Istri Yang Tak Diinginkan

Istri Yang Tak Diinginkan

Bab 1

Bagaimana jadinya jika kau dipaksa untuk menikahi wanita yang sama sekali tidak kau sukai bahkan wanita yang sudah kau benci sejak awal sebelum dijodohkan?

Mau tidak mau ataupun siap tidak siap besok adalah hari yang tak bisa dihindari atas tekanan yang penuh paksaan itu Leon Schafer terpaksa melangsungkan pernikahan dengan gadis yang ia benci, Elvira Ruby Jane.

Jika dilihat dari namanya gadis itu terkesan sangat indah dan menawan namun aslinya wanita itu bermuka dua memiliki sifat buruk dan menjijikan yang disembunyikannya selama ini.

Leon mengetahui semua itu karena mereka pernah berada di bangku sekolah yang sama dan lebih lagi kekasih hati Leon, Isabella adalah korban dari keburukan Elvira.

Namun balik lagi orang tuanya sangat tak terhentikan dan keputusan orang tuanya juga tak terbantahkan.

"Kenapa kau masih bersantai seperti ini Leon? Besok adalah hari pernikahanmu" ucap wanita paruh baya yang tiba-tiba menyelonong masuk ke dalam kantornya.

"Ma.." sapa Leon menatap lirih ibunya itu.

Lamia Schafer, sang ibu hanya menghela nafasnya kasar saat melihat tatapan putranya itu. Sebagai seorang ibu ia tentu tidak menutup mata dan telinga dengan fakta bahwa putranya itu sangat menentang pernikahan ini dan ia juga tau jika putranya sudah memiliki kekasih hati sejak mereka masih berada di bangku sekolah.

Hubungan Leon dan Isabell sudah sangat lama bahkan Lamia juga mengenal Isabell dan bukan sekali dua putranya itu bercerita tentang kekasihnya bahkan terakhir kali Leon mengatakan ingin segera melamar kekasihnya Isabell.

Namun Lamia, sang ibu pun tidak bisa berbuat banyak karena semua ini sudah direncanakan dan diputuskan sepihak oleh suaminya, ayah Leon, Thomas Schafer.

"Ayo pulang bareng mama, kau harus istirahat sayang. Besok akan menjadi hari yang panjang dan akan sangat melelahkan" ucap Lamia pada putranya itu.

Leon menghela nafasnya kasar dan mengacak rambutnya frustasi, Lamia yang melihat itu hanya bisa menghela nafas saja karena tak banyak hal yang bisa ia lakukan bahkan mau protes pun tak akan mengubah keputusan suaminya.

"Mama pulanglah, aku akan menyusul sebentar lagi setelah menyelesaikan ini" ucap Leon mencoba untuk tenang.

Sebenarnya tidak ada yang harus diselesaikannya, itu hanya alasan karena ia butuh waktu sendiri karena jika kembali ke rumah maka ia akan mendengar ucapan yang sama dari ayahnya yang selalu menekankan pernikahan ini.

"Ayolah Leon, mama sudah jauh-jauh datang kemari untuk menjemputmu. Apa kau tega membiarkan mama pulang sendirian?" ucap Lamia.

"Lagipula supir mama sudah pulang karena mama pikir kau akan pulang bersama mama, apa kau ingin mama pulang menggunakan taksi?" ucap Lamia lagi.

Sebenarnya Lamia datang menjemput Leon atas perintah suaminya karena suaminya itu takut jika putra mereka melarikan diri karena besok adalah hari pernikahannya.

"Baiklah"

Pada akhirnya Leon pulang ke rumah bersama ibunya, tidak ada percakapan selama perjalanan karena Leon sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Bersiaplah Leon! Besok adalah hari pernikahanmu, kau jangan pernah berpikir untuk mengacaukannya!"

"Aku sudah membesarkan mu dari kecil dan ini saatnya kau membalas budi pada orang tuamu" ucap Thomas dengan dingin pada putranya yang baru saja tiba di rumah itu.

Kesal? Marah? Tentu saja bahkan ia tidak diberi kesempatan untuk berpikir apalagi untuk menolak perjodohan ini, semua berjalan sesuai rencana ayahnya.

"Apa kau dengar yang kukatakan?!" ucap Thomas lagi.

Leon hanya diam menatap ayahnya dengan memendam amarah karena ia bukan anak durhaka yang melampiaskan amarah pada kedua orangtuanya itu.

"Jangan pernah berpikir untuk mengacaukannya! Kau mengerti?!" hardik Thomas.

