Tidak selamanya jodoh itu datang sendiri, terkadang datang satu paket dengan anaknya.
Di usinya yang sudah matang, Arjuna belum juga menemukan tambatan hatinya. Padahal Arjuna dikenal sebagai seorang playboy di masa remajanya dulu.
Namun siapa sangka, takdir malah mempertemukannya kembali dengan sang mantan kekasih yang kini telah berstatus sebagai janda beranak satu.
Akankah mereka bersatu kembali dan hidup bahagia untuk selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pamit
"Aaa Aaa"
Teriak Alena yang sudah tidak sabaran menyantap makanan yang sedang disiapkan Rinjani.
"Iya sayang, kamu udah laper ya nak? Sabar ya anak mama yang cantik"
Kata Rinjani sembari mengaduk bubur bayi instan untuk makan malam Alena hari ini.
Meski merasa lelah setelah berkerja seharian di kantor, tapi ibu muda itu masih menyempatkan waktu untuk mengurus bayinya sendiri.
Kesibukannya dalam bekerja dan juga mengurus Alena membuat Rinjani lupa dengan semua rasa sakit dihatinya akan pengkhianatan sang mantan suami.
Sejak skandal yang memalukan antara Ryan dan Laura terungkap. Rinjani tidak pernah bertemu dengan pria itu lagi.
Rinjani juga lebih memilih tinggal di rumah orang tuanya, meskipun resikonya ia harus menempuh jarak yang 2 kali lipat lebih jauh saat pulang-pergi ke kantornya.
Lima bulan sudah berlalu, sejak Rinjani melayangkan gugatan cerainya terhadap Ryan. Besok sidang perceraian Ryan dan Rinjani sudah memasuki tahap putusan akhir.
***
Setelah mengucapkan ikrar talak ulang dihadapan hakim, barulah kini kedua insan manusia yang pernah disatukan dalam ikatan suci pernikahan itu, resmi berpisah secara hukum.
Akta cerai sudah ada dalam genggaman mereka masing-masing.
Memang bukan sesuatu yang dapat dibanggakan. Namun dengan status barunya ini, Rinjani bisa lebih pasti dalam menata kembali hidupnya yang telah hancur berantakan karna ulah Ryan.
Tak ada air mata yang jatuh lagi dari mata Rinjani, hanya beberapa hari saja setelah skandal perselingkuhan antara Ryan dan Laura terungkap Rinjani menangis sepanjang hari. Setelah itu Rinjani kembali bersikap seperti biasanya.
"Rin, apa kabar?" Sapa Ryan saat mereka berpapasan seusai sidang perceraian mereka selesai.
"Baik!" Jawab Rinjani tegas, Ia tidak boleh terlihat lemah di hadapan pria itu.
"Mas minta maaf ya Rin atas semua yang terjadi. Ini semua memang kesalahanku"
Ucap Ryan pernuh rasa sesal, Rinjani bisa merasakan ketulusan dalam ucapan pria itu kali ini.
Namun sebanyak apapun kata maaf yang terucap. Tidak akan mampu merubah keadaan bahwa kini mereka telah resmi berpisah.
"Iya, aku maafkan mas. Aku juga minta maaf jika selama menjadi istri kamu, aku memiliki banyak kekurangan. Sampai kamu harus mencarinya dari wanita lain"
Balas Rinjani penuh dengan nada sindiran.
Ryan hanya bisa diam mematung sembari merutuki dirinya sendiri di dalam hati. Tanpa mampu menjawab kata-kata Rinjani lagi.
***
***
Beberapa hari kemudian...
"Assalamualaikum"
Rinjani yang baru saja berhasil menidurkan Alena tak langsung menjawab salam itu karna takut sang putri terbangun.
"Assalamualaikum"
Terdengar lagi suara itu dari arah luar.
"Ck. Mau apalagi dia kesini?"
Rinjani sudah sangat hapal dengan pemilik suara tersebut. Satu tahun hidup bersama bagaimana mungkin Rinjani bisa lupa dengan suara itu.
"Waalaikumsalam"
Jawab Rinjani sembari membuka pintu utama.
"Ada apa lagi mas?"
Tanya Rinjani kala melihat mantan suaminya berdiri di depan pintu.
"Boleh mas masuk Rin? ada hal penting yang ingin mas bicarakan dengan kamu"
Ucap Ryan dengan wajah lesunya.
"Bicara saja disini mas. Bapak sama Ibu sedang pergi keluar, aku tidak mungkin membawa pria asing masuk ke dalam rumah saat aku sedang sendirian. Bisa timbul fitnah nanti"
Ujar Rinjani dengan nada dinginnya, Ryan tak ingin mendebat ucapan mantan istrinya kali ini. Karna bukan itu tujuan kedatangannya menemui Rinjani kali ini.
"Ada apa mas? Bicaralah! Katanya ada hal penting yang ingin kamu bicarakan?"
Desak Rinjani, tak ada keramahan lagi dalam setiap tutur katanya pada pria itu kali ini.
"Alena apa kabar Rin?"
Tanya Ryan, sepertinya hanya sekedar basa-basi saja. Karna tidak mungkin hal penting yang akan Ryan bicarakan hanya untuk menanyakan kabar Alena saja.
Huhf...
Rinjani menarik napas panjang kemudian menghembuskannya dengan kasar.
"Alhamdulillah, baik.."
