NovelToon NovelToon
Eternal Fog

Eternal Fog

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Action / Sci-Fi / Spiritual / Sistem / Persahabatan
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Kabut berbahaya yang disebut dengan Eternal Fog kerap kali menyerang kota. Tingkatan berbahaya dan jenis yang ditimbulkan kabut tersebut berbeda-beda. Ada beberapa warna yang membedakan jenis-jenis kabut tersebut. Ada pun penyebab Eternal Fog adalah semburan napas dari monster yang disebut Strano dan menghuni area di luar kota yang disebut Danger Mori. Oleh karena itu, keamanan kota dijaga oleh para Occhio. Sebutan untuk para pembasmi Strano dan Eternal Fog.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 13 Soren VS Dean

Kelas M. Dilatih langsung oleh sang pemimpin pembukaan apel kemarin. Lais. Sang occhio elit yang tidak muncul setiap generasi dari segi wibawanya. Juga suara pembius miliknya.

Sementara itu, di kelas M itu sendiri memiliki empat occhio seperti terkuat seperti Soren dan kawan-kawan. Salah satunya merupakan perempuan yang sangat digemari oleh Annora. Namanya Ivory. Seorang perempuan berusia dua puluh satu tahun. Telah menjadi occhio selama empat tahun dan mencetak rekor sebagai yang paling banyak mengalahkan strano. Tentu saja occhio yang sudah lebih dari sepuluh tahun belum bisa ia samakan jumlah strano yang telah dikalahkan. Hanya saja jika dihitung pertahun. Maka rekor Ivory jauh lebih banyak..

"Bagus sekali, anak-anak. Kalian memang terlahir untuk menjadi para occhio. Itu tidaklah bisa dibantah. Terutama kamu, gadis manis yang murah senyum." Lais berkata kepada Ivory. Perempuan itu memang murah senyum. Ketika tersenyum, matanya seperti ikut tersenyum. Hampir tidak ada yang bisa membencinya karena sifat ramahnya. Siapa pun yang berpapasan dengannya akan selalu ia lemparkan senyuman.

Latihan untuk occhio kelas M yang dipimpin oleh Lais adalah ketahanan, atau kuda-kuda. Lais akan berperan sebagai seekor strano yang akan menyerang occhio satu persatu. Maka, mereka diminta untuk berada pada posisi bertahan. Bukan menyerang. Pertama-tama, mereka kesulitan karena tenaga Lais memang sangat kuat. Mengingat ia bagian dari occhio elit. Berkali-kali jatuh, berkali-kali juga mereka berdiri. Sampai pada akhirnya mereka berhasil dalam mode bertahan ketika Lais menyerang. Itulah yang menyebabkan pria itu memuji para occhio kelas M.

Sekali lagi, Lais berlari dengan kecepatan tinggi ke arah para occhio yang berderet satu persatu. Ia meniru gaya strano ketika menyerang.

Bukkk!

Seorang occhio yang tidak mengira bahwa dia yang akan diserang langsung terjatuh ke belakang, sebab tanpa persiapan kuda-kuda. ia mengaduh sambil memegang pantatnya yang menghantam tanah dengan keras.

"Kalian pikir strano akan menyerang secara berurutan sesuai letak kalian? Ayolah, berpikir secara cepat. Kalian tentu tidak mau menjadi occhio lemah seperti gadis dari kelas A itu, bukan?" Lais menyindir Shiroi.

Para occhio kelas M menggeleng serempak. Sejak kejadian pingsannya Shiroi di tengah-tengah lapangan membuat Lais marah besar terhadap Eliot karena pria itu membiarkan orang yang tidak layak untuk menjadi occhio lolos. Apalagi peringkatnya jauh di bawah. Eliot yang tidak mau ambil pusing itu hanya tersenyum tanggung. Lalu mengatakan bahwa Shiroi akan berguna.

Lais sendiri cepat muak ketika hendak berdebat dengan Eliot, karena pria itu terlalu santai. Jika berdebat, sama saja berdebat dengan tembok. Sebab Eliot tidak pernah menanggapi tegas sebuah perdebatan. Itu yang membuat Lais tidak mau berurusan lama dengan Eliot.

"Maaf, Senior Lais. Apakah aku boleh mencoba seperti yang Anda lakukan?" tanya Ivory. Lesung pipinya terlihat.

"Mencoba seperti apa itu, Ivory?"

"Aku akan menjadi strano dan Anda mencoba occhio yang diserang."

Seketika seluruh occhio kelas M saling pandang. Menarik. Ivory seperti menantang ketahanan tubuh sang occhio elit. Itu tidak membuat Lais tersinggung. Itu justru menyulut semangatnya untuk menunjukkan bagaimana kekuatan occhio kelas elit.

"Apa pun untukmu, calon occhio elit masa depan."

Ivory terdiam sejenak. Melihat Lais yang berdiri tegak seperti patung. Agak heran namun wajahnya tetap tersenyum untuk menutupi ekspresi sebenarnya.

"Tunggu apa lagi, aku sudah dalam posisi siap," ujar Lais, membaca kebingungan Ivory.

Perempuan ramah itu menunduk, tatapannya menajam. Fokus pada titik lemah Lais. Dan....

Wushhh!!!

Ivory berlari cepat. Tubuhnya terlihat sangat lentur dan terlatih.

