NovelToon NovelToon
Bianglala Negeri Impian

Bianglala Negeri Impian

Status: sedang berlangsung
Genre:berondong / Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Agung Riyadi

kisah cerita Randu, seorang anak korban musibah tanah longsor di kampungnya dan hanya dia satu satunya yang selamat, kemudian mendapatkan anugerah kesaktian yang tiada taranya dari jiwa leluhur, menjalani liku liku kehidupannya dan berusaha menggapai semua impian dan cintanya.
berhasilkah Randu, please check it out the story

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agung Riyadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semakin meresahkan

"Apa aku juga harus les beladiri di tempat kamu ya dek ?" ujar Tiara setelah sekian lama hanya berdiam diri, sementara kepalanya masih bersandar di punggung Randu.

"Terlalu riskan nggak sih kak, kalo cewek belajar beladiri?" jawab Randu sambil konsentrasi di jalanan yang jika mendekati waktu petang justru semakin ramai dan padat.

"Nggak lah, apalagi di zaman sekarang ini semua serba nggak aman, kalo aku hanya bergantung ke kamu saja itu yang riskan, bagaimana kalo seperti tadi kondisinya sementara kamu terlambat banget sudah jadi apa aku?" ujar Tiara terdengar melow.

"Iya juga sih kak, kalo gitu biar aku saja yang ngajarin nggak usah les segala kak, buang buang duit." kata Randu, sambil berpikir kalo lah Tiara hanya sedang baper saja atas pelecehan yang hampir saja ia alami.

"Nah itu lebih bagus kalo kamu mau ngajarin, jadi aku ga perlu repot kemana mana kan," ujar Tiara yang langsung berseri seri wajahnya, ia seakan baru sadar dan ngeh kenapa nggak dari kemarin kemarin ia minta saja Randu untuk mengajari nya ilmu bela diri meskipun hanya dasar dasarnya saja.

"Tapi nggak gratis loh," ujar Randu sambil tersenyum sengaja menggoda kakak angkatnya itu.

"Hah masa harus bayar dek, memang mau minta di bayar berapa ?" kata Tiara yang kemudian ditertawakan saja oleh Randu.

"Serius bener kak, masa aku minta bayaran sama kakak yang ada juga biasanya aku yang selalu di rampok sama kakak," kata Randu seolah menyindir Tiara yang kemudian membuat gadis itu tertawa ngakak.

"Hus, ketawanya pelan pelan aza kak, takut bikin polusi suara dan menganggu orang," ujar Randu namun Tiara justru semakin merapatkan tubuhnya pada Randu.

Gadis entah kenapa merasakan kenyamanan yang sesungguhnya saat bersama adik angkatnya itu.

Sampai di rumah sontak saja Tiara langsung menceritakan semua kejadian yang dialaminya dimana dia hampir dilecehkan oleh anak anak dari SMP swasta kosong tiga yang tentu saja langsung membuat Pak Priyatna naik pitam setelah mendengarnya.

"Kok bisa kurang ajar betul anak anak SMP swasta itu, apakah guru guru mereka tidak mendidik mereka dengan baik?" ujar Pak Priyatna seolah mengeluh sendirian.

"Iya ayah, semenjak pengumuman studi banding itu anak anak dari SMP swasta kosong tiga semakin liar saja sudah banyak teman teman kami jadi korban pemukulan dan pemalakan yang dilakukan anak anak itu bahkan siswa siswa putri SMP negeri kosong satu banyak yang jadi korban pelecehan juga," tutur Tiara.

"Iya maksud ayah itu apakah pihak sekolah SMP swasta kosong tiga mengerti kelakuan murid murid mereka dan sudah mencoba menegur murid muridnya itu," kata Pak Priyatna cukup heran setelah mendengar pengaduan dari anak gadisnya itu.

"Orang sepertinya malah guru guru mereka yang mendorong anak anak itu pak, buktinya mereka ingin diadakan studi banding segala," ujar Tiara.

"Studi banding gimana maksudnya nak ?" tanya Pak Priyatna.

"Kompetisi pertandingan berkelahi antar sekolah SMP negeri kosong satu dan SMP swasta kosong tiga dengan kesepakatan yang kalah akan jadi pecundangnya yang menang," jawab Tiara.

"Apa apaan itu, apakah guru guru sekolah kalian sudah gila menyepakati hal semacam itu ?" ujar Pak Priyatna yang tak habis pikir bagaimana mungkin sebuah institusi pendidikan menyelenggarakan kegiatan semacam itu.

