Lastri merupakan seorang gadis desa miskin, yang baru saja lulus dari sekolah SMA.
Sebulan yang lalu Lastri mendapatkan tawaran bekerja dari tetangganya untuk bekerja menjadi Asisten Rumah Tangga di Jakarta.
Lastri langsung menerima tawaran bekerja itu, tanpa berfikir panjang. Mau melanjutkan untuk kuliah pun, Lastri tidak akan mampu. karena ke dua orangtuanya telah lama meninggal dunia.
Selama ini Lastri tinggal bersama Tante Retno, adik perempuan ibunya. Kebetulan Lastri merupakan anak yang cerdas dan juga pintar. Hingga Lastri mendapatkan beasiswa hingga Lulus SMA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AULIA KHAIRIN NISA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
" Lastri pesanannya apa sudah di ambil sama orang yang pesan ?," tanya Tante Retno melalui pesan singkat whatsapp.
" Sudah Tante. Bagaimana to ," jawab Lastri penasaran.
" Oh ok kalau begitu. Nanti, Tante gak usah di jemput ya. Tante ada acara di luar. Nanti uang jualan kamu. Tante ambilkan saja ya. Sekalian nanti Tante pas pulang tak ambilkan sekalian saja ," ujar Tante Retno membalas lagi pesan dari Lastri.
" Apa gak apa - apa Tante ?," tanya Lastri ragu.
" Gak apa - apa kok. Kan sekalian saja sejalan juga sama Tante pas pulang nanti ," jawab Tante Retno membalasnya lagi.
" Ok deh, kalau begitu. Terimakasih ya Tante. Maaf kalau merepotkan Tante ," ujar Lastri merasa sungkan.
" Iya gak apa - apa kok Lastri ," jawab Tante Retno membalasnya singkat.
" Alhamdulillah habis ini Aku bisa tidur sebentar saja. Habis itu mau nonton televisi sambil nulis cerita lagi deh. Mumpung lagi longgar begini," gumam Lastri pada dirinya sendiri.
" Nanti malam baru ngomong deh, sama Tante Retno soal tawaran dari Tante Desi yang kemarin. Semoga Tante Retno gak keberatan dengan keputusan yang mau aku ambil nantinya ," gumam Lastri lirih.
Saat Lastri baru saja keluar dari dalam kamar, di lihatnya Tantenya yang sedang asik beristirahat sambil menonton televisi serta di temani oleh cemilan dan juga Teh Panas yang tersaji di atas meja yang sudah disiapkan.
Lastri lalu menghampiri Tantenya yang sedang asik bersantai di depan televisi itu.
" Sini Lastri, temeni Tante nonton Televisi," ajak Tante Retno yang memang selalu saja saat bersantai ria. Selalu mengajak sang keponakan untuk bergabung dengannya. Hanya untuk berbagi cerita tentang segala aktivitasnya yang telah di kerjakan selama seharian.
" Iya Tante, Lastri buat Coklat Panas sebentar ya. Nanti Lastri temani Tante," jawab Lastri pelan.
" Ok ," jawab Tante Retno pelan.
Lastri, Tante mau bicara sama kamu boleh ?," tanya Tante Retno memulai membuka obrolan malam ini.
" Boleh Tante, Tante mau bicara apa kok sepertinya serius bener," jawab Lastri sembari menyesap secangkir coklat Panas yang ada di tangannya.
" Kamu kan tahu Lastri umur Tante sudah cukup dewasa buat menikah. Kebetulan itu, Kekasih Tante Retno itu kemarin mengutarakan niat baiknya buat melamar Tante buat menikah. Menurut kamu bagaimana ya Lastri. Tante bingung mesti jawab apa sama Kekasih Tante, Lastri ?," ujar Tante Retno mulai bercerita dengan wajah yang serius.
" Alhamdulillah, akhirnya Tante. Lastri senang sekali mendengarnya. Sejak Lastri disini, sepertinya Lastri itu sebagai penghambat buat jodoh Tante Retno ya Tante," jawab Lastri langsung memasang wajah sedih.
" Hush, bukan begitu lah Lastri. Lahir, hidup, rezeki, jodoh dan juga mati seseorang itu sudah ditakdirkan oleh Allah Lastri. Jadi tidak ada apa itu tadi kamu jadi penghambat jodoh Tante kamu ini. Kamu salah besar Lastri kalau kamu punya pikiran seperti itu. Tante itu ikhlas membesarkan kamu Lastri. Sudah menjadi kewajiban Tante itu atas kamu. Karena kamu itu anak dari kakak Tante. Mana bisa Tante kamu ini lepas tangan kepada kamu. Tante malahan senang sekali kamu menemani Tante di rumah ini, jadi Tante di rumah ini gak kesepian lagi. Tiap pulang kerja, ada kamu yang selalu menyambut Tante pulang. hidup Tante malah lebih berwarna semenjak kamu berada di dekat Tante ," ujar Tante Retno dengan mata berkaca - kaca menahan tangisannya yang akan pecah.
