NovelToon NovelToon
Dihamili Adik Dinikahi Sang Kakak

Dihamili Adik Dinikahi Sang Kakak

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / One Night Stand / Pengantin Pengganti / Aliansi Pernikahan
Popularitas:309.3k
Nilai: 4.7
Nama Author: Sonata 85

Jihan Lekisha, seorang gadis cantik yang mempunyai rasa sosial tinggi terhadap anak-anak. Ia selalu membantu anak korban kekerasan dan membantu anak jalanan. Karena kesibukannya dirinya sebagai aktivis sosial , pekerja paruh waktu dan seorang mahasiswa ia tidak tahu kalau kekasihnya berselingkuh dengan sahabatnya. Hingga suatu hari ia melihat sang kekasih tidur dengan sahabatnya. Karena hal itu ia sampai jatuh sakit, lalu dirawat ibu bos tempatnya kerja. Tetapi ujian hidup tidak sampai disana. Siapa sangka anak bosnya maalah merusak kehormatannya dan lari dari tanggung jawab. Tidak ingin nama baik keluarganya jelek di mata tetangga, Rafan Yaslan sang kakak menggantikan adiknya menika dengan Jihan.
Mampukah Jihan bertahan dengan sikap dingin Rafan, lelaki yang menikahinya karena kesalahan adiknya?
Lalu apakah Jihan mau menerima bantuan Hary, lelaki yang menghamilinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonata 85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kertas Persetujuan.

Jihan pulang ke rumah dan kebetulan Rafan pulang.  Awalnya Jihan sangat senang melihat sang suami pulang, dengan perasaan campur aduk ia berniat menceritakan tentang kehamilanya. Jihan ingin meminta pendapat Rafan. Tetapi hatinya kian ciut saat Rafan mengacuhkan dirinya.

“Apa kamu mau sayur ini?” tanya Jihan mencoba memulai pembicaraan. Ia mengangkat bangkok sayur, ingin menyendok tapi ditolak. Ia menyendok sendiri. Jihan melihat sang ibu mertua wanita itu seakan-akan ingin menelannya hidup-hidup.

Ia merasa tanganya dingin  berkeringat melihat sikap dingin Rafan dan  melihat tatapan  sinis dari ibu mertuanya. Di meja makan ada mereka bertiga tetapi ia merasa seperti dikuburan. Lelaki itu hanya diam mulai  dari mereka duduk di meja makan. Bahkan tidak menganggap Jihan ada di sampingnya.  Jihan merasa kalau Rafan  jijik dekat dengannya.

'Kalau aku tahu kamu akan memperlakukanku seperti ini, aku tidak akan mau kamu ajak pulang saat itu' ucap Jihan dalam hati. Ia menahan  air dalam matanya agar tak tumpah lagi.

Setelah selesai makan, Rafan kembali ke kamar Jihan menyusul. Melihat sikap Rafan Jihan akhirnya memutuskan  ingin mengugurkan janin dalam rahimnya. Jihan mengeluarkan kertas persetujuan  mengugurkan kandungan.

“Apa kamu ingin tugas lagi?” tanya Jihan saat Rafan  menyusun beberapa pakaianna ke dalam tas. Melihat Jihan melepaskan kerudungnya Rafan sempat  kaget,  tapi tidak bertanya. Ia kembali ke mode biasa dingin dan datar.

“Iya.”

“Boleh saya minta tanda tanganmu di sini.”

Rafa yang saat itu buru-buru, ia menandatanganin tanpa membaca, lalu ia pergi.

“Pak Rafan!” panggil Jihan sebelum lelaki itu keluar dari kamar.

“Apa?” Rafan berhenti  lalu menatap Jihan.

“Apa Bapak membenciku? Kenapa jarang pulang ke rumah?” tanya Jihan dengan suara bergetar hampir menangis.

“Jihan, aku sedang banyak kerjaaam. Nanti kita bicara lagi.”

“Baiklah,” ucap Jihan mengusap  air matanya juga.

‘Wajar dia jijik padaku, aku ingin bekas pria lain’ ucapnya membatin

Melihat Rafa selalu pergi, Jihan merasa dirinyalah yang harus pergi dari sana bukan Rafan. Ia juga menyusun beberapa pakaian dan pergi juga dari rumah. Saat berjalan tanpa tujuan tiba-tiba sebuah telepon masuk.

Tawaran kerja, seseorang menarwarkan pekerjaan pada Jihan sebagai pelayan cafe di dekat kampus.

"Baguslah, setidaknya aku punya pemasukan dan ada alasan keluar dari rumah itu,

Beberapa hari yang lalu ia sempat melamar ke sana saat itu tidak ada bos.

Jadi sekarang bos pemilik cafe sudah ada. " Apa Mbak kemarin meninggalkan lamaran di sini?"

"Iya betul, Pak."

"Baiklah, kebetulan kita lagi butuh orang." Bos pemilik cafe menjelaskan jam kerja dan upah  yang akan diterima Jihan.

"Tidak apa-apa saya siap Pak."

