NovelToon NovelToon
Pembalasan Alena

Pembalasan Alena

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Identitas Tersembunyi
Popularitas:130.9k
Nilai: 4.7
Nama Author: Nurul Senggrong

Alena merupakan putri dari pasangan Abimanyu dan Zahra. Abimanyu merupakan pengusaha yang sangat sukses. Kekayaannya tidak main-main. Mungkin sampai tujuh turunan kekayaan itu tidak akan habis.

Alena merupakan anak tunggal. Dia selalu dimanja dan dilimpahi kasih sayang yang berlimpah. Meski begitu tidak membuat Alena menjadi sombong.

Kehidupan Alena berubah seratus delapan puluh derajat semenjak tragedi yang menimpah keluarganya.

Kedua orang tua Alena terbunuh saat mereka sedang merayakan ulang tahun Alena yang ke tujuh belas tahun. Keduanya di tembak di depan matanya.

Alena sendiri berhasil selamat dari kejaran pembunuh, karena loncat kedalam jurang. Beruntung nyawanya masih bisa terselamatkan.

Bagaiamana Alena melanjutkan hidupnya?

Akankah ia berhasil membalas orang yang sudah membunuh kedua orang tuanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Interview

"Apa yang kamu inginkan? " tanya Daffa sambil menatap Alena dengan tajam.

Siapapun akan gemetar melihat tatapan itu. Namun tidak dengan Alena. Bukannya menjawab, Alena malah mengajukan pertanyaan lain.

"Bukankah bang Adit sudah memberitahukannya pada Anda? "

"Jawab pertanyaanku! " bentak Daffa tak sabaran. Dia bukanlah orang yang suka bertele-tele. Kesabarannya lebih tipis dari tisu.

"Tolong ajari aku berlatih senjata, " pinta Alena dengan tulus. Tatapannya nampak sendu. Namun terlihat tekad yang kuat di dalamnya.

"Apa yang akan aku dapatkan? "

"Ehm... "

Alena mendadak bingung. Alena Kemudian ia mengingat dengan uang yang ada di dalam ranselnya. ia mengeluarkan semua uang dan meletakkan di meja Daffa.

Ada sekitar dua juta tujuh ratus ribu rupiah . Semua uang itu hasil kerja kerasnya selama bekerja di kantin. Setelah ia gunakan untuk kehidupannya sehari-hari.

Sebenarnya masih ada uang di ATM nya. Akan tetapi uang itu diberi oleh Adit dan juga Cahya. Keduanya menganggap Alena sebagai saudara.

"Buat apa uang-uang ini? " tanya Daffa sambil melotot melihat uang di depannya.

"Saat ini hanya ini uang yang aku punya. Aku berjanji akan memberikan tambahan setelah aku bekerja, " jawab Alena dengan tegas.

"Apa menurutmu aku kekurangan uang? "

"Maaf. Bukankah tadi Anda bertanya apa yang akan Anda dapatkan jika mengajariku, " ucap Alena heran.

"Aku tidak kekurangan uang. Lagi pula memangnya kamu yakin ingin bekerja? "

"Tentu saja! "

"Aku tidak bisa membiarkan siapapun keluar masuk seenaknya ke tempat ini. Jadi jika kamu sudah yakin ingin berlatih disini, maka kamu harus mentaati peraturannya. "

"Lah, terus bagaimana dong? "

"Apa kamu melihat orang-orang yang berlatih di bawah tadi? "

"Tentu saja lihat. Memangnya aku buta! "

"Menurutmu apa pekerjaan mereka? "

"Memangnya aku petugas sensus. Mana tahu aku pekerjaan mereka."

"Susah ya kalau bicara sama orang bodoh! "

"Enak saja ngatain orang bodoh!"

"Terus apa namanya? "

"Tuan serius kagak sih mau nolongin? "

"Kalau imbalannya bagus, bisa aku pertimbangkan. "

Alena menatap Daffa dengan serius. Dia tidak menyangka jika orang didepannya sungguh menyebalkan. Meski ia akui jika wajahnya sangat tampan.

