NovelToon NovelToon
LENTERA CINTA

LENTERA CINTA

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Playboy / Aliansi Pernikahan / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:17.8k
Nilai: 5
Nama Author: Arti Channel

Tiara Salsabila biasa dipanggil Rara adalah sosok gadis polos, sederhana dan kekanakan. Dia jatuh hati pertama kali pada Tian, sosok pria yang membuatnya iri karena Tian mempunyai kelebihan yang menjadi kelemahannya.

Namun ternyata cintanya itu membuat kecewa. Tian tidak seperti yang diharapkan gadis tersebut. Tian ternyata diam-diam sosok playboy yang mempunyai banyak wanita.

Semenjak itu Tiara tidak bisa mempercayai yang namanya laki-laki. Tiara berubah dratis dan melindungi dirinya sendiri. Hingga datang seorang pria yang dengan tulus mencintainya. Bahkan melamarnya, Namun pria tersebut tidak lain adalah dosen killernya. Dosen yang selama ini membuat Tiara kesal, emosi bahkan menangis karenanya. Akankah Tiara percaya dengan cinta sang dosen? Dan menerima lamarannya? Baca kisahnya di Lentera Cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arti Channel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kegelisahan

Afifah dan Wina sudah menunggunya. Tidak hanya Mereka berdua. Toni, Wahyu dan Tian juga berada disitu. Tiara menghela nafas panjang. Mengingat perselisihan kemarin belum kelar gara-gara Tian.

" Hei Ra,"

" Hei,"

" Oya kenalkan ini Lia." Tiara mengenalkan sahabat kelasnya itu ke teman-teman lainnya.

Seperti biasa, Tiara memesan bakso dan es teh kesukaannya.

" Oya Ra. Tadi aku dengar desas desus tentang Kamu dikantin kemarin. Bersama Dia." Ucap Afifah sambil mengarahkan matanya ke arah Tian.

" Apaan sih, sudah lewat tidak usah dibahas." Ujar Tiara seraya meminum es tehnya.

" Yah, tidak seru." Keluh Afifah.

" Memangnya drama pakai acara seru segala." Ucap Tiara sesekali menyeruput es tehnya.

Selanjutnya Mereka membahas tentang acara kegiatan unit kemahasiswaan.

" Kamu ikut UKM apa Ra?" tanya Wina.

" Jurnalistik saja lah. " Jawab Tiara.

" Gak mau ikut menwa kah? Tian komandan Menwa loh sekarang." Ujar Wahyu pamer.

" Lah, mending ikut club bahasa Inggris." Ujar Afifah.

Tiara hanya tersenyum getir. Rasanya melihat Tian lama-lama, Gadis itu malah mengingat perselisihannya dengan suaminya. Setelah selesai makan, Tiara mengajak Lia kembali ke kelas mata kuliah berikutnya.

...***...

Pria berkacamata itu duduk di ruangannya sambil merenungkan perselisihannya. Hatinya gelisah. Sepertinya rasa cemburu yang Dia miliki sangat berlebihan. Sedangkan gadis itu juga sudah menjelaskan dan menjawab pertanyaan yang dia ajukan. Bukan salah gadis itu, kalau adik tirinya masih menyukainya. Yang jadi masalah justru sekarang ada pada dirinya. Dirinya yang belum percaya pada gadis tersebut. Pada kesetiaannya.

Astaghfirullah. Hasan mengusap wajahnya mengingat kejadian itu. Dimana gara-gara terbakar api cemburu. Hasan justru melakukan hal tersebut, tanpa mengetahui bagaimana gadis itu meresponnya. Apakah gadis itu menerimanya atau malah berpikir yang tidak-tidak tentang dirinya.

Hasan pun tersadar akan kesalahannya, Dia beristighfar. Dan berniat ingin meminta maaf pada istrinya tersebut.