"Kalau mulai kerja sekarang juga tidak apa-apa." ucap pria berkaca mata itu menatap Jihan

“Tapi ... apa saya boleh  tinggal di sini juga, Pak?" tanya Jihan dengan tatapan memelas.

Lelaki yang masih terlihat muda itu menyengitkan alisnya dengan bigung,sebab Jihan membawa tas . Lalu ia menjawab, “tidak ada ruangan yang kosong di sini hanya ada gudang barang.”

“Tidak apa-apa di gudang. Saya akan membersihkannya dan merawat.”

“Mbak, tidak ada yang mau tinggal di sana. Ruangan itu sempit.”

“Pak, untuk sementara waktu. Saya kuliah di sana. Uang membayar kontrakan sudah bisa saya gunakan untuk biaya kuliah.”

“Tapi di sana tidak ada kasur, hanya ada barang-barang tidak terpakai.”

“Tidak apa-apa saya sudah biasa,” jawab Jihan.

Tidak tega menolak jadilah Jihan menempati sebuah gudang  tinggal bersama barang-barang peralatan cafe.  Jihan sudah menjelaskan jadwal kuliahnya dan hari ia kerja.

                          *

Akhirnya gadis  berwajah cantik itu menempati gudang cafe.

"Ini lebih baik dari pada tinggal di rumah itu," ujar Jihan setelah merapikan barang-barang tidak terpakai ruangan itu sedikit layak ditinggali. "Baiklah Jihan kamu mampu melewati ini," ucap Jihan  merentangkan sebuah karpet kecil untuk alas tidur. Ternyata Bos pemilik cafe melihat ruangan itu  benar-benar dijadikan tempat tinggal.

"Gadis pemberani. Tidak orang yang mau ditinggal di ruangan pengap seperti itu.  Aku tidak tahu kejadian apa yang sudah kamu alami dalam perjalanan hidupmu Nona, tapi kamu wanita yang kuat," ucapnya memperhatikan Jihan membereskan ruangan  itu sampai bersih . Bos cafe itu  melihat dari jendela ruangannya

                              *

Pulang kuliah ia  bekerja di sana. Sudah tiga hari ia keluar dari rumah tidak ada yang mencari dirinya Dila sedang bertugas di luar daerah. Sementara sang Kakek ada di kampung di rumah saudranya ayah mertuanya juga sudah satu minggu di luar kota.

Hari itu  selesai mengikuti satu mata kuliah. Ia kembali kaget karena Hary juga mengkuti mata kuliah yang sama dengannya.

‘Apa yang dilakukan berandalan ini di sini?’ Ia mendengus kesal.

“Apa mata kuliahmu sudah selesai?”

“Apa urusanmu. Pergilah dari sini! Aku muak melihatmu.” Jihan berjalan buru-buru. Hary mengikutinya.

“Kamu mau kemana?”

“Bukan urusanmu!” jawab Jihan ketus.

Saat melewati taman kampus, Hary  mengajaknya bicara awalnya ia menolak karena ia memang muak melihat Hary. Semua orang menatap Jihan dengan tatapan  heran, karena ia melepaskan penutup kepalanya .

“Aku ingin membantumu,” ujar Hary.

“Membantu apa?”

“Menjaga anak yang kamu kandung.”

Mendengar hal itu Jihan yang sudah berubah seperti orang gila tertawa miring. “Kamu tidak perlu melakukannya karena hari ini aku mau mengugurkanya.”

Wajah Hary menegang. “Kamu bisa kena tuntut karena mengugurkan anak tanpa persetjuan keluarga.”

“Oh ...! Apa kamu pikir keluargamu menginginkan anak dari berandalan sepertimu.”

“Berhenti menyebutku berandalan. Aku yakin Bang Rafa tidak akan setuju.”

“Benarkah? Justru dia yang menyuruhku.” Jihan memperlihatkan  tanda tangan  Rafan dan berkas kelengkapan.

“Tidak mungkin Bang Rafan melakukan itu, dia  bukan orang seperti itu," ujar Hary menggeleng tidak percaya.

“Oh, tanyakan padanya apa dia menandatangi surat ini kemarin? Dia dan keluargamu tidak sudi memiliki anak dari berandalan seperti kamu,” ujar Jihan, lidahnya tajam bak pisau silet, setiap kata-kata yang dikeluarkan dari mulutnya seakan-akan menusuk ulu hati  lelaki yang  selalu  berpenampilan style anak muda itu.

 Mendengar hal itu Hary terdiam seperti patung , ia mengepal tangan  dengan kuat.

*

Hary pulang ia ingin menemui Rafan. Dari dulu hubungan kedua kakak beradik itu tidak pernah baik. Rafa terkenal dengan sikap  dingin dan menurut apa kata orang tua. Apapun yang dilakukan Hary di keluarganya  polisi tampan itu memilih diam.

Sementara Hary dikenal karena sikap pembrontakkannya ia sangat berprestasi di  sekolah bahkan mendapat beasiswa dari kampusnya, tetapi punya sikap pembangkang dan tidak mau diatur dan selalu melakukan apapun yang ia inginkan.

