Diabaikan dan tidak diakui oleh keluarganya yang seorang konglomerat
Keberadaannya harus dirahasiakan atas perintah ayahnya
Memiliki kelainan pada tenggorokannya sejak kecil, dimana setiap hari dia harus mengkonsumsi pil khusus
Kehilangan seorang paman yang sangat dia sayangi mengubah seluruh kehidupannya
Bahkan dia rela menjadi pembunuh yang dikenal kejam
Raiga kali ini diperintahkan untuk membunuh anak konglomerat saingan keluarganya untuk bisa menggantikan keluarga itu
Namun, kebenaran satu-persatu terungkap seiring berjalannya waktu
banyak hal baru yang terjadi ,disaat dia mencoba menyamar menjadi seorang pelajar disebuah Universitas Island
Apakah dia berhasil membunuh dan menyelesaikan tugasnya????
Atau apakah dia memilih jalan lain???
Meski begitu dia selalu dikelilingi orang yang melindungi nya. Simak terus cerita nya dijamin seru, sangkyuuu 🙏✌️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hanwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
saling memahami perasaan
Setelah itu kelas berjalan dengan baik sampai akhir
Saatnya kelas dibubarkan..!!, ada yang masih berada di universitas , ada juga yang langsung pergi jalan-jalan dengan teman baru mereka
Sebelum pulang Raiga pergi ke ruangan kepala universitas terlebih dahulu
Karena sebelumnya seluruh murid kehormatan setelah selesai kelas, disuruh untuk pergi menemunya
Raiga menuju kesana dan melihat sudah ada beberapa orang disana, diapun masuk keruangan itu
Disana mereka diberi arahan dan beberapa peraturan yang tertulis di universitas itu
Dan mereka juga diberi beberapa nasihat dan semangat untuk belajar agar dapat mempertahankan beasiswa sampai lulus
Setelah kepala universitas selesai, semua murid kehormatan bubar dan pergi meninggalkan ruangan itu
Raiga berjalan untuk menuju ke gerbang, tiba-tiba langkah nya terhenti, meski dia sudah memahami seluruh universitas ini
Tapi dia lupa jalan ke arah gerbang, mungkin karena universitas ini yang begitu besar dan data yang diberikan oleh organisasi tidak banyak, akhirnya dia salah memilih jalan
Dia mencoba mengingat-ingat lagi dan mencari jalan yang benar, dan dia malah berada di gedung yang terlihat sepi sekali
Dia juga coba mencari-cari orang untuk bertanya jalan ke arah gerbang namun tidak melihat orang yang lewat
Saat dia berjalan lagi mencoba berusaha mencari jalan lagi, dari belakang dia mendengar ada suara seseorang yang dia ketahui, memanggil nya...!!
" Rahi...!!". Suara itu terdengar lembut, hangat, indah dan penuh kasih sayang, tapi suara itu tidak ingin Raiga dengar
Langkah kaki Raiga terhenti, dia berdiri terpaku disana
Nama panggilan yang sudah lama dia tidak dengar, dan suara dari orang yang sangat dia ingin jauhi
Tidak akan ada yang memanggil nya seperti ini selain orang itu
Raiga tidak membalikkan badannya dan hanya diam saja karena dia sudah tahu siapa orang itu
" Rahi, apa kamu tidak ingin melihat Raha-mu dibelakang sini". suara itu mencoba memanggil nya lagi
Itu adalah Nijio, anak kebanggaan Handreas dan orang yang disuruh oleh Handreas untuk jangan didekati, karena baginya Raiga bisa membuat kesialan bagi Nijio
Rahi adalah panggil an sewaktu kecil dari Nijio untuk Raiga, dan Raha adalah panggilan untuk Nijio dari Raiga , sewaktu kecil Raiga sering sekali memanggil Nijio seperti itu, mereka cukup dekat
Namun setelah ayahnya memisahkan mereka , Nijio tidak pernah lagi mendengar Raiga memanggil nya seperti itu. Dan Raiga pun tidak pernah mendengar Nijio memanggil nya Rahi lagi
" Jika kamu mencari jalan menuju ke gerbang, kamu lurus saja dan nanti belok ke kanan, setelah itu kamu belok ke kiri, dan lurus saja ".