"Terserah kalian saja, lakukan apapun yang kalian mau pada hidupku. Balas budi atau apapun itu, terserah kalian saja!" ucap Leon beranjak pergi dari sana.

"Hey! Mau kemana kau?! Jangan berpikir untuk kabur, Leon!" ucap Thomas sedikit berteriak.

"Sudah sayang, biarkan dia sendiri, Leon tidak akan kabur" ucap Lamia mencoba untuk menenangkan suaminya yang terpancing emosi itu.

"Suruh anakmu itu kembali!" ucap Thomas.

"Biarkan saja, dia pasti pulang" ucap Lamia

"Dan kau.. kata-katamu sangat keterlaluan, seharusnya kau tidak mengatakan hal seperti itu. Dia putra kita kenapa dia harus membalas budi pada kita? Bukankah selama ini sudah cukup, dia selalu menuruti perkataanmu" ucap Lamia lagi, ia tak terima dengan apa yang dikatakan Thomas pada putra satu-satunya itu.

"Tentu saja dia perlu balas budi pada kita karena kita orangtuanya, dia harus menjadi anak yang berbakti" ucap Thomas tak merasa ada yang salah dengan ucapannya.

"Kalau begitu aku bukan anak yang berbakti karena aku tidak pernah membalas budi kedua orang tuaku" ucap Lamia.

"Berhenti membelanya! Kau selalu memanjakannya seperti itu" ucap Thomas tak ingin berdebat dengan istrinya itu.

"Karena kau terlalu egois! Bukankah sudah pernah kukatakan biarkan putra kita memilih bagaimana hidupnya jangan ikut campur tapi kau selalu menentukan bagaimana hidupnya" ucap Lamia

"Apa kau ingin putramu merasakan apa yang kau rasakan? Apa karena itu kau juga menjodohkannya, kau menyesal dijodohkan denganku? Apa kau membenciku?" ucap Lamia hampir meneteskan air matanya.

"Perhatikan ucapanmu! Berhenti melantur, jangan dikait-kaitan seperti itu!" ucap Thomas berdiri meninggalkan istrinya di ruang keluarga seorang diri.

Disisi lain Leon kini berada di sebuah club yang dimiliki sahabatnya Victor, Victor adalah sahabat Leon sejak mereka di bangku sekolah.

Leon, Victor, Elvira dan Isabella berada di sekolah yang sama, jadi sedikit banyaknya Victor mengetahui bagaimana dan apa yang membuat Leon sangat membenci Elvira.

"Berhenti memberinya minuman!" ucap Victor pada anak buahnya dan duduk di kursi sebelah Leon.

"Apa yang kau lakukan disini? Besok adalah hari pentingmu tapi kau malah asik minum-minum disini" ucap Victor merampas gelas dari genggaman Leon.

"Apa kau juga berada di pihak ayahku?" ucap Leon geram.

"Come on! Kau bahkan tidak bisa menolak permintaan mereka lalu kenapa kau seperti ini? Tidak akan ada yang berubah dengan kau mabuk-mabukan seperti ini" ucap Victor.

"Kenapa harus wanita itu?! Kenapa menyiksaku seperti ini, aku sangat membencinya. Dia wanita yang sangat menjijikan" ucap Leon dan Victor hanya menghela nafasnya kasar.

"Kau tidak boleh terlalu membencinya seperti itu bahkan kita tidak tau kebenarannya karena selama ini kau hanya mendengarnya bukan?" ucap Victor.

"Maksudmu Isabell berbohong padaku? Bagaimana kau bisa berpikir seperti itu, apa kau tidak lihat bagaimana sakitnya Isabell yang menangis setiap kali bercerita tentang wanita hina itu?!" ucap Leon semakin geram.

"Bukan begitu maksudku tapi kau tidak pernah melihatnya secara langsung" ucap Victor lagi.

"Kau sama saja! Apa kau juga dihasut oleh wanita itu seperti ayahku?" ucap Leon geram bangkit dari sana meninggalkan Victor dan club itu.

Sepeninggalan Leon, Victor menghela nafasnya kasar "Bukan aku yang dihasut tapi kaulah yang sudah terhasut oleh omongan kekasihmu itu"

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

Mampir di sini dulu

2024-04-24

2

Nala Ratih Soemarna

Nala Ratih Soemarna

Mulai baca

2024-04-07

0

Teh Euis Tea

Teh Euis Tea

hadirrrr mulai baca kynya bagus nih

2024-04-04

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!