Pria tersebut menelepon istrinya namun direject, mungkin gadis itu sedang berada didalam kelas dan belum selesai mata kuliahnya. Dia pun malas jika harus meminta maaf lewat chat, rasanya kurang gentleman.

Pria itu pun memutuskan telepon Pak Bejo.

" Assalamualaikum Den,"

" Wa'alaikumsalam. Pak nanti tidak usah jemput Rara ya Pak. Kami pulang bersama." Ujar Hasan mengambil keputusan satu pihak.

" Baik Den,"

Sambil menunggu jam mata kuliah Rara selesai, Hasan pun kembali membaca buku bacaannya yang belum selesai dibacanya. Sambil sesekali mengecek grup wa laporan perusahaannya.

Saat itu tiba-tiba pintu terbuka, Siapa lagi kalau bukan Aidan. Yang biasa datang tak dijemput, pulang tak diantar.

" Kenapa wajah Ente kelihatan gelisah begitu. " Tegur Aidan seraya membawa dua buah gelas Coffe cup. Rasa vanilla dan capucino. Pria itu menyerahkan satu gelas rasa capuccino untuk Hasan.

" Tell me, " Ucap Aidan membuat Hasan menghela nafas panjang.

Hasan terdiam sejenak.

" Sepertinya Ane kurang percaya diri." Ucap Hasan dengan suara lemah.

Aidan membelalakkan matanya. Dari segi sudut mana pula pria didepannya ini merasa kurang percaya diri. Aidan melihat Hasan dari bawah kaki sampai atas kepala.

" Menurut Ane, Tidak ada yang kurang dari diri Ente. Apa yang membuat Ente kurang percaya diri?" Tanya Aidan jadi berpikir yang tidak-tidak.

" Atau jangan- jangan Ente tidak normal, " Tambah Aidan memandang Hasan dengan tatapan anehnya, hingga langsung mendapatkan tatapan tajam dari Hasan.

" Ya kali, Ente mau berteman dengan orang yang tidak normal." Gerutu Hasan sambil membolak-balikkan buku yang kini sudah ditutupnya.

" Jadi apa yang membuat Ente merasa kurang percaya diri begitu?" Aidan kali ini terlihat serius.

" Atau apa punya Ente kurang, Hmmm kurang..., " Kata-kata Aidan langsung dipotong sama Hasan.

" Tidak usah ngadi-ngadi," Ujar Hasan.

" Terus kenapa?" Aidan penasaran.

" Rara, Hmmm maksudnya istri Ane. " Kata-kata Hasan tertahan. Pria itu langsung tersadar. Semua itu masalah rumah tangganya. Dia tidak boleh membicarakan dengan orang lain. Seharusnya Dia membicarakan dan menyelesaikan dengan Tiara langsung. Bukan orang lain, walaupun itu sahabat atau bahkan keluarganya.

" Iya kenapa dengan Rara?" Tanya Aidan.

" Hmmm, sepertinya Dia sudah selesai mata kuliahnya. " Hasan melirik jam tangannya.

" Ane duluan, thanks kopinya," Kata Hasan seraya membawa segelas kopi pemberian kakak iparnya tersebut.

" Subhanallah, Sepertinya Dia tertular jadi kekanak-kanakan." Gumam Aidan.

