NovelToon NovelToon
Nggak Dapat Ibunya, Anaknya Pun Jadi

Nggak Dapat Ibunya, Anaknya Pun Jadi

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis / Beda Usia / Romansa
Popularitas:960.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: Cahyaning fitri

Lingkaran takdir memang penuh misteri. Menyukai ibunya, malah dapat anaknya. Tapi Ken bersyukur mendapatkan putri dari sahabatnya sendiri.

"Apa? Nikah sama Om Ken? Bapak, please dong jangan ngadi-ngadi? Masa iya aku menikah sama om-om?"

"Bapak mohon, Num. Hanya dia yang bapak percaya untuk menjaga kamu? Waktu bapak tidak banyak lagi."

"Maksud bapak apa sih?"

"Bapak divonis mengidap kanker hati. Sudah stadium 4. Jantung bapak juga bermasalah. Bapak mohon penuhi permintaan bapak!"

"Tapi, Pak____!" Hanum menggigit bibirnya sendiri.

"Ken, aku mohon nikahi putriku. Dia masih polos. Masih perawan. Tidak tersentuh lelaki manapun. Aku percaya kamu bisa menjaganya. Waktuku sudah tidak banyak lagi. Aku mohon jagakan dia untukku!"

"Man, kamu akan sembuh. Percayalah!"

"Tidak, Ken. Kanker hati yang aku derita sudah stadium 4. Aku tidak akan pernah bisa sembuh. Tolong penuhi permintaan sahabatmu yang terakhir ini!"

"Tapi_____!"

"Aku mohon _____!"

"Baiklah."

Pengen tahu kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 : Kedatangan Tamu Tak Diundang

Ken membuka pintu ruang kerjanya, dia terkejut melihat mama Ambar, kedua kakaknya dan seseorang yang Ken tidak kenal sudah duduk di ruangannya. Mereka menyambut kedatangan Ken dengan hangat.

"Mama!"

"Ken, akhirnya kau datang juga!" ucap perempuan paruh baya itu mengembangkan senyum lebar.

"Ada apa ini? Kenapa kalian.....!?!"

"Ah, sini duduk dulu!" ajak mama Ambar terlihat manis sekali. Tentu saja membuat Ken heran. Baru kali ini wanita itu bersikap manis seperti itu.

"Ada apa, Mah?"

"Kenalkan ini pengacara mama. Namanya Pak Hartanto!" ujar wanita itu.

"Iya, terus?"

"Gini loh, Ken!" nada wanita itu mulai serius, "Kamu kan pernah berjanji kalau kamu bersedia melakukan apapun untuk mama!"

"Iya, aku memang pernah mengatakan demikian. Lalu?"

"Jadi sekarang mama menagih janji itu!" ujar wanita itu lagi.

"Katakan saja intinya, Mah. Jangan berbelit-belit!" pungkas Ken dengan wajah tegasnya.

"Sudah, Mah, perjelas saja apa tujuan kedatangan kita ke sini!" sela Sofia.

"Oke, mama jelaskan ya, Ken. Mama ingin kamu menyerahkan perusahaan ini pada kami semua. Jadi, intinya kamu tidak perlu lagi mengurus perusahaan ini. Biarlah mama dan kedua kakak-kakakmu yang mengurusnya!" tandas wanita paruh baya itu.

Sudah kuduga? Yang ada di pikiran mereka memang hanya harta, harta, dan harta!

Ken menghela nafas panjang, matanya menelusuri wajah-wajah keluarganya satu per satu. Tidak adakah secercah rasa kasih sayang di hati mereka untuknya? Bagaimana bisa mereka tega merencanakan mengusirnya dari perusahaan yang telah ia bangun dari ambang kebangkrutan?

Ken menatap mereka dengan air mata tertahan di pelupuk mata. Rasa sakit, penyesalan, dan amarah bercampur aduk dalam hatinya. Begitu banyak pengorbanan dan waktu yang ia curahkan demi perusahaan itu, demi keluarganya. Namun apa yang ia dapatkan sekarang? Pengkhianatan?

"Kalian benar-benar jahat!" suara Ken tercekat di tenggorokan, bergetar oleh emosi yang meluap. Tangannya mengepal erat, tubuhnya gemetar menahan sakit yang amat dalam.

"Perusahaan ini adalah darah dan keringatku! Tetapi kalian hanya ingin menjatuhkanku untuk kepentingan kalian sendiri. Apakah ini yang kalian sebut keluarga?" tanya Ken telak.

"Ken, itu sudah perjanjian kita. Kamu sendiri yang mengatakan akan melakukan apapun untuk mama!"

"Tapi bukan perusahaan, Mah. Perusahaan ini banyak kenangan dari papa!"

"Kamu tenang saja, Mama dan kedua kakakmu yang akan mengurusnya nanti!" sahut Ambar.

"Tapi Kak Sofia dan Kak Monika sama sekali tidak memiliki pengalaman apa-apa mengurus perusahaan!"