"Aku melakukan apapun yang Tuan inginkan! " ucap Alena dengan serius.

"Apapun? " tanya Daffa dengan pandangan meremehkan.

"Apapun , asal tidak melanggar moral dan hukum."

"Cih...Baiklah, aku akan menjadikanmu seorang pengawal. Kamu bisa ikut berlatih bersama pengawal yang lain, " putus Daffa datar.

"Pengawal? "

"Kenapa? "

"Anda yakin? "

"Mau tidak?! !! "

"Siap! "

"Bagus. Sekarang keluarlah! Bagas akan mengantarkan mu ke kamar, " titah Daffa dengan tegas.

Tak lama kemudian orang yang bernama bagas masuk kedalam setelah Daffa menekan sebuah tombol yang ada di pinggir mejanya.

Bagas merupakan asisten Daffa. Wajahnya tak kalah tampan dengan Daffa. Hanya saja lebih kaku darinya.

Bagas membawa Alena ke gedung lain, tempat para pengawal tinggal. Setiap pengawal mempunyai kamar sendiri-sendiri. Setiap kamar sudah dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap.

Alena di tempatkan di lantai enam. Dari lantai lima hingga lantai tujuh diisi oleh pengawal perempuan. Sedangkan lantai empat ke bawah ditempati oleh pengawal lelaki.

Meski dalam satu gedung yang sama , namun keamanannya sangat terjaga. Terdapat CCTV di berbagai tempat. Bukan hanya itu di setiap lantai ada penjaga khusus yang berjaga di dekat Lift dan tangga darurat. Jadi selain penghuni lantai tidak di perbolehkan untuk naik. Kecuali orang tertentu.

"Makan malam jam delapan malam. Jangan sampai ketinggalan! " ucap Bagas sebelum Alena masuk kedalam kamar.

"Siap! "

Bagas pun meninggalkan Alena sendiri. Sedangkan Alena masuk kedalam kamarnya.

"Wow!!" pekik Alena begitu masuk kedalam.

Dia merasa tinggal di kamarnya sendiri, meski ranjangnya lebih kecil dari miliknya. Tak terasa air matanya menetes. Dia teringat dengan kedua orangtuanya.

"Alena pastikan orang-orang itu mendapatkan pembalasan yang setimpal!"

Setelah perasaannya lebih baik, Alena mengambil pakaian dari dalam ranselnya. Kemudian membawa pakaian itu kedalam kamar mandi.

Selesai mandi ia lansung istirahat. Beruntung sebelum kesini tadi ia sudah menunaikan sholat dzuhur dan makan siang.

Begitu merebahkan tubuhnya diatas ranjang, Alena langsung terlelap. Entah karena lelah atau memang sudah sangat ngantuk.

Selesai mengantar Alena ke kamarnya, Bagas kembali ke ruang kerja Daffa. Daffa sudah menunggunya untuk kembali ke perusahaan. Daffa sengaja meluangkan waktu untuk melihat Alena secara langsung.

"Bagaimana? "

"Sudah masuk ke kamarnya, Tuan."

"Kamu selidiki apa yang sebenarnya terjadi pada keluarganya. Bagaimana mungkin ia masih hidup, saat jasadnya sudah ditemukan. Pastikan semuanya jelas! "

"Baik Tuan."

"Kita kembali ke perusahaan!"

Daffa mengambil jasnya yang tersampir di sandaran kursi. Tanpa memakainya ia langsung berjalan keluar dari ruangannya. Bagas senantiasa berjalan di belakangnya.

Daffa memang mempunyai perusahaan di Bandung. Sejak kecil ia sudah tinggal bersama kakek dan neneknya. Sehingga perusahaan itu diwariskan padanya.

Saat ini perusahaan itu sudah jauh lebih maju dari sebelumnya. Bahkan sudah bertaraf internasional.