Pria paruh baya itu bisa mengerti jika itu hanyalah sebuah pertandingan beladiri biasa namun jika sudah ada taruhan bahwa yang kalah akan jadi pecundang bagi yang menang itu tidak bisa ia terima begitu saja, mengingat kedua anaknya bersekolah di salah satu sekolah itu.

"Apakah Randu akan ikut pertandingan itu ?" lanjut Pak Priyatna.

"Entahlah ayah, harusnya sih ikut sebagai perwakilan dari kelas tujuh, tapi siapa siapa yang ikut studi banding akan diumumkan besok jumat," jawab Tiara yang tau jelas akan kemampuan adik angkatnya itu yang rasanya sama sekali tidak kenal dengan yang namanya takut.

"Trus kira kira ada kemungkinan sekolah kalian akan menang nggak ?" tanya Pak Priyatna lagi.

"Tentu saja ada ayah, Pak Tatang juga nggak mungkin menyetujui studi banding itu jika ia tidak melihat ada kemungkinan akan menang," jawab Tiara merujuk pada kata kata guru olahraga SMP negeri kosong satu.

"Ha..ah..semakin meresahkan saja kelakuan anak zaman sekarang," keluh Pak Priyatna yang membuat Tiara hanya mengulum senyum melihat ayahnya yang resah.

"Randu kemana sih mah ?" tanya Pak Priyatna kepada Bu Yeni istrinya yang kebetulan berjalan melintas di dekat mereka.

"Lagi ngurusin ayam ayamnya, ada apa ayah mencarinya ?" jawab Bu Yeni.

"Oh iya, sudahlah nanti saja mah ada yang ingin ayah tanyakan pada Randu," kata Pak Priyatna.

Pria paruh baya itu kemudian bangkit dari kursi sofa yang ia duduki lalu melangkah ke menuju kamar mandi. Sementara Tiara kemudian juga beranjak ke dalam kamarnya sendiri.

Malam itu Randu kembali mengalami mimpi anehnya lagi, pria misterius itu hadir lagi dan kembali mengajari Randu. Mula mula seperti biasa pria itu memperagakan gerakan gerakan jurus jurus silatnya yang kali ini ia memperagakannya dengan menggunakan berbagai senjatanya, mulai dari senjata lentur semacam cambuk sampai tombak yang ujungnya terbuat dari besi lancip.

Setelah itu pria itu menyuruh Randu melakukan gerakan yang sama dengan yang sudah ia peragakan dengan berbagai macam alat senjata itu, dan terakhir Randu disuruh berendam dalam sebuah kubangan air yang terlihat bergolak layaknya air mendidih, namun saat Randu masuk kedalamnya ia justru merasa seperti sedang berendam di dalam kubangan es saking dinginnya.

Anehnya kemudian Randu merasa tubuhnya semakin lama semakin panas dengan sensasi rasa panas itu seolah ingin membakar tubuhnya hingga beberapa kali ia menyelam dalam kubangan air itu untuk mengurangi rasa panas yang ia derita namun panas yang dirasakannya justru semakin menjadi jadi hingga ia berteriak teriak minta tolong namun pria itu sudah menghilang lenyap dari tempatnya.

Randu terus saja berteriak teriak minta tolong namun sama sekali tak ada siapapun juga disekitarnya sampai ia tiba tiba bangun tersadar dari impiannya dan mendapati sekujur tubuhnya telah basah mandi keringat dengan tubuh terasa sangat letih sekali lebih letih dari malam malam kemarin, karena kali ini ia merasa tulang tulang tubuhnya seakan rontok semuanya.

Tidak seperti malam sebelumnya dimana Randu masih bisa berjalan ke kamar mandi meskipun tertatih tatih namun kali ini Randu merasa begitu berat dan malas untuk sekedar beranjak dari pembaringannya, meskipun mulutnya terasa begitu kering karena kehausan.

Barulah ketika ia mendengar suara adzan subuh, ia mencoba beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas ke kamar mandi untuk segera membersihkan badannya yang banjir oleh keringat, namun entah kenapa nalurinya seolah ingin ia kembali mandi keramas lagi.

1
Agung Riyadi
luar biasa
Laelia
Ngangenin deh ceritanya.
Agung Riyadi: makasih 🙏🙏
total 1 replies
Phoenix Ikki
Bingung mau baca apa lagi sekarang. 🤷‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!