"Ck, kami berdua bisa belajar dari yang ahli. Atau Mas Rangga juga bisa membantuku untuk mengurusnya!" ucap Sofia angkuh.

"Benar itu. Aku juga akan meminta mas Harun untuk membantu!" celetuk Monica.

"Tuh, dua kakakmu saja setuju untuk mengurus perusahaan. Jadi biarlah mereka belajar untuk mengurus perusahaan. Lagipula, mereka juga berhak atas perusahaan ini!" ujar Ambar.

'Aku tahu, Mah. Maksud ku adalah mengurus perusahaan sebesar ini perlu orang-orang yang kompeten dan profesional!"

"Jadi maksud kamu aku dan Monica tidak profesional dan kompeten begitu?" Sofia terdengar meninggikan suaranya.

"Bukan begitu, Kak! Kalian itu tidak pernah memegang perusahaan, apa mungkin hanya dalam satu hari, dua hari ataupun satu Minggu kalian langsung bisa memegang perusahaan. Akan membutuhkan waktu yang lama untuk mempelajari hal-hal mengenai perusahaan."

"Kamu jangan khawatirkan hal itu. Yang harus kau lakukan cuma menyerahkan sepenuhnya kekuasaan perusahaan ini pada kami!" sinis Sofia.

"Tapi....!" Ken benar-benar tak habis pikir dengan pikiran mereka semua.

"Ingat janjimu pada mama, Ken!" sahut Ambar.

Tak bisa berkata apa-apa lagi, akhirnya Ken pun pasrah. Dia memang harus segera angkat kaki dari perusahaan tersebut.

"Tunggu pengacara perusahaan datang!" ucap Ken menghela nafas berat.

Tak lama kemudian, seorang pengacara bernama Pak Edo tiba untuk menemui Ken, menanggapi panggilan yang diberikan kepadanya. Sementara itu, Paman Err, adik kandung almarhum ayah Kenzo, juga turut hadir dalam pertemuan tersebut. Ken sengaja mengundang pria tua yang telah dianggap layaknya sosok ayah, untuk turut ambil bagian dalam situasi penting ini.

"Apa kabar, Uncle?" Ken menjabat tangan pria tua itu.

"Baik, Kenzo. Kau menyuruh Uncle datang, ada hal penting apa?" tanya pria itu.

"Masuk dulu, Uncle. Kita berkumpul di ruangan ku, sudah ada mama dan kedua kakakku! Silahkan masuk!"

"Hemm!"

Dengan didampingi asisten pribadinya, pria lansia itu masuk ke ruangan Ken. Ambar terkejut melihat kedatangan uncle Err yang tidak direncanakan itu. Sungguh itu diluar dugaan.

"Kenapa kau membawa pria tua itu?" sentak mama Ambar menatap tajam ke arah Kenzo.

"Tenang, Mah. Nanti akan dijelaskan oleh Pak Edo!" ujar Kenzo.

"Kenapa harus melibatkan Pak Edo?" geram Ambar.

"Karena Pak Edo dari dulu ditunjuk sebagai pengacara perusahaan!" jawab Ken dengan santai.

"Ambar. Ambar. Dari dulu sikapmu tidak pernah berubah. Sombong dan egois. Itulah kenapa Herlan memilih menikah lagi. Sikapmu selalu seperti itu. Sudah tua, tapi tidak pernah berubah!" sindir Uncle Err, membuat mama Ambar meradang.

"Tutup mulutmu, Pak Tua. Jika tidak tahu apa-apa, lebih baik kau diam!" sentak wanita itu menatap tajam. Uncle Err hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Ambar yang tidak pernah berubah.

Di tengah kekacauan yang terjadi, Ken menggigit bibirnya, berusaha keras untuk tidak ikut terpancing. Semua terjadi karena ulah ibu dua anak itu, jika saja mereka tidak memulainya, maka tidak mungkin Ken membawa-bawa pengacara dan Uncle Err. Tapi semua sudah terjadi, dan mungkin inilah waktunya ia harus terbuka untuk semuanya.

"Baiklah, semuanya tenang. Aku harap mama juga bisa tenang jika ingin masalah ini selesai cepat!" ucap Kenzo menengahi.

Dengan hati dongkol akhirnya Ambar pun menurut. Ia duduk di sofa, di samping kedua putrinya. Sofia dan Monika berusaha untuk menenangkan mamanya.

"Baiklah kita mulai Pak Edo. Silahkan bapak baca surat wasiat yang ditinggalkan papa sekali lagi. Juga surat harta-harta papa yang beliau miliki!" titah Ken pada pengacara paruh baya itu.

"Baik, Pak Ken. Saya akan membacakannya!"

*

*

*

Sementara ditempat lain, isu itu semakin santer berembus. Hampir semua mahasiswa dan mahasiswi mengejeknya. Dan berita itu benar-benar langsung didengar oleh dosen. Sontak Hanum langsung mendapat panggilan dari dosen ke ruangannya.