" Terimakasih ya Tante. Tante sudah peduli sama Lastri, kalau tidak ada Tante, Lastri sama siapa setelah orangtua Lastri semuanya meninggal dunia ," jawab Lastri yang langsung pecah tangisannya.
" Sudah - sudah gak usah menangis begini kamu, nanti Tante malah ikutan sedih melihat kamu begini ," ujar Tante Retno sembari menghapus bekas airmata yang telah jatuh membanjiri pipi Lastri.
Lastri hanya diam membisu diperlakukan sebaik ini oleh Tantenya sendiri
" Tante Aku boleh ngomong sesuatu gak sama Tante ?," tanya Lastri dengan wajah yang serius.
" Mau bicara tentang apa Lastri. Kelihatannya serius bener," jawab Tante Retno dengan wajah penasaran.
" Begini Tante sebenarnya. Lastri pingin menerima tawaran pekerjaan dari Tante Desi sebagai Asisten Rumah Tangga ," ujar Lastri hati - hati.
" Kapan Desi kesini Lastri ," jawab Tante Retno dengan wajah terkejut tak percaya atas ucapan dari keponakannya itu.
" Kemarin pagi Tante Desi kesini Tante ," ujar Lastri pelan.
" Owh kemarin, lah kamu kok baru cerita sekarang Lastri ," jawab Tante Retno heran.
" Lastri lupa tante, kemarin kan Lastri sibuk banget buat ngurusin pesanan hari ini Tante," ujar Lastri beralasan saja.
" Tante sih agak pernah melarang Lastri, kamu mau bekerja apa, dimana dan bekerja sama siapa saja. Yang terpenting itu kamu siap, nyaman, dan juga aman saja Lastri ," jawab Tante Retno memasang wajah serius.
" Berarti Tante gak akan melarang Lastri, jika menerima tawaran pekerjaan dari Tante Desi ya Tante ?," tanya Lastri penuh selidik.
" Tante gak melarang Lastri sayang. Tapi, apakah kamu sudah memikirkan semuanya dengan matang Lastri. Tante tidak mau kamu salah memilih tujuan hidup. Kamu Tante suruh untuk melanjutkan pendidikan kamu saja, kamu gak mau. Memangnya kenapa toh sayang ," jawab Tante Retno penasaran.
" Lastri sudah memikirkan semuanya dengan matang Tante. Lastri tidak mau merepotkan Tante Retno terus - terusan. Setidaknya kalau Lastri bekerja kan, beban Tante Retno kepada Lastri sedikit berkurang juga kan. Dan Tante Retno juga bisa tenang melanjutkan mimpi - mimpi Tante Retno yang sempat tertunda. Karena kedatangan Lastri di kehidupan Tante selama ini ," ujar Lastri merasa bersalah.
" Hush, kamu gak boleh bicara seperti itu lagi ya sayang. Tante itu ikhlas kok, selama ini Tante senang kamu ada disini. Jadi Tante, gak merasa kesepian lagi. Semenjak Ibu kamu menikah, Tante kamu ini kan tinggal di rumah ini sendirian kan. Sebelum Ibu kamu menikah kan, Tante tinggal berdua sama Ibu kamu. Tapi setelah peninggalan Ibu kamu, Tante mau gak mau ya harus sendirian di rumah peninggalan Kakek dan juga Nenek kamu ini ," jawab Tante Retno pelan.
" Tante, sebenarnya rumah peninggalan Ibu itu, statusnya itu milik siapa to Tante ?," tanya Lastri penasaran.
" Itu rumah Ibu kamu sayang, jatah dari orangtua kami sayang. Gak apa - apa lah, biarkan Om dan Tante kamu yang menempati rumah itu. Tante gak mau ada keributan diantara keluarga kamu sayang ," jawab Tante Retno memasang wajah sedih.
" Kalau begitu Tante dan Om gak berhak donk atas rumah itu ?," tanya Lastri heran.
" Emang mereka gak berhak sayang. Yang berhak itu kamu, tapi sertifikat rumah itu. Sekarang ini, sudah di kuasai oleh mereka sayang. Kita bisa apa sayang. Ikhlaskan saja, suatu saat nanti Tante yakin kamu bakalan sukses. Dan bisa mengambil kembali apa yang harus menjadi hak kamu sayang," jawab Tante Retno dengan mata yang berkaca - kaca.
