NovelToon NovelToon
The One Who Give Me Butterflies Feeling

The One Who Give Me Butterflies Feeling

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

Cerita cinta dari masa remaja saat SMU hingga dewasa.
Bagaimana proses pendewasaan terbentuk karena mengenal cinta.
Cinta itu seperti permen dengan berbagai rasa, manis, asam, juga rasa mint yang kadang terasa pedas tapi menyegarkan.

Aku membuat cerita ini tidak dalam bentuk panjang, tidak banyak drama dan bertele-tele.
Cerita fiksi yang berdasarkan detail kebenaran.

Semoga kalian menyukainya.
Full of love from me,
Author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19: Cemburu

Hari ini adalah hari Sabtu, seharusnya seperti rutinitas biasa, Danny akan menjemputku pulang ke Bogor. Tapi Jumat kemarin malam aku merasa tidak enak badan, aku sudah memberitahu orangtuaku bahwa aku ingin beristirahat di kost dulu weekend ini.

Sabtu pagi Danny sudah muncul di depan pintu kamarku membawakan sarapan.

"Apa kamu sudah lebih baik Fan?"

"Sepertinya aku mau flu Dann, kepalaku agak pusing, tenggorokanku juga agak sakit".

"Makan dulu, lalu minum obat, aku akan memastikan kamu istirahat hari ini". Kata Danny mencium keningku, lalu mulai membongkar isi tasnya.

Aku melihatnya mengeluarkan laptop dan beberapa lembar pekerjaan kantor.

"Kamu mau seharian disini Dann?".

"Ya" Kata Danny sambil mulai membuka laptopnya.

"Nanti kalau kamu bosan loh". Kataku kepada Danny.

"Kalau bosan aku tinggal menciummu" Katanya sambil tertawa.

"Dann serius, nanti kamu ketularan, aku mau flu ini kayanya" ujarku menyuruhnya pulang.

"Ga akan ketularan, kan kamu minum obat, lagian badanku ga gampang sakit" Kata Danny.

Lalu aku membiarkannya mulai sibuk dengan laptopnya. Saat dia merasa lelah, Danny akan naik tempat tidurku, berbaring disampingku sambil memelukku, dan menonton YouTube. Saat langit mulai gelap, baru Danny pulang ke apartemennya.

Hari Minggu pagi Danny kembali dengan sarapan ditangannya, menungguku membukakan pintu kamar.

"Kamu sepertinya sudah lebih baik Fann" Kata Danny sambil memegang keningku, memeriksa apa suhu badanku normal.

"Ya Dann, aku sudah tidak pusing lagi, tenggorokanku juga lebih baik, aku yakin besok aku benar-benar sudah sembuh".

"Tetap minum obatmu Fann, jadi besok kamu benar-benar dalam kondisi baik di kantor, kalau ga nanti kamu sakit lagi, sehari lagi aja minum obatnya, ok Fann", pinta Danny.

"Mmm..." Jawabku singkat, sambil mulai memakan sarapan yang Danny bawa.

Danny juga mulai membuka laptopnya, melanjutkan pekerjaan kemarin.

Aku terbangun dari tidur siangku, kulihat Danny juga tertidur disampingku. Lama aku memperhatikan wajahnya, melihat detailnya, menyentuh hidungnya, mulutnya, dia terlihat menggemaskan saat tidur begini.

Lalu aku mendengar ada pesan masuk ke Hp ku beberapa kali, aku pun duduk melihat siapa yang mengirimiku pesan.

Kulihat nama Armand disitu.

"Fann, apa kabar, lama kita tidak pernah berkomunikasi"

Kubaca pesan berikutnya.

"Ada yang ingin kubicarakan, apa aku bisa meneleponmu?".

"Kabari aku ya, kapan aku bisa meneleponmu".

"Terima kasih Fann".

Lalu kujawab pesan Armand:

"Hai Mand, ada apa?"

"Aku sedang berada di kost terus, jadi kamu bisa meneleponku".