Splash!!!

Ivory melancarkan serangan tipuan ke depan, namun langsung menuju belakang dan melancarkan tendangan kuat dari belakang namun incarannya adalah perut Lais. Berhasil! Lais nyaris terjatuh namun masih bisa bertahan.

Tatapan takjub menghiasi seluruh wajah occhio kelas M itu. Seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Namun tidak sepenuhnya, sebab yang melakukannya adalah Ivory.

"Aku kira ini hanya tentang latihan mode bertahan." Lais berseru.

Senyuman Ivory tersulam, "Bukankah strano lebih sering menyerang lewat belakang."

"Ah, iya. Tapi strano tidak bisa menendang seperti itu."

"Tapi, kita tahu jika suatu saat ada strano aneh yang muncul. Yang kekuatannya tidak pernah kita lihat sebelumnya," ujar Ivory.

Lais tersenyum miring. Gadis ini bukanlah gadis biasa. Namun, sepertinya ia jauh lebih asik diajak berdebat dibandingkan Eliot.

"Sekali lagi, Ivory. Aku tidak mau malu sebagai occhio elit yang kalah dengan occhio junior sepertimu." Lais menantang.

"Baiklah. Aku akan menjadi strano aneh lainnya."

☆☆☆

Occhio kelas G membentuk lingkaran berjarak. Di tengah-tengahnya sudah ada Soren dan Dean yang akan bertarung. Mereka sengaja membuat lingkaran atas perintah Sunniva agar bisa melihat siapa yang menang dan kalah lebih cepat. Ialah, siapa pun yang mengenai temannya yang di lingkaran, maka ialah yang kalah.

"Baik, kita akan menyaksikan pertarungan antara Soren dan Dean. Tolong jangan ada yang curang. Jika merasa salah satu dari mereka menyentuh kalian, maka laporkan." Sunniva berseru. Bibir berhias lipstik merah itu tersenyum miring.

Dean menyerang terlebih dahulu. Dengan mendorong tubuh Soren dengan keras. Nyaris sekali pertarungan berakhir cepat sebab Soren hampir mengenai salah satu temannya yang berada di lingkaran.

"Hei, jangan mundur!" tegas Sunniva terhadap Annora. Seseorang yang hampir ditabrak Soren.

"Dasar! Perempuan menyusahkan!" seru Dean kapda Annora.

Sebenarnya, walaupun Annora tidak mundur. Soren tetap tidakn akan mengenainya. Annora hanya reflek karena tidak rela teman dekatnya itu kalah.

Wushhh!

Dean melaju lagi. Merangsek ke arah Soren dan langsung melancarkan pukulan. Namun gerakan kilat Soren mampu menciptakan tameng dari lengannya. Imbang.

Dhuakkk!

Tendangan Soren telak mengenai perut Dean. Lalu selagi Dean kesakitan, ia mendorong keras tubuh itu hingga nyaris mengenai lingkaran. Hanya berjarak beberapa sentimeter. Atmosfer pertarungan mulai menyala.

Soren berlari kencang. Berharap sempat mendorong Dean sedikit lagi sebelum ia beranjak. Namun, sepersekian detik Dean langsung menjauh dan justru nyaris menjadi tindakan bunuh diri dari Soren. Ia hampir menabrak lingkaran tanpa didahului serangan Dean.

"Hampir saja kau kalah konyol," sungut Dean.

Wajah lelaki yang biasanya tenang itu mulai menajam. Pasalnya, ia sudah menduga bahwa dirinya yang akan ditantang oleh Dean dalam pertarungan satu lawan satu.

Jual beli serangan terjadi di tengah-tengah kali ini. Lokasi paling aman. Alias jauh dari lingkaran. Keduanya saling dorong seperti pertandingan sumo. Kekuatan mereka imbang. Tinggal menunggu ketahanan siapa yang lebih kokoh.

Beberapa detik. Soren berhasil didorong oleh Dean. Senyuman puas tersulut. Jika terus begitu, maka ia akan memenangkan pertarungan.

Soren hendak melepaskan diri agar ke luar dari drama saling dorong mendorong itu. Namun, Dean mencengkram keras.

Hingga sampai pada jarak sekilas lima belas sentimeter, Soren berhasil melepaskan diri dan langsung melompat memutar melewati atas kepala Dean dan berhasil menuju belakang. Tanpa pikir panjang, Soren dengan mudah mendorong Dean dan mengenai salah satu temannya yang menjadi lingkaran. Selesai. Soren menang.

Teriakan melengking Annora langsung terdengar. Membuat orang-orang di sekitarnya terkejut. Ia segera meminta maaf, melihat mata orang-orang tertuju padanya.

"Bagus sekali!" puji Sunniva.

Dean menunduk kecewa. Padahal ia sangat percaya diri bisa memenangkan pertandingan. Apalagi setelah merasa kekuatannya di atas Soren. Namun, di saat ia hampir menyelesaikan pertandingan, cengkramannya malah melemah dan membuat Soren berhasil keluar dari tekanan.

1
anggita
ginela... jago renang 🏊‍♀️
anggita
like👍+ iklan☝☝. semoga novelnya lancar thor.
Chira Amaive: amin. makasiii
total 1 replies
anggita
Soren... Occhio💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!