu kakinya naik ke kursi, menatap wajah pria itu dengan tajam. Perasaan kecewa terus memenuhi hati Alin. "Eji, apa yang kau lakukan? Tidak mau menjelaskan sesuatu padaku?" tanya Alin penuh penekanan.

Eji mengangkat kepalanya, menatap sahabat baiknya dengan penuh penyesalan. "Alin, maaf aku terpaksa. Mereka.... menculik Kara." jawab Eji terlihat oenuh penyesalan dan kecemasan.

Alin mengerutkan keningnya. "Kara?" Tentu saja Alin tahu siapa Kara. Gadis yang dicinta Eji dan dijaga dengan baik. Kara adalah tunangan Eji, Gadis kecil itu baru lulus SMA dan sedang mengandung. Mereka berencana menikah dalam waktu dekat.

"Anak kami sudah tidak ada, mereka memaksa Kara menelan pil penggugur kandungan.Kondisi Kara sekarat, dia kehabisan banyak darah. Jika aku tidak menuruti mereka, maka Kara juga akan mereka bunuh."

Alin masih tidak berpaling dari Eji. Hatinya sakit mendengar pengakuan pria itu, tapi semua juga sakit. Kelompoknya merasa di khianati oleh rekan sendiri sedangkan Kara harus kehilangan calon bayi mereka, juga kekasihnya yang entah sekarang bagaimana keadaannya. "Kau harusnya bicara padaku, akan aku upayakan menyelamatkan Kara." ujar Alin terlihat sangat kesal. Bisa-bisanya Eji tidak berpikir cepat, otaknya seperti tidak bisa berfungsi dengan baik.

"Aku tahu... aku tahu aku salah."ujar Eji dengan putus asa. "Mereka mengawasi aku, memantau semua pergerakan ku, dan saat aku terlepas dari pantauan mereka, komunikasiku dengan Kara juga terputus. Mereka menyita gelang yang aku berikan pada Kara." kata Eji dengan rasa putus asa.

Ramses yang dari tadi hanya mendengarkan kini maju mendekati Eji. "Apa yang kau berikan pada mereka selain lokasi Alin?"

"Jumlah markas kita serta rencana kita untuk mengajukan damai dengan kelompok bersenjata Pulau Hitam." jawab Eji dengan jujur.

Alin menghirup nafas dalam-dalam, dia tahu ini semua bukan salah Eji sepenuhnya. Pria itu juga terjebak, Eji memikirkan 2 nyawa orang yang amat dia cintai. Hidup pria itu sepi tanpa keluarga membuat pria itu banyak diam, hingga saat bertemu dengan Kara pria itu berubah menjadi lebih ceria. Merawat Kara dari usia 5 tahun sampai gadis itu lulus sekolah. Keduanya jatuh cinta meskipun jarak usia mereka terpaut jauh. Saat tahu Kara hamil, Eji adalah orang yang paling bahagia, dia ikut membagikan berita itu pada kelompok mereka. Alin dan Ramses juga termasuk orang yang ikut bahagia mendengar kabar tersebut. Sungguh ini semua sangat menyakitkan untuk mereka semua.

"Kita akan mencari Kara, menyelamatkan gadis itu." kata Alin dengan nada tenang tapi tegas. "Tapi Eji, kau tahu bukan jika aturan kelompok kita tentang pengkhianatan seperti apa? Selepas menyelamatkan Kara, kau harus tetap menerima hukuman." ujar Alin mengingatkan.

"Aku tahu, aku siap menanggung konsekuensinya." saut Eji sambil mengangguk. Bagi pria itu di bantu menyelamatkan Kara sudah sangat berharga, dia tidak masalah jika harus membayar mahal semua itu termasuk nyawanya terpenting gadisnya selamat.

Rasa bersalah pada diri pria itu amat besar. Andai saja dia memberikan pengawasan khusus pada sang kekasih pasti Kara tidak akan diculik, dia tidak akan disiksa dan dipaksa menggugurkan kandungan.

Alin mengisyaratkan pada Ramses untuk segera menyusun tim penyelamatan, mengingat waktu mereka terbatas. Meskipun pengkhianatan adalah luka bagi anggota Black Star tapi mereka tidak akan membiarkan seorang gadis menjadi korban dalam permainan kotor musuh mereka. Ada harga yang harus dibayar tuntas oleh musuh.

"Kau harus semangat dan yakin jika Kara adalah gadis yang kuat. Aku pun yakin Kara masih bisa bertahan sampai kita tiba menyelamatkan nya." Alin menepuk bahu Eji, menguatkan pria itu supaya tidak terpuruk.

"Jika Kara tidak selamat, aku tidak tahu bagaimana hidupku kedepan. Selama ini aku kuat demi dia, kami berjanji untuk hidup bersama dalam suka maupun duka. Aku gagal menjaganya, Alin."

Alin melepaskan ikatan pada tubuh Eji, menarik pria itu agar sejajar dengannya. "Jangan lemah seperti ini, jika terjadi sesuatu pada Kara, kau sendiri yang harus memastikan mereka semua harus mendapatkan balasan yang setimpal."

1
Mulyana
lanjut
Ruang Rindu
lanjuttttt
Mulyana
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!