Tidak lama Armand meneleponku.

"Hai Fann, maaf kalau aku mengganggu ya".

"Ga kok, ada apa Mand?".

"Aku akan menikah bulan depan, aku ingin memberi tahumu langsung, aku tidak ingin kamu mendengarnya dari orang lain". Kata Armand.

"Selamat ya Mand, semoga lancar, bahagia dan langgeng" Ucapku tulus.

"Terima kasih Fann, maaf aku tidak mengundangmu".

"Ga apa apa Mand, makasih ya" jawabku pada Armand.

"Semoga kamu juga segera menyusulku, berbahagia dengan Danny".

"Bye Fan".

"Ya, bye Mand".

Lalu aku menutup telepon dan melihat ke arah Danny, Danny juga sedang melihatku.

"Kamu sudah bangun Dann, apa kamu mendengarnya dari awal?" Tanyaku padanya.

"Aku terbangun saat kamu menyentuh hidung dan bibirku, lalu benar-benar terbangun saat mendengar kata Armand".

Tampang Danny sungguh jelek saat itu, aku tahu dia cemburu.

"Armand memberitahuku kalau dia akan menikah" Kataku sambil berusaha memeluk Danny.

Tapi Danny mendorongku menjauh sambil berkata, "Bener dia mau nikah?".

"Iya Dann, tadi dia bilang bulan depan, dia cuma ngasih tau aja, ga ngundang juga" Kataku sambil memegang tangan Danny.

"Kan kamu juga dengar aku ngomong apa aja, apa ada omonganku yang salah saat berbicara dengan Armand?" Tanyaku pada Danny.

"Ga sih, aku tau aku cemburu, tapi dia Armand, orang yang pernah memilikimu, mana bisa aku berpikir logis Fann".

Ya aku mengerti itu, jika dibalik mungkin aku akan berperilaku sama.

"Ini mungkin terakhir kalinya kami berkomunikasi, jadi kamu bisa tenang Dann".

Kulihat mukanya masih agak belum bisa menerima kata-kataku.

"Lalu aku harus bagaimana supaya kamu merasa lebih baik" tanyaku.

"Menjadi milikku" Kata Danny.

"Hah" Kataku bingung.

Danny mencium bibirku dengan penuh nafsu.

"Dann aku baru baikan, nanti kamu ketularan"

"Aku tidak perduli, aku menginginkanmu sekarang" tuntut Danny.

Tangannya masuk kedalam kaos bajuku, mulai bermain dengan benda didalamnya.

Saat kami kehabisan nafas, Danny beralih menciumi leherku.

Aku terbuai oleh ciumannya, "Dann... jangan buat tanda dileherku" Kataku pelan.

"Kamu sungguh membuatku gila Fan" Kata Danny sambil mencium telingaku.

Lalu dia membuka kaos bajunya, dan hanya menyisakan celana saja.

"Dann..." Kataku setengah protes sambil melotot kearahnya.

"Aku tidak akan bertindak jauh kalau kamu tidak mengijinkannya, aku berjanji Fan" Kata Danny sambil mendekat ke arahku dan membuka kaos ku.

Aku tetap memakai celana pendekku.

Kami berciuman lagi, kedua tanganku berada di leher Danny, sehingga tangan Danny bebas menjelajah tubuhku.

Danny menciumiku, menjelajah tiap inci tubuhku. Ia tahu benar apa yang dilakukan dengan mulutnya.

Tangannya masuk ke dalam celana dalamku. Aku mencoba menghentikan tangannya.

"Cuma tanganku, tidak lebih, aku janji" Kata Danny.

"Kamu sudah basah Fan" Kata Danny.

"Dannn... " Protesku.

"Aku ga akan paksa kamu untuk melakukannya, I promise" Kata Danny.

Danny kembali melumat bibirku, lalu kembali turun ke dadaku. Tangannya menuntun tanganku untuk memegang bagian bawah tubuhnya.