Tiara keluar dari kelas seperti biasa, gadis itu menuju halaman utama gedung Universitas. Biasa Pak Bejo menjemputnya disana. Sampai di tempat, Tiara malah melihat mobil suaminya yang sepertinya sedang menunggu seseorang. Tiara pun tidak ingin tahu, pria itu menunggu siapa. Dia hanya sedang tidak ingin bertemu langsung sekarang. Mengingat moodnya pria tersebut, yang tadi pagi sedingin salju dikutub utara. Tiara pun mengambil sebuah buku ditasnya. Lalu menggunakannya untuk menutupi wajahnya. Berharap pria tersebut tidak akan mengetahuinya. Sambil menelepon Pak Bejo untuk menjemputnya. Tetapi Pak Bejo belum mengangkatnya juga. Apa mungkin ketiduran? Atau kelupaan handphonenya? Gadis itu terduduk sambil masih menutupi wajahnya. Hingga terdengar sebuah klakson berkali-kali. Membuat gadis tersebut mengintip dari balik bukunya. Sebuah mobil hitam berhenti didepannya, kaca jendelanya perlahan terbuka. Wajah yang tidak asing baginya. Manusia sedingin es dikutub utara itu muncul. Tanpa kata, Wajahnya mengisyaratkan Tiara untuk masuk. Dengan enggan Tiara pun masuk ke mobil hitam tersebut.

Setelah memasang sealbethnya, Tiara pun pura-pura sibuk dengan handphonenya. Seperti biasa mobil sunyi dan hening. Berkali-kali pria tersebut melirik kearah gadis disampingnya. Namun Gadis tersebut diam membisu dan sibuk dengan Handphonenya.

" Bagaimana kuliahmu hari ini?" Tanya Hasan memecahkan keheningan diantara Mereka.

" Alhamdulillah baik." Jawab Tiara. Hatiku yang tidak baik. Batin Tiara.

" Alhamdulillah." Kata Hasan.

" Hmm, Mas minta maaf kalau telah membuat Rara tidak nyaman." Ucap Hasan merasa bersalah atas sikapnya kemarin dan juga tadi pagi.

" Iya, " Jawab gadis itu singkat.

Lagi-lagi kembali sunyi dan hening, bahkan hampir sepanjang perjalanan. Hingga akhirnya Mereka sampai di depan pagar rumah.

Namun sepertinya Pak Bejo sedang sibuk. Jadi Pria tersebut mematikan mesin mobilnya sejenak. Dan kembali menoleh ke gadis disampingnya tersebut. Saat itu Tiara menoleh juga, namun langsung mengalihkan wajahnya kembali. Gadis itu masih terlihat kesal.

Entah kenapa wajah kesal gadis tersebut justru menarik perhatian Hasan. Pria tersebut diam-diam mendekati wajah Tiara. Membuat Tiara terkejut. Gadis itu membelalakkan matanya, melihat wajah suaminya sudah berjarak lima centi darinya. Tiara tidak ingin gugup, Namun gadis itu tetap merasa gugup. Bahkan wajahnya jadi merah padam. Detak jantungnya berdegup kencang. Ketika semakin mendekat.

Terlihat wajah Pak Bejo dijendela mobil.

" Den Hasan, Mba Rara, " Suara Pak Bejo memanggil nama Mereka, sambil mengetuk-ngetuk pintu yang masih tertutup. Karena kaca terlihat hitam dari luar, jelas Pak Bejo tidak mengetahui apa yang sedang terjadi didalam mobil tersebut.

Hasan langsung membenarkan posisi duduknya, begitu juga Tiara. Gadis itu langsung menepuk-nepuk pipinya.

Hasan pun membuka jendela mobilnya.

" Iya Pak." Sahut Hasan.

" Apa Kalian baik-baik saja? Pintu pagar sudah Bapak buka." Ujar Pria separuh baya tersebut.

Hasan pun jadi tersadar, Dia mematikan mesin mobilnya untuk turun dan membuka pagar tersebut. Namun justru perhatiannya teralihkan oleh istrinya.

" Baik-baik Kok Pak." Sahut Tiara.

" Terima kasih Pak." Ucap Hasan lalu menyalakan mesin mobilnya dan masuk melewati pekarangan halaman rumahnya, hingga masuk ke garasi mobilnya.

Hasan kembali mematikan mesin mobilnya. Pria itu melepas sealbethnya. Dan lalu menoleh kegadis disampingnya. Gadis itu menahan senyumannya seraya melepaskan sealbethnya.