Aldi, yang melihat Hanum melangkah menuju ruangan dosen, segera memutuskan untuk menyusul gadis itu. Sejak pertemuan pertama mereka, pemuda itu memang diam-diam menyimpan benih-benih cinta dalam hatinya. Selama ini, ia menanti kesempatan yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya. Namun, tiba-tiba desas-desus mengenai Hanum yang dijuluki sebagai 'ayam kampus' mulai merebak, membuat Aldi merasa penasaran dan tak bisa lagi menahan diri untuk mencari tahu kebenaran di balik kabar burung tersebut.

"Kamu tahu kesalahan kamu, Hanum? Kamu tahu apa yang membuat saya memanggil kamu ke ruangan saya?" tanya Pria yang mungkin usianya tidak jauh berbeda dengan sang suami.

"Tidak, Pak. Saya tidak merasa memiliki kesalahan!" jawab Hanum santai, pria itu langsung menelan salivanya kasar sambil menatap penuh arti terhadap gadis di depannya.

"Hanum, isu kau menjadi ayam kampus itu berhembus cepat sekali. Satu kampus tahu kalau kau adalah ayam kampus. Dan yang ingin saya tanyakan, apakah benar isu itu!" tanya Pak Hendrik. Dia adalah dosen Hanum di kelas.

"Itu tidak benar, Pak. Saya difitnah! Ceritanya tidak seperti itu!" Hanum berusaha menjelaskan.

"Lalu, foto-foto ini!" Pak Hendrik menyerahkan foto-foto itu di meja. Hanum membelalakkan mata melihat foto-foto tersebut. Dia mengira kalau dirinya sudah membakar semua foto-foto yang tertempel di mading, lalu bagaimana bisa foto-foto itu kembali ada.

"Foto-foto ini sudah menjelaskan semuanya." Sambung dosennya lagi, "Bapak benar-benar sangat kecewa denganmu, Hanum!" pria itu menghela nafas panjang.

"Kamu itu mahasiswi cerdas, bagaimana bisa kamu memiliki rahasia yang menjijikkan seperti ini. Kamu tahu dampak bagi kampus kita kan? Ini sungguh sangat memalukan Hanum!"

"Sungguh, Pak. Saya bukan ayam kampus."

"Lalu, siapa pria ini? Kamu dan pria ini terlihat sangat mesra!"

"Dia......!" Hanum menggigit bibir bawahnya sendiri.

"Siapa?"

"Dia......!"

"Benarkan, dia om-om langganan kamu?"

"Bukan. Dia.....!"

Bersambung......

Hey², hari apa ini????

Senen...

Senen...

Senen...

Ayo kasih vote untuk Om Ken dan Hanum , biar mereka tambah mesra dan romantis....

Salam hangat dari author..

Muuuuuuuuaaaaaaaccccchhhhhh...

1
🍁 BILA ❣️
Wah Susan lagi dalam keadaan bahaya ini
🍁 BILA ❣️
Ini bos kok narsisnya kebangetan ya
🍁 BILA ❣️
dasar bos somplak 😁
pipi gemoy
kampret😂😂😂😂😂😂🤣👻
pipi gemoy
balasan yang setimpal 😂😂😂😂😂👻
🍁 BILA ❣️
Wes lah ketahuan sama Monika kamu Harun cepat jelaskan biar cepat selesai masalah kamu
🍁 BILA ❣️
Betul apa yang di ucapkan suami mu Hanum
🍁 BILA ❣️
Akhirnya Ken bisa bahagia dia, kamu beruntung Ken masih punya paman yang menyayangi mu
🍁 BILA ❣️
om kamu sinting Hanum😁
🍁 BILA ❣️
uhuuuuk uhuuuuk 🤭
pipi gemoy
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
👻👻👻👻👻👻👻👻👻👻
pipi gemoy
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣👻👻👻👻👻👻
konyol ya Thor 😆
neng ade
buruan nikah ..
pipi gemoy
Abah teman q juga nga bisa bawa motor Ken, cuma bisa supiri truk🤣
pipi gemoy
bertambah saja karakter tidak tahu diri di novel ini 🤣🤣🤣🤣🤣👻👻👻👻👻
pipi gemoy
😂😂😂😂😂😂
vote Thor ✌️
disini byk karakter yang tdk tau n sadar diri ya 👻
Ajusani Dei Yanti
selamat hari raya idul adha Authorrr kuh
Senja Kelabu: Selamat hari raya idul adha juga...🙏
total 1 replies
pipi gemoy
🤣🤣🤣🤣🤣🤣👻
Soraya
lanjut thor
Senja Kelabu: Siappp...👍
total 1 replies
pipi gemoy
si Ranti ini oon apa ya... waktu nikah apa nga cek
kan keliatan di KTP status si penghianat, biar kelakuan Monica seperti itu seharusnya dicerai dulu dasar penghianat🤣👻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!