Daffa biasa mengunjungi keluarganya di jakarta dua minggu sekali. Dia memanfaatkan minggu yang kosong untuk beristirahat di rumah.

Hingga saat ini Daffa masih tinggal bersama kakek dan neneknya. Meski usia mereka sudah tidak muda lagi, namun tubuh mereka terlihat segar. Hsl itu disebabkan dengan gaya hidup yang sehat.

Setibanya di perusahaan, Daffa langsung naik ke lantai sebelas tempat ruangannya berada . Lantai tertinggi di gedung tersebut.

Kedatangannya langsung disambut dengan ramah oleh sekretarisnya.

"Selamat siang Tuan, " sapa sang sekretaris yang bernama Ayu.

"Apa ada yang mencariku? "

"Ada telpon dari nyonya besar. Beliau meminta Tuan untuk ke Jakarta."

"Kenapa Mama menghubungi mu? " tanya Daffa heran. Bukankah mamanya bisa langsung menghubunginya.

"Nyonya besar bilang, nomer Anda tidak bisa dihubungi."

Daffa mengambil ponsel yang ada di sakunya. Ternyata ponselnya dalam keadaan mati. Sepertinya ia lupa mengisi data baterai.

"Ada yang lain? "

"Tidak ada Tuan. "

Daffa pun masuk kedalam ruangannya . Bagas pun masuk kedalam ruangannya sendiri yang terletak di samping ruangan Daffa. Sedangkan untuk Sekretaris ada di depan ruangan.

Daffa memiliki tiga sekretaris. Ketiganya masih muda. Namun yang sering berhubungan dengan Daffa hanya Ayu.

......................

Alena bangun pukul empat sore. Setelah sholat Asar ia menonton TV yang ada di kamarnya. Tiba-tiba ada panggilan masuk dari Cahya.

"Assalamu'alaikum... "

"... "

"Maaf, tadi langsung tidur. "

"... "

"Alhamdulillah, semuanya lancar. "

"... "

"Cakep sih cakep tapi menyebalkan. "

"... "

"Kakak mau kembali ke Bandung? "

"... "

"Oke! "

"... "

"Waalaikum salam ... "

Alena meletakkan ponselnya dengan mata berbinar. Akhirnya ia akan kembali bertemu dengan penolongnya.

1
ayudya
semangat.
Yuli Purwati
lanjut Thor....🥰🥰
Ira Sulastri
Di lanjut kak author 👍👍
Isabela Devi
moga masalah yg Lana hadapi cepat selesai
han han
semangat arka agar kamu bisa meluluhkan hati alena yg sudah terlanjur beku,semangat dan sabar tentunya hihihi nex thorrr
Isabela Devi
jadi sekertaris ko kaya bos
Isabela Devi
Alena semangat tumpas orang orang yang mengincar harta org tuamu dan mencelakai keluargamu
Monika Monika
Cerita yang memarik
www.ok
bgus
Ayu Septiani
wuaaah sekretaris Arkan makin ngelunjak aja. beraninya membentak Andin
Lilis Liswati
teruuuuusssdd
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Yuli Purwati
good job author.cerita yang sangat bagus menurut aku😁 aku suka cerita yang to the points dalam menyelesaikan setiap masalah.bagus banget pokoknya karya kamu.terus semangat berkarya ya,🥰
Nurul Senggrong: Terima kasih Kak. 🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Yuli Purwati
lanjut
Yuli Purwati
ceritanya bagus banget.to the point.ndak bertele tele apalagi menye menye setiap ada permasalahan yang harus di selesaikan.semua sesuai porsi pemain yang di ciptakan
Yuli Purwati
lanjut..
Yuli Purwati
lanjut
Yuli Purwati
duh jahat sekali mereka ini.lanjutkan rencana kalian,supaya kalian di depak dari kehidupan arka.
Yuli Purwati
lanjut..
Yuli Purwati
aku suka ceritanya🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!