" Lucu?" Tanya Hasan mencairkan suasana diantara Mereka.

" Sangat lucu." Ujar Tiara. Membuat pria itu gemes dan ingin mencubit kedua pipi istrinya tersebut.

To be continued

Jangan lupa like dan komentarnya

1
NurAzizah504
Otw ke karya baru, Kak /Smile/
Dandelion: Terima kasih banyak atas dukungannya 🥰
total 1 replies
NurAzizah504
Eh, beneran tamat? Cepet bgt /Sob/
Dandelion: iya jg sih mgkn blm rejeki. Tapi kyk gmn gtu kalau sdh dikontrakin terus g masuk nilai standar retensi. hehe, ok makasih semangatnya 🥰
NurAzizah504: Oalah, tpi ceritanya ini bagus, menghibur. Dan, ingat, gak ada karya yang sia2. Tetap semangt, ya. Mungkn belum rezekinya /Whimper/
total 3 replies
NurAzizah504
Pak Hasan cemburu /Chuckle/
Qiandra Tsabita Arriza
loh kok tamat?? baru juga bahagia tiara sama hasan
Qiandra Tsabita Arriza: owh oke oke.. semangat kak
Dandelion: Selanjutnya dikarya baru ya 🥹, saya lanjutkan dikarya baru. Karena karya yg ini penilaian retensinya tidak cukup jd kayak sia-sia kalau saya lanjutkan, 😢
total 2 replies
Arthey Cifanblifor
Ceritanya menarik
NurAzizah504
Mawar mendarat. Lanjut, Kak
Dandelion: Terima kasih banyak atas dukungannya
total 1 replies
NurAzizah504
Heh, mau jadi pebinor apa, ya? Geram sama Tian.
Dandelion: Memang Tian terlalu , hehe
total 1 replies
Teteh Lia
jaemin 😍
Dandelion: wah ketahuan nih biasnya jaemin hehe
total 1 replies
Teteh Lia
potek sudah ...... Tian sudah punya cewe ternyata
Dandelion: Tian kan play boy hehe
total 1 replies
Teteh Lia
cemberut menguras hati. mending santuy2 aja dulu.
Dandelion: iya benar bgt
total 1 replies
Teteh Lia
mau cemburu tapi gengsi.
Dandelion: cemburu terpendam dihati hehe
total 1 replies
Teteh Lia
bosan 😱 trus langsung putus gitu aja. 😱
Dandelion: playgirls hehe
total 1 replies
Teteh Lia
aku mau ice cream aja. 🤭
Dandelion: iya lebih enak ice cream hehe
total 1 replies
NurAzizah504
Lanjut, Kak. Semangat!
Dandelion: Terima kasih atas dukungannya
total 1 replies
IG: arka_novel
Semangat kak❤
Dandelion: Terima kasih. Bismillah tetap semangat hehe
total 1 replies
NurAzizah504
Lanjutttt. Aku kasih dua iklan, ya /Ok/
Dandelion: Terima kasih atas dukungan nya
total 1 replies
NurAzizah504
Pak Hasan bikin greget, deh /Joyful/
Dandelion: Terima kasih banyak atas dukungannya
total 1 replies
NurAzizah504
Lanjut, Kak. Saya menantikan karya hebat Kakak /Smile/
Dandelion: Terima kasih atas dukungannya kak
total 1 replies
Qiandra Tsabita Arriza
kurangnya komunikasi dan keterbukaan dalam hubungan pasangan suami istri kadang menimbulkan suatu masalah dan kesalah pahaman,, hati" hasan karna kamu masih saja memandang rara sebagai anak kecil bila suatu hari nanti terjadi salah paham jangan salahkan tiara
Dandelion: Insyaallah, bismillah. Semangat
Qiandra Tsabita Arriza: sama sama kak.. semangat terus yak
total 3 replies
NurAzizah504
Dua iklan mendarat, Kak /Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!