Saling mengenal satu sama lain sejak dibangku sekolah namun Leon sangat membenci Elvira karena alasan yang sampai saat ini tidak dimengerti oleh Elvira.
Dan kebencian Leon terhadap Elvira semakin bertambah ketika keduanya dijodohkan oleh kedua orang tua mereka.
Leon menganggap Elvira sebagai wanita licik. Elvira merusak hidupnya. Sedangkan Elvira menganggap Leon sebagai cinta pertamanya yang kini menjadi pangerannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anindita Ningtias, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Entah kenapa padahal ini masih pagi hari tapi rasanya tubuh Elvira tidak sanggup lagi, ia merasa sangat lelah seperti telah melakukan pekerjaan berat padahal belum lama sejak ia bangun dari tidurnya.
Sepulangnya dari rumah orang tua Leon tadi pagi Elvira kembali ke rumahnya dan Leon kembali melanjutkan tidurnya setelah terbangun ia membersihkan diri merapikan rumah yang berantakan lalu pergi meninggalkan rumah itu dengan mobil pemberian Leon.
Elvira memutuskan untuk mengunjungi ayahnya mungkin ia akan menginap disana satu atau dua hari rasanya ia tidak sanggup untuk bertemu Leon hari ini, ia tidak tau harus bersikap seperti apa setelah apa yang terjadi tadi pagi karena ia tidak mungkin bersikap seperti tidak tau apapun.
Orang tua Leon memang mengetahui seberapa rumitnya rumah tangga mereka tapi ia tidak ingin ayahnya mengetahui hal itu, ia tak ingin menambah beban pikiran ayahnya karena itu Elvira memutuskan untuk menyembunyikan hubungan buruk mereka dari ayahnya.
Elvira mampir disebuah supermarket yang tak jauh dari rumah ayahnya, saat sedang asyik memilih barang belanjaannya Elvira justru melihat pemandangan yang mengejutkan.
"Kenapa aku harus bersembunyi?" tanya Elvira pada dirinya yang baru saja melarikan diri karena tidak ingin terlihat oleh Leon dan Isabell.
"Aku tidak salah, harusnya mereka yang bersembunyi" ucapnya lagi.
Berbeda dengan ucapan yang keluar dari mulutnya Elvira justru melangkah lebih jauh dari tempat tadi padahal dirinya belum selesai memilih barang yang ingin ia beli tapi yasudahlah daripada dirinya harus berpapasan dengan dua orang itu
Tidak apa kali ini ia mengalah tapi lain kali ia harus menghadapi keduanya dengan berani.
Saat berada di kasir Elvira kembali termenung memikirkan hal yang mungkin saja terjadi seperti saat ini.
"Bagaimana jika papa bertemu dengan mereka berdua? Kenapa mereka bisa berada di sini? Apa Isabell tinggal di daerah sini?" seputar pertanyaan yang memenuhi pikiran Elvira.
"Apa yang kau pikirkan?" tanya seseorang yang membuyarkan lamunan Elvira.
"Ah- oh k-kau" ucap Elvira celingak-celinguk mencari seseorang.
"Sana jalan"
"Ha? Oh! Hey Leon, aku belum bayar" ucap Elvira saat didorong paksa oleh Leon untuk maju.
"Aku sudah membayarnya, kau kenapa bisa ada disini? Ini sangat jauh dari rumah orangtuaku bahkan rumah kita" tanya Leon.
"Ah itu, aku mau mengunjungi ayahku" ucap Elvira canggung.
"Oh aku melupakannya, rumah kalian dekat dari sini" ucap Leon kembali mendorong Elvira karena mereka harus maju karena telah menyelesaikan pembayarannya.
"Hati-hati" ucap Leon
"Anu- Leon!" panggil Elvira saat Leon melangkahkan kaki menjauh darinya.
"Aku mungkin akan menginap dirumah ayahku, dua atau tiga hari" ucap Elvira dan diangguki oleh Leon.
"Baiklah, have fun" ucap Leon singkat perlahan Leon mulai menghilang dari pandangan Elvira.
Jujur ia sangat kesal melihat Leon yang bertingkah seperti tidak terjadi apa-apa tadi pagi, ia yang berniat akan menginap satu atau dua hari malah mengatakan dua atau tiga hari.
Ia mungkin akan menginap lebih dari tiga hari kalau rasa kesalnya pada Leon masih ada, pria itu memang ahli membuat dirinya kesal.
Elvira kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanannya menuju rumah ayahnya dan tak perlu waktu lama ia pun sampai dirumah ayahnya.
"Ayahhh" teriak Elvira begitu memasuki rumah, ia berteriak memanggil ayahnya sampai akhirnya ia menemukan ayahnya di dapur.