Jawab Rinjani seperlunya, Rinjani sangat malas berlama-lama bicara dengan pria itu. Entah apa tujuan kedatangannya kali ini?
"Dimana Alena sekarang Rin, mas kangen sama dia?"
Tanya Ryan lagi, netranya menatap ke dalam rumah untuk mencari keberadaan putrinya.
"Lagi tidur di kamar mas. Katakan saja apa tujuanmu sebenarnya mas? Tidak mungkin hanya untuk menanyakan kabar Alena saja kan?"
Ketus Rinjani, yang mulai lelah dengan obrolan yang penuh basa-basi ini.
"Sebenarnya..maksud kedatangan mas kesini untuk berpamitan dengan Alena"
Rinjani menoleh ke arah pria itu dengan tatapan tajamnya.
"Pamit? Tapi untuk apa mas?" Tanya Rinjani penasaran.
"Kamu gak akan berbuat nekat kan mas?"
Tanya Rinjani lagi. Rinjani takut Ryan akan berbuat nekat seperti mengakhiri hidupnya sendiri.
"Tenang saja Rin, aku tidak akan melakukan sesuatu yang akan merugikan diriku sendiri ataupun orang lain"
Jelas Ryan yang seakan paham dengan isi hati mantan istrinya itu.
"Ini ambilah, gunakan ini untuk keperluan Alena. Mungkin mas tidak akan bisa menafkahi Alena lagi dalam waktu yang lama"
Kata Ryan sembari memberikan map berisi sertifikat tanah dan rumah mereka kepada Rinjani.
"Maksud kamu apa mas? Memangnya kamu mau pergi kemana?"
Tanya Rinjani rasa penasarannya semakin besar saja.
"Mas akan pergi ke pesantren Rin, tempat mas mondok dulu"
Jawaban Ryan berhasil mengikis semua rasa penasaran Rinjani.
"Oh..baguslah" lirihnya sembari bernapas lega. Rinjani merasa bersukur karna kekhawatirannya pada pria itu tidak menjadi kenyataan.
"Kalau begitu mas pamit sekarang Rin, mas kesini cuma untuk memberikan sertifikat rumah ini untuk kamu dan Alena. Salam buat bapak sama ibu juga"
Ucap Ryan sembari bangkit dari duduknya.
Setelah berpamitan pada mantan istrinya, pria itupun berlalu pergi dengan mengendarai mobilnya.
"Aku dan Alena tidak butuh semua ini mas!"
Rinjani menatap nanar sertifikat rumah yang kini ada dalam genggamannya.
Sebenarnya Rinjani tidak ingin menyimpan sertifikat rumah yang Ryan berikan, terlebih di rumah itu pula telah menyimpan kenangan yang begitu menyakitkan untuk dirinya tapi ia tidak punya pilihan lain selain menyimpannya.
Setelah Ryan dan Rinjani resmi bercerai. lelaki itu memutuskan untuk kembali tinggal di pesantren tempatnya mondok dulu.
Bahkan pria itu sampai rela berhenti bekerja dari kantornya untuk memenuhi niatnya itu.
Jika terus tinggal disini, Ryan takut rasa penyesalan dan kesepian akan mendorongnya untuk kembali menjadi pecandu minuman beralkohol lagi.
***
***
"Untuk merayakan kebebasan Rinjani. Bagaimana kalau akhir pekan ini kita pergi liburan?" Usul Maya antusias.
Rinjani hanya tersenyum tipis menanggapi tingkah sahabatnya itu, karna bagi Rinjani memiliki status janda bukanlah sesuatu yang harus dirayakan.
"Yah! kalau weekend minggu ini aku gak bisa ikut. Aku sudah ada acara dengan keluarga mas Bagus, keponakan mas Bagus ada yang ulang tahun gak enak kalau kami gak dateng. Maaf ya Rin"
Ucap Mila dengan wajah sedihnya. Mila ingin ikut bersenang-senang dengan kedua sahabatnya. Namun acara dengan keluarga bagus sudah direncanakan dari jauh-jauh hari.
"Ya udah kalau begitu, kita pergi berdua aja Rin. kebetulan teman aku ada yang mau mendaki gunung. Kita ikut mereka aja yuk? Sekalian healing?"
Ajak Maya dengan wajah berbinarnya.
"Hah! Kalau ke gunung bukan healing dong namanya. yang ada nanti kita bisa hilang disana!"
Sanggah Rinjani dengan muka masamnya.
"Jangan gitu dong Rin, sekali-kali kita harus refreshing juga supaya gak stress. Dijamin kamu gak bakal nyesel deh"
Maya terus mencoba meyakinkan Rinjani, lebih tepatnya memaksa.
"Trus Alena gimana? Siapa yang jagain dia kalau aku pergi?"
Rinjani menggunakan anaknya sebagai alasan untuk menolak ajakan Maya.
"Ya gampang, kan ada bu Dewi dan pak Sarif. Selama kamu kerja Alena juga sama merekakan? Nanti aku bantuin kamu minta izin deh sama pak Sarif dan bu Dewi."
Jawaban Maya, membuat Rinjani tak bisa membantah ajakan sahabatnya itu lagi.
sakit nih ryan
kelakuan astaghfirullah.
healjng ke gunung bs2 hilang.. bnr jg 😀
jika suami setia seribu pelakor dtg aman RT