"Aku mau kita bercerai mas!." ucap Gania kepada Desta dengan sangat lantang.
"Aku dan adikmu tidak mempunyai hubungan apa-apa Gania?." Desta mencoba ingin menjelaskan namun Gania menolak.
"Tidak ada apa-apa? tidur bersama tanpa sehelai kain apapun kamu bilang tidak ada hubungan apa-apa, apa kamu gila?."
"Bagaimana kita akan bercerai, kamu sedang hamil?."
"Aku akan menggugurkan anak ini!." Gania yang pergi begitu saja dari hadapan Desta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
"What? apa Vania tidak salah dengar bu?." Vania yang menatap ke arah ibunya." "Selama bertahun-tahun Vania baru pertama kali ini di omelin sama ayah."
nyonya Dewi yang mendengar ucapan Vania seketika juga merasa aneh dengan suaminya. Padahal dari dulu suaminya tidak pernah memarahi Vania, sekalipun Vania bersalah, namun hari ini beda. Nyonya Dewi juga pertama kalinya mendengar tuan Maxim marah kepada putrinya.
"Mungkin ayahmu sedang tidak mood saja, dan mungkin dia juga banyak pikiran." ucap nyonya Dewi.
"Apakah mungkin, ayah sudah tahu tentang kita, Bu?."
"Tidak mungkin, jika dia sudah tahu, dia tidak mungkin mau minum obat dari ibu, nyatanya dia masih mau, apakah itu efek obat gila yang ibu berikan kepadanya." ucap nyonya Dewi.
"Ah entahlah.. gara-gara Gania, rambutku jadi rusak.." Vania yang berjalan begitu saja pergi meninggalkan ibunya.
Nyonya Dewi yang melihat Vania pergi seketika berjalan untuk kembali ke kamarnya
Tuan Maxim terus berjalan menaiki anak tangga untuk menuju ke kamar putrinya. Saat tiba di depan pintu kamar, ternyata pintu di kunci. Tuan Maxim seketika mencoba untuk mengetok pintu.
"Tok.. "
"Tok.."
"Tok.."
"Gania.. ini ayah.." ucap taun Maxim di depan pintu, namun tidak ada jawaban dari Gania.
"Gania.. apa ayah boleh masuk ke dalam?." panggil tuan Maxim lagi.
"Gania sudah tahu, pasti ayah ke sini hanya untuk memarahi Gania, dan membela putri kesayangan ayah itu. Gania capek yah..." ucap Gania dari dalam kamar.
"Ayah tidak akan memarahi mu sayang.. ayah hanya ingin mengobrol sama kamu." ucap tuan Maxim.
Tuan Maxim tidak lagi mendapat jawaban dari Gania, dan seketika pintu kamar sudah terbuka begitu saja.
"Masuk yah.." Gania yang mempersilahkan ayahnya untuk masuk ke dalam kamar.
Tuan Maxim seketika masuk ke dalam kamar putrinya, kamar yang di penuhi arsitektur berwarna pink, bahkan banyak boneka hello kiti. Tuan Maxim juga melihat masih banyak foto istri pertamanya yaitu nyonya Kania di dalam kamar tersebut bersama Gania. Sudah lama tuan Maxim tidak masuk ke dalam kamar Gania. Terakhir masuk saat Gania akan menikah dengan Desta, yaitu dua tahun yang lalu.
"Kamar ini masih sama.. seperti dulu, tidak pernah berubah." ucap tuan Maxim lalu duduk di tepi ranjang.
"Gania tidak akan merubahnya yah.. Karena di kamar ini banyak kenangan Gania bersama mama." Gania yang berdiri di depan sang ayah.
"Sini duduk." Tuan Maxim yang menepuk tempat di sebelahnya.
Gania seketika duduk di samping ayahnya. "Apa yang ingin ayah bicarakan kepada Gania?." tanya Gani.
"Boleh kah ayah memelukmu?." ucap tuan Maxim dengan mata yang tiba-tiba berkaca-kaca.