Rafan baru saja ingin keluar dari kantor

“Pak ada yang mencari bapak di luar,” ujar anak buahnya.

Lelaki bertubuh tinggi tegap  itu keluar dan melihat Hary, ia menarik napas panjang. Ia sudah berpikir kalau sudah terjadi hal yang besar, baru kali ini  adiknya mendatanginya di tempat kerja.

“Apa kamu mencariku?”

Hary berdiri. “Apa kita boleh bicara sebentar?”

Rafan hanya megangguk pelan, lalu berjalan menuju taman di depan kantor polisi. “Ada apa?”

Hary merasa bersalah karena membuat lelaki itu dalam masalah, ia menunduk dan mengusap-usap  kepalan tangannya dan berkata , “aku minta maaf.”

Mendengar kata maaf tentu saja Rafan terkejut, seorang Hary  tidak pernah minta maaf pada siapapun. Tetapi kali ini ia minta maaf padanya.

“Untuk apa?”

“Membuat Abang dalam masalah.”

“Ini bukan pertama kalinya kamu membuat masalah.”

“Tapi apa sebenci itu kamu padaku? Wanita itu tidak salah sama sekali.”

“Apa yang ingin kamu katakan?”

“Kenapa kamu ingin menyingkirkan bayinya,”

“Apa maksudnya?” tanya Rafan dengan bigung.

“Jihan Hamil, tapi kamu setuju mengugurkan kandungannya.”

“Aku tidak pernah melakukan itu,” bantah Rafa dengan bigung.

Hary menjelaskan kalau Jihan hamil tapi ingin mengugurkanya.

Bersambung

Kakak-kakak yang baik hati yang cuantik-cuantik kasih like, komentar dan hadia juga ya ...!  Agar ratingnya naik. Kalau rating karya ini naik author akan semakin semangat update banyak bab tiap hari terimakasih.

1
Fajar Ayu Kurniawati
.
Lies Atikah
aku jadi gak suka sama wilson egois dan gak adil memaksakan keinginan tanpa peduli perasaan orang jahat kamu wilson semoaga ada jln Jihan jodoh takan kemana
Lies Atikah
cinta memang tak bisa di paksakan itu nyata dan perasaan tak bisa di bohongi semoga ada jln untuk kalian bisa bersama
Lies Atikah
awas nanti ummi lampir sama naya genggong berkunjung untuk hal yang buruk kalau sama hari bikin gemes sama Revan garing
Lies Atikah
jihan bodoh
Lies Atikah
ada yah lelaki begitu macam si Revan ngaca Revan masih gak nyadar dasar turunan ummi lampir udah kawintuh si lenna bidadari mu geuleuh ih
Lies Atikah
semoga dipersatukan Harry dan Jihan
Lies Atikah
ayo Ri jadikan Hilda istrimu jangan sampai dia dirumah itu bisa jadi kerangka hidup nanti menyedih kan sekali nasib mu Hilda
Lies Atikah
bodoh jangan di pelihara jihan jangan mengemis cinta si Revan Jihan nyadar gak kamu dia udah cinta mati si naya mengalah jihan jangan memaksa orang
Lies Atikah
apa Jihan gak cantik X yah sampai 2 cowo itu gak tertarik apa lagi berharap dicintai kasihan banget Jihan semoga nanti ada seseorang mencintai menyayangi dan menerima mu apa adanya
Lies Atikah
ih geuleuh ka si Revan teh jadi pengen muntah
Lies Atikah
si Repan keterlaluan se x kaya bukan manusia AJ semoga dapat karma
Lies Atikah
mending pergi jihan ngapain dipertahan kan udah di rendah kan tak ada harga diri mu jangan ngemis minta di kasihani apa yang di harap dari si Revan batu gak punya hati apalagi si hari gak jelas banget buat mereka menyesal tunjukan pada mereka bahwa kamu tuh cantik pintar dan berkelas semangat Jihan
Alaric Zikri
Luar biasa
Irmaya Prasetyo
padahal jihan & hary saling mencintai.
tapi kenapa mereka semua gk mengizinkan jihan & hary hidup bersama.
Ira Sulastri
Jihan Aqila lebih baik menjauh termasuk jauh dr Hary, lebih baik hidup ber2 demi mental kalian ber2, kl memang suami tulus dan jodoh dia akan berusaha memperbaiki semua dan ga mudah terhasut. Kl sdh ga jodoh jangan jg balik ke Hary, lanjut kan hidup dg orang yg benar tulus sayang dan bertanggung jawab
Ira Sulastri
Jihan lebih baik kamu pergi jauh bersama Aqila, hidup ber2 jauh dr orang yg kamu kenal dan sdh membuat kamu menderita itu lebih baik
Irmaya Prasetyo
emg lbh bagus jihan itu cerai saja sm rafan.
{A}lixn
Luar biasa
Irmaya Prasetyo
lebih baik jihan itu sm hary.
dan jelas hary itu ayah kandung aqila.
kalo emg takdir nya sama hary,jngn muter² lg dech crita nya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!