Aku mulai terbawa suasana, aku juga merasakan Danny sepertinya mulai menginginkan lebih dari ini.

"Jangan Dann..." Kataku pelan, otakku mulai berpikir untuk menyadarkan diriku sendiri.

"Maafkan aku" Jawab Danny, ia pun tersadar kami tidak boleh lebih jauh dari ini.

Tangan Danny tetap terus memegang tanganku, saat akan melakukan pelepasannya aku bisa merasakan tangan Danny meremas erat tanganku.

Kami berpelukan selama beberapa menit.

"Terima kasih Fann" Kata Danny.

"Ya Dann"

"Kamu baru baikan, lebih baik kamu langsung mandi saja, mumpung masih sore" Kata Danny sambil mengambil handuk untukku, kemudian menutup bagian atas tubuhku.

Danny bangkit berdiri mencuci tangannya, lalu memakai kembali pakaiannya, sambil berkata, "Aku akan keluar sebentar membeli makanan ya".

"Ok" Jawabku singkat.

Begitu Danny keluar kamarku, aku langsung mandi membersihkan diri.

Aku sedang duduk menonton Netflix saat Danny masuk lagi ke kamarku. Danny mempersiapkan makanan yang baru dibelinya untukku kami makan bersama.

"Dann apa kamu mau mandi dulu, jadi pulang kamu tinggal tidur".

"Ga usah Fann, aku ga bawa baju ganti, ga enak kaos ini sudah penuh keringat" jawab Danny.

Sambil memakan makanan yang Danny berikan, pikiranku sibuk dengan beberapa pertanyaan. Selesai makan kami duduk berdampingan, lalu aku bertanya pada Danny.

"Kapan kamu pertama kali melakukan hubungan intim Dann?".

"Aku hanya melakukannya dengan 2 mantan terakhirku, sungguh aku jujur Fan".

"Aku tidak melakukannya kalau tidak memiliki status pacaran dengan pasanganku, dan aku tidak melakukannya dengan mantan setelah kamu".

"Waktu kita putus, aku sempat berpikir kamu melakukannya dengan perempuan yang mendekatimu" Kataku pada Danny.

"Ya, aku tau kamu mempunyai kecurigaan itu" Kata Danny.

"Setidaknya aku yakin kamu melakukannya setelah putus denganku". Kataku melanjutkan pembicaraan.

"Aku sungguh mencintaimu Fan, mungkin kamu tidak mempercayaiku, tapi putus denganmu sungguh membuatku terpuruk. Tidak mudah melupakan kenangan kita".

"Aku berusaha menata hidupku lagi dengan berpacaran lagi, tapi aku masih sangat memikirkanmu, jadi hubungan kami tidak lama, dan berakhir sangat singkat".

"Aku melakukannya dengan 2 mantan terakhirku, tapi itu bukan yang pertama bagi mereka juga".

Karena aku hanya diam mendengarkannya, Danny lanjut berbicara.

"Maaf, karena tadi aku bertindak agak jauh, mungkin karena egoku memikirkan Armand yang pernah memilikimu".

"Aku sekarang tau kamu belum pernah melakukannya dengan Armand, aku sungguh bahagia dan berterima kasih untuk itu".

"Namun jika kamupun sudah pernah melakukannya, bagiku itu tidak masalah, karena hal itu sama sekali tidak penting bagiku".

"Sikapku tadi, hanya karena aku cemburu dan egoku sebagai lelaki".

Setelah terdiam sesaat, kami beralih melanjutkan pembicaraan dengan topik lain. Saat sudah menunjukkan pukul 9 malam, Danny pamit pulang ke apartemennya.

1
Jayrbr
Jiwa saya terkoyak!
fien: terima kasih kakak 🥰
total 1 replies
Ignacia belen Gamboa rojas
Abis baca cerita ini, bikin aku merasa percaya sama cinta lagi. Terima kasih banget thor!
fien: waahhh seneng banget dengernya. nantikan bab selanjutnya ya 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!