Nijio sepertinya tahu bahwa adiknya itu sedang tersesat dan mencari jalan
Raiga masih terdiam dan tidak berbicara apapun, dia harus segera pergi karena bisa jadi masalah yang besar jika ada ayang melihat mereka bersama apalagi jika sampai Handreas tahu
" Pergilah minta ijin kepada ayah untuk membeli ponsel dan ajak ibu untuk pergi membeli nya....!!". Ucap Nijio, dan pergi meninggalkan Raiga yang masih terdiam karena dia tahu adiknya itu tidak akan membalikkan tubuhnya
Raiga langsung pergi ke halte untuk pulang kerumah, sesampai dirumah dia melihat ayah dan ibunya yang baru pulang, seperti nya mereka sehabis dari pertemuan penting
Raiga menunggu dari jauh melihat mereka masuk terlebih dahulu, setelah itu dia pun masuk kerumah
Saat didepan pintu, penjaga didepan berbicara kepadanya, bahwa dia disuruh untuk menghadap ke ruangan ayahnya
Raiga pun mengangguk mengerti dan masuk ke kamar nya untuk menaruh tas dan langsung ke ruang kerja Handreas
Tokk.....tokk.....!! *Raiga mengetuk pintu dan membukanya
Didepan meja ada ayahnya yang sedang duduk , Raiga segera berlutut tanpa berbicara apa-apa
Setelah melihat Raiga berlutut ayahnya langsung melempar sebuah amplop coklat yang berisi sebuah dokumen tugas kepada Raiga
Dengan pelan Raiga mengambil nya dan membuka isi amplop itu
Itu adalah target yang harus Raiga bereskan, kali ini targetnya nya seorang ketua gangster yang mengancam organisasi PHINECOINS, karena ingin balas dendam atas kematian anggota mereka
" Pergilah, dan bereskan jangan sampai ada yang tersisa". Perintah Handreas
" Maaf atas kelancangan saya tuan besar". Raiga memberanikan diri untuk mengatakan maksud bahwa dia harus mempunyai ponsel
" Apa?!!". Tanya Handreas dengan suara yang sangat tidak suka
" Boleh kah saya ijin memiliki ponsel, karena itu diperlukan untuk mencapai tujuan dalam target yang sedang saya awasi".
Handreas menatap dengan tajam, siapapun pasti akan langsung merinding dan ketakutan melihatnya
Dia masih tampak terdiam dan terlihat berpikir keras, sampai akhirnya dia menyetujui Raiga untuk memiliki ponsel
Raiga membungkuk dan berlalu pergi setelah mengucapkan terima kasih
Sampai dikamar dia melihat dan memahami isi dokumen itu, didalamnya sudah tersusun rapih segala hal informasi tentang gangster itu, kini Raiga hanya harus menyusun rencana saja
Sehabis itu dia pergi ke kamar ibunya, dia mengetuk perlahan, tidak ada suara lalu dia mengetuk lagi dan terdengar suara ibu dari dalam
" Iya, sebentar siapa itu??". Ibunya membukakan pintu dan terkejut bahwa itu Raiga, putrinya tidak pernah sekalipun datang kekamarnya
" Raiga, ada apa sayang??". Tanya ibunya dengan pelan dan terdengar sedikit gemetar didalam suara nya
Raiga yang melihat ibunya, dia memperhatikan ada sebuah bekas tamparan di pipi ibunya
Mata yang bengkak seperti nya habis menangis, lalu hidung yang memerah walaupun sudah ditutupi tapi Raiga bisa mengetahui itu
Namun Raiga tidak menanyakan apa-apa karena dia tahu ibunya tidak akan mau memberitahu nya
" Begini Bu, aku disuruh untuk membawa ponsel besok, tapi aku tidak mempunyai nya, bisa kah ibu menemaniku untuk pergi membeli nya, jika ibu sedang sibuk tidak apa-apa". jelas Raiga sambil menggaruk kepalanya karena sedikit malu
Ibu hanya terdiam dan menatap Raiga dengan mata bersinar, dia tidak menyangka Raiga yang selama ini hanya diam dan jarang bicara
Walaupun di tegur dia hanya mengangguk, dan saat berpapasan dia biasanya hanya menunduk dan langsung pergi, kini berbicara dan bahkan meminta ibunya untuk pergi dengannya
Melihat ibu yang belum menjawab dan hanya menatap saja, Raiga merasa Ibunya pasti sedang sibuk
" Ibu sedang sibuk, kalau begitu aku pergi sendiri saja".
" Tidak, tidak....ibu tidak sibuk sama sekali, tunggu sebentar di ruang tamu, ibu akan bersiap-siap dengan cepat..!!". Ibu langsung berlari masuk kedalam kamar dan mengganti pakaiannya dengan cepat
Setelah itu berlari ke ruang tamu , dan menghampiri Raiga
" Ayo, kita pergi sekarang!!!". Ajak ibunya dengan tersenyum lebar kesenangan
Raiga sangat heran, ibunya bisa berganti pakaian dengan sangat cepat dan seperti nya ibunya sangat bersemangat sekali
" Ibu sudah menelpon sebuah galeri handphone untuk mengosongkan toko mereka hari ini, jadi kamu bisa memilih dengan senang nanti sesuai keinginan kamu". Ucap ibu sambil mengutak-atik ponselnya dengan cepat
" Kapan ibu menelpon nya". Tanya Raiga penasaran karena dari tadi dia tidak melihat ibunya menelpon orang
" Tentu saja saat ibu berganti pakaian tadi".
Mereka langsung naik ke mobil, didepan sudah ada supir yang menunggu
Kali Raiga sangat takjub, sepertinya ibunya sangat cepat dalam segala hal, dan itu membuat bibir Raiga sedikit naik ke atas
Ibu yang melihat itu diam-diam juga sangat senang
Walau Raiga hanya melihat ke arah jendela mobil, tapi dia tahu bahwa Raiga sedang tersenyum