CINTA ARUMI
Arumi Fathima, wanita cantik berdarah campuran Jawa Sunda dan Turki Indo, memiliki wajah blasteran membuat parasnya tampak kian cantik nan menawan hingga banyak orang yang terkagum- kagum dengan kecantikannya. Mempunyai wajah yang cantik tak lantas membuatnya angkuh dan sombong, sebaliknya Arumi menjadi sosok yang begitu sopan dan lemah lembut. Dengan hijab panjang yang selalu membungkus kepalanya membuatnya terlihat semakin anggun dan bersahaja.
Arumi bekerja sebagai dosen fakultas psikologis di universitas ternama di ibu kota, keberhasilannya menyelesaikan studi dalam waktu singkat membuatnya di nobatkan sebagai dosen terbaik dengan gelar master termuda di kampusnya. Sungguh sebuah prestasi yang membanggakan untuk seorang anak yang berasal dari keluarga sederhana. Namun keberhasilannya dalam karier berbanding terbalik dengan kisah asmaranya yang tidak semulus jalan tol. Beberapa kali dirinya dekat dengan lawan jenis tapi tidak ada satupun yang menetap di hatinya. Satu per satu sang arjuna datang menghampiri namun mereka hanya menyapa tanpa ada keinginan untuk singgah, meskipun ada yang singgah tapi itu hanya sesaat lalu ia kembali pergi dan menghilang tanpa kesan dan pesan.
Di usia yang hampir menginjak kepala tiga membuat Arumi terus menerus di desak oleh ibunya untuk menikah. Padahal ia sendiri belum memikirkan hal itu karena saat ini hidupnya terlalu fokus pada pekerjaan dan juga karier. Namun Arumi tidak mungkin mengabaikan permintaan ibunya, terlebih hanya sang ibulah yang ia miliki saat ini selain adiknya.
"Apalagi yang kamu tunggu? Mau sampai kapan kamu sendiri terus? Ibu sudah tua Rum, ibu ingin melihatmu menikah sebelum ajal menjemput ibu" Ucap bu Rosna pada putrinya.
"Nantilah bu, Rumi belum memikirkan hal itu. Ibu jangan bicara sembarangan. Rumi tidak akan membiarkan ibu pergi sebelum cita- cita ibu terwujud" Jawab Arumi.
"Dari sekian banyak rekan kerja laki- laki di kampusmu, apa tidak ada satu orangpun yang cocok untuk menjadi pendampingmu?".
"Rekan kerja Rumi memang banyak sih bu, tapi kebanyakan dari mereka sudah menikah dan sudah punya anak bahkan ada yang sudah menikah dua kali. Memangnya ibu mau aku di jadikan istri kedua atau istri ketiga?" Godanya.
"Lah, ya jangan sama suami orang toh, cari yang masih single. Masa di kampus yang sebesar itu tidak ada laki- laki single".
"Ada sih bu, tapi sebagian besar sudah punya pacar dan calon tunangan. Sementara yang lainnya berat bu, Rumi nggak sanggup".
"Ndak sanggup kenapa?".
"Amin kami berbeda bu, jadi tidak mungkin bisa bersatu" Ucapnya.
"Maksudmu?" Bu Rosna tidak mengerti maksud putrinya.
"Keyakinan kami berbeda ibu, kan nggak mungkinkan aku nikah sama laki- laki yang beda keyakinan dengan kita" Jelasnya.
"Owalah,,, berat banyak toh ndok" Sahut bu Rosna dengan logat jawa seraya mengusap dadanya.
Ternyata tidak mudah mencari calon suami untuk putrinya, meski sang putri memiliki wajah yang cantik dan karier yang cemerlang tak lantas membuatnya mudah mendapatkan pasangan yang cocok.
"Kalau begitu biar ibu yang carikan jodoh untukmu ya" Ucap bu Rosna kemudian.
"Nggak usah lah bu, ibu nggak perlu melakukan itu. Aku percaya langkah, rezeki dan maut itu sudah di atur sama Allah, jadi kita tidak perlu bersusah hati. Percayalah bu, semua akan indah pada waktunya".
Arumi bangkit untuk mencuci tangan setelah selesai memetik sayur kangkung kegemaran Ali, adiknya. Disela- sela kegiatannya, Arumi tiba- tiba melamun, ia memikirkan pria tampan yang kini tengah berada jauh di seberang lautan. Tidak ada yang tahu jika sebenarnya Arumi menyimpan hati pada Ikram, pria baik nan menawan yang telah lama menjadi sahabatnya. Hubungan keduanya dekat karena mereka tinggal di lingkungan yang sama namun kini garis takdir memisahkan mereka karena saat ini Ikram sedang menempuh studi di negeri Syam.
"Ibu punya banyak kenalan ndok, dan salah satu dari kenalan ibu pasti punya anak laki- laki" Ucap bu Rosna hingga membuyarkan lamunan Arumi.
"Bagaimana? Kamu maukan ibu kenalkan dengan anak kenalan ibu?".
"Ya mau lah bu, dari pada menunggu yang tak pasti, mending yang pasti- pasti aja" Sela Ali yang baru saja datang.
Dari semua orang, hanya Ali yang tahu hubungan kakaknya dengan Ikram, tapi sayangnya Ali tidak suka dengan pria itu karena ia merasa Ikram hanya menggant ung kakaknya tanpa ada kepastian yang jelas. Ali sendiri tidak tahu apa yang membuat Ikram ragu untuk melangkah lebih serius dengan kakaknya, padahal yang ia tahu keduanya memiliki rasa yang sama meski tidak pernah terucap secara gamblang.
"Maksudmu apa, Li,,,?" Tanya bu Rosna.
"Nggak di dengarin ucapan Ali bu, dia suka nyawur" Sahut Arumi.
"Loh, aku tidak ngawur ya. Aku bicara fakta" Bela Ali.
"Hah,,, fakta. Fakta lambemu,,,!".
"Hei bu dosen, jaga ucapan anda ya. Jangan pernah mengatakan kata- kata itu lagi. Kalau tidak?".
"Kalau tidak, apa?" Balas Arumi.
"Aku akan mengadukannya kepada bapak rektor" Ancamnya.
"Adukan aja jika kamu berani, paling nanti uang semesteranmu mbak potong" Arumi balik mengancam.
"Yah, nggak asyik banget sih. Masa ancamannya kayak begitu" Protes Ali.
"Biarin, makanya jangan macam- macam sama mbak".
"Sudah- sudah, jangan berantem terus. Adik kakak yang tinggal satu- satunya malah berantem terus kerajaannya. Ayo cepat duduk, kita makan malam bersama" Perintah bu Rosna pada kedua anaknya.
Arumi dan Ali mengikuti perintah ibunya namun dengan tatapan mata yang saling menebar permusuhan.
.
☆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Soraya
mampir thor
2024-08-09
0
Ike NurKhasannah Tan
the power of embak2.. wkwkwk
2024-08-01
0
Haida Royana
nyimak tor
2024-07-31
1