Sang Ratu Antagonis

Braaak!

"Apa kau bilang! Ratu Yu tidak lagi melakukan yang biasa dia lakukan beberapa hari ini?" seru Kaisar Yan.

"Benar Yang Mulia, Yang Mulia Ratu bahkan telah memindahkan semua pakaian dan juga perhiasan yang anda berikan padanya kemarin,"

Kedua tangan Kaisar Yan mengepal, dia tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh pelayan itu. Dia sangat ingin pergi ke istana dingin untuk memastikannya, namun dia mengurungkan itu, sebab Kaisar Yan berpikir jika Ratu Yu pasti akan senang kalau dia kesana.

"Kau kembalilah, lakukan tugasmu seperti biasa!" ucap Kaisar Yan.

"Baik, Yang Mulia!"

Pelayan itu pergi setelah memberi hormat pada Kaisar Yan, dan dia harus kembali ke istana dingin untuk mengawasi Ratu Yu.

"Tidak, aku tidak percaya dia seperti itu. Dia selalu berkata jika dia sangat mencintaiku, bahkan setelah dua tahun aku membiarkan dia hidup di istana dingin, dia masih menangis sambil melukis wajahku. Makan pun tidak berselera! Perubahan yang seperti ini sangat tidak mungkin!" ucap Kaisar Yan.

"Yang Mulia, apa yang anda katakan? Dan kenapa anda berbicara seorang diri?" selir Hua masuk ke dalam ruang baca Kaisar Yan dengan bingung.

"Selir tersayangku, kau sudah datang? Aku tidak apa-apa. Tadi aku hanya mendapat laporan dari pengawal saja,"

"Anda sudah terlalu banyak bekerja akhir-akhir ini, beristirahatlah sebentar,"

"Hahaha, kau memang selir yang paling perhatian padaku!"

Selir Hua tersenyum, dia menyenderkan kepalanya pada dada Kaisar Yan, "Aku tahu pelayan dari istana dingin pasti telah datang, dan berbicara padamu tentang Ratu Yu. Karena itu suasana hatimu tidak baik, tapi ada aku disini. Aku pasti akan membuat suasana hatimu kembali baik dan tidak lagi peduli pada Ratu itu,"

"Yang Mulia," ucap selir Hua.

"Iya, ada apa?"

"Beberapa hari lagi sudah memasuki musim gugur, aku mendengar akan ada festival di tengah ibu kota. Apa kita bisa pergi kesana?"

"Apa Hua'er ingin melihat festival itu?"

Selir Hua mengangguk, dan menatap Kaisar Yan dengan tatapan penuh harap serta sedikit menggoda.

"Baiklah, kita akan pergi kesana. Tapi...tentu saja kau harus memberiku imbalan yang bagus!"

"Yang Mulia! Tidak bisakah anda tidak meminta itu, benar-benar menyebalkan!"

Kaisar Yan tertawa mendengar nada suara selir Hua yang di buat sangat kesal namun terkesan manja itu.

...****************...

Braaak

Bruuuk

Braaak

Bruuuk

Suara gulungan demi gulungan lukisan wajah Kaisar Yan berserakan di lantai, bahkan ada juga lukisan yang baru selesai Ratu Yu lukis beberapa hari kemarin.

"Ck, ck. Lihatlah, dia begitu berbakat tapi malah membuat lukisan wajah laki-laki yang sangat tidak enak di pandang!" ucap Liu An sambil melemparkan gulungan lukisan terakhir.

"Nona, apa yang akan anda lakukan pada lukisan-lukisan ini?"

"Apa? Tentu saja membakarnya! Semua ini merusak pemandangan dan hanya memenuhi lemari saja!"

"No....nona, apa anda yakin akan melakukannya? Bagaimana,bagaimana jika Kaisar itu tahu jika...."

"Itu justru bagus, hari ini pelayan itu tidak ada disini. Dia pasti pergi melapor pada Kaisar Yan, dan jika apa yang akan aku lakukan kali ini di laporkan lagi olehnya, bukankah Kaisar Yan sangat kesal?"

Xin Xin memegangi bahu Liu An dengan sedikit gemetar.

"Apa kau takut? Kau sudah lama bersamaku, dan melewati lebih dari ratusan dunia misi. Bagaimana bisa kau masih begitu takut saat aku baru akan memulai pembalasan?"

"Anda baru saja akan memulainya, tapi aura membunuh anda benar-benar sangat pekat, nona!"

Plak!

"Kau bermain saja sana, jangan menggangguku dengan sampah-sampah ini!" ucap Liu An sambil menyentil Xin Xin hingga dia terpental dari atas bahu Liu An.

"Huwaaaaa! Nona akan berubah menjadi Ratu kejam!"

Xin Xin menghilang sambil berteriak dan memegangi kepalanya yang kena sentilan Liu An.

"Seharusnya sejak kemarin aku membuang benda-benda tak berguna ini!" ucap Liu An.

"Yang Mulia, apa yang sedang anda lakukan?" ucap seorang pelayan yang terkejut melihat begitu banyak lukisan berserakan di lantai.

"Bagus kau datang, kau bantu aku membawa semua sampah ini! Aku akan membakarnya,"

"Ta....tapi Yang Mulia, ini...ini adalah lukisan Yang Mulia Kaisar yang anda buat,"

"Karena itu aku ingin membakarnya, sangat mengotori ruang bacaku!"

Pelayan itu terdiam, tubuhnya sedikit gemetar karena tekanan dari Ratu Yu yang cukup besar.

"Apa ini, kenapa aku merasa takut pada Ratu Yu. Selama ini dia terlihat sangat lemah, dan juga tidak pernah berbicara dengan keras seperti saat ini,tapi kenapa..."

Liu An menatap pelayan istana itu, dia tahu jika pelayan itu adalah pelayan yang selalu melaporkan semua yang dia lakukan di istana dingin pada Kaisar Yan. Karena itu tadi dia sengaja berbicara sedikit keras dan menekannya.

"Kenapa kau hanya diam? Cepat bawa semua itu dan letakan di depan aula! Xiao Lan sudah menyiapkan tempat untuk membakarnya," ucap Liu An.

"Ba....baik Yang Mulia!"

Dengan rasa takut dan ragu, pelayan itu mengambil satu persatu lukisan yang ada di lantai, lalu membawanya ke depan aula dimana api di dalam wadah sudah menyala.

"Lempar semua lukisan itu ke dalam tempat itu, agar terbakar!" ucap Liu An.

Pelayan itu mengangguk, lalu melemparkan satu-satu gulungan lukisan wajah Kaisar Yan yang dia bawa tadi.

Melihat itu, Liu An diam-diam tersenyum, "Yang Mulia Kaisar terhormat, aku sudah sangat bosan disini. Aku harap setelah ini kau cepat membawaku ke istana, agar aku bisa bermain dengan selir tersayangmu itu!"