"Ada apa ini sayang, kenapa tiba-tiba sekali? Kau sendiri? Dimana suamimu?" tanya sang ayah.
"Ayah, aku merindukanmu" ucap Elvira mengabaikan pertanyaan ayahnya dan memeluk erat sang ayah.
"Iya nak, ayah juga merindukanmu. Rumah ini semakin terasa sepi" ucap sang ayah lirih semakin membuat Elvira mengeratkan pelukannya.
"Maafkan El ayah, haruskah El tinggal bersama ayah saja?" ucap Elvira terdengar seperti gurauan untuk menghibur ayahnya, nyatanya ia serius mengatakan hal itu.
"Jika itu terjadi suamimu akan marah datang menjemputmu" ucap Andrew.
"Itu tidak mungkin terjadi" ucap Elvira lirih
"Kenapa tidak mungkin? Kalian sedang berantem? Apa itu alasan kau kemari nak?" tanya Andrew.
"Tidak ayah, m-maksudku Leon tidak mungkin berani memarahi ayah" ucap Elvira tersenyum penuh kepalsuan.
"Ayah apa aku boleh istirahat? Aku baru saja bangun tapi rasanya lelah sekali" ucap Elvira.
"Ya sudah nak, istirahat saja" ucap Andrew.
Setelah temu kangen bersama ayahnya itu Elvira menuju ke kamarnya dulu dan beristirahat disan, daripada tubuhnya, hati dan pikirannya lebih capek.
"Maafkan aku ayah" ucap Elvira sebelum akhirnya kembali terlelap.
Disisi lain Leon terlihat sedang berdebat dengan Isabell di apartemen milik Isabell.
"Kenapa dia bisa menggunakan mobilmu?" tanya Isabell penuh kekesalan.
"Dia tidak membawa mobilnya daripada harus antar jemput dia terus makanya aku berikan saja mobil itu padanya" ucap Leon mencoba untuk menjelaskan situasinya.
"Kenapa harus memberikan mobilmu? Itu mobil pertamamu penuh perjuangan, kamu selalu menjadikan mobil itu sebagai simbol kebahagiaanmu tapi kenapa malah memberikan mobil itu sama cewek sepertinya" ucap Isabell yang tak henti-hentinya mengomel.
Entah untuk beberapa kalinya Leon menjelaskan hal yang sama agar Isabell mengerti, wanita itu penuh kecemburuan jadi sulit untuk mengerti penjelasannya.
"Aku minta maaf, aku salah tapi aku tidak mungkin mengambil kembali mobil itu karena aku sudah memberikannya" ucap Leon yang tak kalah kekeh dengan keputusannya.
"Biarkan saja Elvira menggunakan mobil itu jadi aku tidak perlu repot mengantar jemput dirinya" ucap Leon lagi.
"Leon! Kau ngerti tidak sih? Bukan masalah antar jemputnya tapi mobil itu penuh arti buat kamu tapi kenapa kamu dengan gampangnya ngasih mobil itu buat dia?" ucap Isabell dengan suara yang semakin meninggi.
"Iya sayang, aku salah. Aku minta maaf" ucap Leon mengalah, hal yang selalu terjadi siapapun yang salah tetap Leon yang mengalah dan minta maaf.
"Kamu suka dengan wanita licik itu? Kenapa makin kesini sepertinya kamu makin perhatian sama wanita itu" ucap Isabell penuh curiga.
"Sudahlah sayang, jangan ngelantur jangan memikirkan hal yang tidak-tidak" ucap Andrew yang bosan mendapat pertanyaan yang tidak masuk akal seperti itu.
"Kau istirahatlah, aku harus pulang" ucap Leon yang sudah berniat untuk pulang.
"Pulang? Kenapa pulang? Kau baru saja menemui aku tadi pagi sudah ingin pulang?" ucap Isabell semakin dibuat kesal.
"Aku sudah lama disini sudah seharusnya aku pulang" ucap Leon bingung menjawab pertanyaan itu.
"Ini belum lama Leon, kau bosan bersamaku? Apa bersamaku terasa sangat lama? Kau bahkan betah bersama istri cantikmu itu dalam waktu yang lama tapi tidak denganku?"
"Ada apa denganmu, Leon? Apa kau menyukai wanita itu?" ucap Isabell yang tak henti-hentinya mengomel.
"Cukup! Hentikan Isabell, aku hanya ingin pulang berhenti melantur jangan mengaitkan segala hal" ucap Leon dengan nada sedikit tinggi membuat Isabell sedikit kaget.
"Kau barusan membentak ku?" tanya Isabell masih kaget.
Bukannya menjawab pertanyaan Isabell, Leon menghela nafasnya kasar lalu pergi dari sana meninggalkan kekasihnya seorang diri dan Leon benar-benar kembali ke rumah.