Gania seketika mengangguk dan langsung di peluk oleh sang ayah. Gania merasa sudah begitu lama tidak di peluk oleh sang ayah. Gania benar-benar merindukan momen ini, momen saat dulu mamanya masih hidup, setiap Gania mendapat omelan dari sang mama, Gania selalu mengadu ke pada sang ayah, dan seketika sang ayah langsung memeluknya saat Gania menangis. Gania benar-benar merindukan momen saat itu, momen yang tidak pernah bisa kembali lagi, dan tidak akan pernah dia rasakan lagi.
Setelah sang ayah menikah dengan ibu tirinya, Gania tidak pernah lagi mendapat kasih sayang dari sang ayah. Apa lagi mendapat pelukan seperti saat ini.
"Gania merindukan pelukan ayah." ucap Gania, seketika juga ikut berkaca-kaca.
Tuan Maxim seketika melepaskan pelukannya. Tuan Maxim juga merasa begitu lama tidak sedekat ini dengan putri semata wayangnya. "Maafkan ayah jika selama ini tidak pernah memperhatikan mu."
"Tidak ayah.. justru Gania yang merasa minta maaf, karena jarang pulang ke rumah ini untuk menemui ayah."
"Tidak sayang.. seharusnya ayah mendengarkan perkataan mu dari dulu, pasti kita tidak akan seperti ini, begitu pun dengan kesehatan ayah sekarang." tuan Maxim yang seketika mengusap rambut lurus putrinya.
"Maksud ayah apa?." Gania yang tidak paham dengan ucapan ayahnya.
"Ayah sudah tahu semua kebusukan ibu tirimu, dan juga Vania, apa katamu memang benar, jika mereka hanya ingin menguasai harta ayah saja." Ucap tuan Maxim. "Ayah juga sudah tahu, jika selama ini obat yang telah di berikan kepada ayah bukanlah obat untuk kesembuhan penyakit ayah, melainkan obat untuk membuat ayah lumpuh dengan secara perlahan." lanjut tuan Maxim.
"Syukurlah jika ayah sudah tahu kelakuan mak lampir dan bocah lampir itu."
"Maafkan ayah selama bertahun-tahun menutup mata, tidak pernah mendengarkan ucapan mu, dan selalu menganggap mereka adalah orang baik." tuan Maxim yang begitu merasa menyesal karena tidak percaya dengan anak kandungnya sendiri.
"Ayah akan segera menceraikan tante Dewi, dan segera mengusir nya dari rumah ini, kita harus segera lepas dari orang-orang seperti mereka. Setelah kamu cerai dengan Desta begitu pun ayah, kita tinggalkan rumah ini, dan kita harus pindah."
"Hah.. kenapa kita harus pindah dari rumah ini yah? ini tempat Gania dari lahir hingga sebelum menikah, banyak kenangan kita di rumah ini bersama mama." Gania yang tidak setuju jika meninggalkan rumahnya sedari lahir.
"Kita harus mencari rumah baru Gania, karena Desta dan juga Ibu tirimu akan selalu mengganggu kita, bahkan mereka juga bekerja sama untuk mendapatkan harta keluarga kita."
"Hah.."Gania kembali terkejut." Maksud ayah apa?."
"Desta adalah mantan kekasih Vania di kampung, mereka adalah pasangan kekasih dulu. Dan Desta, dia menikahi mu hanya bertujuan agar dia bisa menjadi direktur di perusahaan ayah, dia benar-benar tidak menginginkan mu." jelas tuan Maxim.
"Apa? bagaimana ayah tahu semuanya tentang mas Desta?."
"Kamu tidak perlu tahu, siapa yang memberi tahu ayah, yang jelas, kamu harus segera cerai darinya."
Gania masih tidak menyangka jika Desta menikahi Gania hanya karena harta dan jabatan saja. "Mas Desta benar-benar kurang ajar, pantas saja dia selingkuh dengan Vania, ternyata mereka pasangan kekasih, dasar manusia kurang ajar, iblis pun tertawa melihat sifat dan keserakahan mereka." ucap Gania yang merasa di bohongi oleh Desta selama bertahun-tahun.
banysk yg antri.