Cinta seorang ibu untuk sang buah hati bukan lah sesuatu yang bisa di ukur dengan apa pun, Seorang wanita membesarkan putri nya dengan perjuangan nya sendiri, ia rela melakukan apa pun agar sang putri tetap hidup dan bahagia bersama nya.
Meninggalkan cinta sekaligus ayah dari janin yang kandung, harus wanita ini lakukan, ketika cinta tidak di restui untuk mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti san, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30 - Di keluarga Wilson
Bryan membawa Kya ke rumah keluarga Wilson, Bu Mery yang melihat kedatangan Bryan bersama gadis kecil itu pun melirik sinis.
"Bryan, kamu datang dengan gadis kecil ini?." Tanya Steffi yang juga berada di sana.
"Untuk apa kamu bawa dia kesini, Belum tentu dia itu anak kamu Bryan, kamu itu terlalu gegabah." timpal Bu Mery.
Melihat ucapan kedua wanita yang begitu ketus dan sinis menatap nya membuat Kya menjadi takut dan bersembunyi di belakang Bryan.
Bryan berjongkok di depan Kya untuk menenangkan nya. "Jangan takut, Paman ada sesuatu untuk mu, kamu mau lihat?." Kya tersenyum dan mengangguk.
Pak Heru yang mendengar keributan pun lekas keluar dari kamar, bibir nya melebarkan senyuman saat ia melihat Kyana ada disini.
"Wah wah, lihat siapa yang datang." Ucap Pak Heru. Kya yang melihat pak Heru lekas berlari dan memeluk laki laki tua itu.
"Kakek."
"Steffi ayo temani Tante ke kamar, suasana disini tidak enak." Ajak Bu Mery. Steffi yang sedih bercampur kesal karena Bryan membawa Kya pun hanya bisa menurut saja mengikuti Bu Mery.
Bryan dan Pak Heru membawa Kya ke ruangan kerja Bryan dimana disana sudah banyak mainan yang menunggu Kya. "Wah mainan nya banyak sekali."
"Mainlah, Itu untuk kamu semua nya." Kata Bryan.
Kya pun lekas berlari dan bermain. "Kamu sangat kaku sekali pada dia ha ha ha, tapi papa salut sama kamu mau mencoba mendekatkan diri pada putri mu."Kata Pak Heru.
"Hasil nya belum keluar pa, belum tentu dia adalah anak ku." jawab Bryan.
"Kamu masih mencintai Jane kan?, lalu kalau dia bukan putri mu, apa kamu tidak akan menerima nya juga?." Tanya Pak Heru.
"Entah lah Pa, aku tidak tahu seperti apa hati ku saat ini dan nanti kalau sudah tahu hasil nya."Balas Bryan.
Kedua laki laki itu duduk mengobrol sembari melihat Kya bermain.
"Kya, Apa kamu sudah sekolah?." Tanya Pak Heru.
"Belum kakek."
"Tapi Kya punya banyak teman di rumah."
"Wah, benarkah?, apa menyenangkan?."
"Iya, sangat menyenangkan."
"Tapi.."
"Tapi kenapa?." Tanya Pak Heru saling melihat dengan Bryan saat muka Kya berubah cemberut.
"Mama selalu melarang Kya main sama teman teman Kya."
"Kenapa?."
"Karena Mereka selalu mengejek Kya tidak punya Papa, Kya anak haram, Kya selalu menangis, jadi Mama bilang gak boleh keluar bermain, padahal kan Kya masih punya banyak teman yang lain." Kya tampak menunduk saat menceritakan hal itu.
Pelayan masuk membawakan susu untuk Kya. "Sayang, minum lah susu nya, ini enak."Kata Pak Heru. Kya pun kembali tersenyum dan bersemangat kembali.
"Papa tidak bisa membayangkan sebanyak apa kisah pahit yang di alami Jane dan putri nya."Kata Pak Heru menghela nafas berat. Bryan pun menatap Gadis kecil itu beberapa saat, ia pun merasa sedih mendengar perkataan Kya.
Tiba tiba ponsel pak Heru berdering.
"Jane menelepon." Pak Heru memberitahu Bryan. Ia lalu menyala speaker.
"Iya Jane."
"Pak, Maaf menganggu, apa Kya ada Bersama anda?."
"Iya, dia ada disini. sedang bermain."
"Oh, saya cuma ingin minta tolong, jangan kasi dia bermain terlalu lelah."
"Iya, apa ada masalah?."
"Tidak ada Pak, hanya Kya punya riwayat sakit jantung, dia tidak boleh kelelahan."
Mendengar kata sakit jantung, Pak Heru menatap putra nya, karena ia baru tahu akan hal ini, Bryan mengangguk tanda ia sudah tahu soal itu.
"Baiklah Jane, Kamu tenang saja." Balas Pak Heru.
Setelah sambungan telefon terputus. Bryan pun memberitahu ayah nya tentang sakit jantung Kya yang sama dengan nya.
Pak Heru pun tersenyum dan semakin yakin kalau Kya adalah cucu nya.
•••
"Tante, Aku khawatir sekali, bagaimana kalau gadis kecil itu memang anak Bryan." kata Steffi cemas.
"Kamu tenang saja Sayang, Tante tidak akan membiarkan Semua itu terjadi.
aku kasih tau ya brian, mamamu yang menyebabkan kamu dan jane berpisah. mamamu dulu sebenarnya sudah tau kalau jane mengandung anak kamu. bahkan mamamu yang mengusir kedua orang tuanya jane dari rumahmu supaya menjauh dari kamu, brian.