nama ku Maya ayundia,aku terlahir dari keluarga yang sederhana.kedua orang tua ku sudah meninggal saat kecelakaan.kehidupan ku awal nya sempurna ketika aku memiliki suami bernama Adrian .namun di balik kisah ku cinta ku suami ku memiliki rahasia besar yang tidak aku ketahui.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neng tea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 12 revisi
Sementara di rumah, Maya menunggu kedatangan Adrian dengan perasaan harap-harap cemas. Berkali-kali Maya mencoba mencoba menghubungi Adrian, namun tak satupun panggilan atau pesan yang ia jawab.
"Kemana Adrian ? Apa dia baik-baik saja?" gumam Maya bertanya pada dirinya sendiri.
Beberapa saat kemudian, terdengar deru mesin mobil milik adrian yang baru saja tiba di rumah besar tersebut.
Saat ia membuka pintu kamar, melihat Maya tengah tertidur di sofa kamarnya tersebut.
"Maafkan aku sayang," ucap Adrian pelan kemudian mencium kening Maya sekilas, lalu mengangkat tubuh istrinya tersebut ke atas ranjang.
Adrian kemudian juga menyusul Maya ke alam mimpi setelah mengganti seluruh pakaiannya.
Keesokan paginya, seperti biasa, maya baru saja selesai memasak sarapan pagi untuknya dan Adrian.
Satu jam kemudian, Adrian turun ke lantai satu dengan penampilan rapi ala pekerja kantoran. la kemudian menyapa istrinya sembari duduk di ruang makan untuk menikmati sarapan pagi buatan sang istri.
"Oh ya sayang, nanti besok aku akan berangkat ke Jogja untuk beberapa hari. Ada pekerjaan penting yang tidak bisa diwakilkan di sana. Kamu gak papakan aku tinggal," ucap Adrian di saat Maya telah duduk di sebelahnya.
“Kenapa tiba-tiba sekali mas?” tanya Maya sedikit terkejut.
"Sebenarnya tidak mendadak sayang. Hanya saja aku lupa memberi tahukannya kepadamu. Maafkan aku ya," jawab Adrian mengusap kepala sang istri.
"Iya gak papa kok mas . Jangan pikirkan aku. Aku baik-baik saja," ucap Maya menyuap nasi kemulut nya.
"Baiklah kalau begitu, aku berangkat dulu ya. Jika ada apa-apa jangan lupa hubungi aku," pamit Adrian yang telah selesai dengan makannya.
"Iya.. Ayo aku antar kamu ke depan," tutur Maya mengikuti langkah Adrian dari belakang.
Setelah mobil Adrian meninggalkan pekarangan rumah, Maya kembali masuk dan kembali duduk di meja makan.
****************
Di kota B, Adrian tengah duduk bersama di sebuah bar dengan Nasya yang ikut dengannya ke luar kota.
Cinta Adrian kepada Maya memang cinta sungguhan. Tapi ia juga tidak bisa menampik kehadiran Nasya di tengah-tengah rumah tangganya.
Keesokan harinya, Adrian menelpon wanita yang hampir lima bulan ia nikahi itu.
"Jadi kamu mau aku bawakan apa hmm? Katakan saja. Aku pasti membelikannya untukmu," tawar Adrian dari seberang telepon. Sedangkan di sebelah Adrian, ada Nasya yang duduk dan menyenderkan kepalanya ke dada bidang Adrian.
"Aku tidak ingin apa-apa mas. Kamu pulang dengan selamat saja sudah membuatku senang," jawab Maya saat duduk di meja makan.
"Baiklah, kamu memang istriku yang terbaik. Kalau begitu aku matikan dulu ya panggilannya. Aku akan segera menaiki pesawat," balas Adrian kemudian mematikan panggilannya.
"Adrian, istrimu baik sekali. Dia tidak mau merepotkan suaminya. Pantas saja kamu mencintainya," ujar Nasya memainkan dada bidang Adrian.
"Ya, maka dari itu aku menikahinya," jawab Adrian mengecup kepala nasya.
"Oh ya Adrian, tadi kamu mengatakan akan menaiki pesawat kepada istrimu. Mana pesawat yang akan kamu naiki itu?" tanya Nasya merayu.
"Pesawat? Kamu mau tau? Ini dia pesawat yang akan aku naiki," jawab Adrian lalu merebahkan Nasya di atas sofa lalu mengungkung dan menciuminya.
"Kamu nakal sekali Adrian ," ucap Nasya sesaat kemudian.
"Aku nakal? Lalu apa denganmu yang mengganggu suami orang?" jawab Adrian balik bertanya. Tangannya kini sibuk m3rem4s PYD besar nasya.
"Kalau begitu kita sama. Kenapa tidak kita lanjutkan di kamar saja. Aku melihat di sana ada sebuah sofa khusus untuk bercinta," ucap Nasya mengajak Adrian ke kamar yang ada di Villa pribadi milik adrian tersebut.
"Kamu benar nasya, aku sudah lama tidak menggunakan sofa itu," balas Adrian menggendong Nasya lalu membawanya menuju lantai dua Villa tersebut.
Akhirnya sebelum pulang ke kota mereka kembali melakukan penyatuan dan berbagi peluh satu sama lainnya.
