Menjelang hari pernikahan Belinda astari harus menerima kenyataan pahit. Calon suaminya Sulthan ardanu yudha menghilang, seperti sudah menduga ini akan terjadi Belinda bisa tegar tapi tidak dengan orang-orang yang dia sayangi. Umi Maryam calon ibu mertua yang sangat menyayangi nya dan ayahnya harus di larikan ke rumah sakit karena shock dengan berita menghilangnya Danu. Saat dia berusaha tegar menghadapi kenyataan tiba-tiba Sulthan Anggara yudha melamar siap menggantikan posisi Danu. Belinda ragu, apakah dia harus menerima atau menolak lamaran adik dari calon suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Darellia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dalang dibalik kecelakaan
Pagi yang indah, saat membuka mata Belinda mengintip dari balik selimut dia ingi tahu apakah Angga sudah bangun apa belum. Tapi, yang di intip sudah tersenyum ke arah Belinda.
"Kenapa harus ngintip sih sayang, sini dong,"
"Ya ampun kok sudah bangun sih, kan malu ketahuan ngintip," Monolog Belinda dalam hati.
"Cuma mastiin aja udah pagi apa belum, emang kamu ga tidur?" Jawab Belinda malu-malu.
"Gimana bisa tidur, kita terbentang jarak yang membuat aku merindu,"
"Idih sejak kapan pinter gombal, kamu ga lagi gegar otak atau demam kan?" Belinda mendekat dan memegang kening suaminya.
"Percaya deh, aku kayak gini cuma sama kamu,"
Belinda hanya terkekeh mendengar gombalan pagi dari suaminya.
Saat visit, Dokter menjelaskan kalau tidak ada yang menghawatirkan terang kondisi Angga hanya cedera otot karena benturan dan beruntung nya Angga jatuh di atas pasir bukan langsung di lantai cor.
"Kalau mau besok juga bisa pulang, untuk sementara istirahat jangan beraktivitas dulu, dan nanti ada resep juga," Jelas Dokter.
Setelah menjelaskan konndis Angga dokter dan perawat pun permisi, tiidak lama setelah dokter dan perawat pergi terdengar pintu di ketuk dari luar. Belinda segera membuka pintu. Didepan ada Roman dan seorang laki-laki tambun dengan rambut hampir berwarna putih semua.
"Siang Bel, ini pak Barata mau melihat kondisi Angga," Ujar Roman.
"Silahkan masuk pak," Belinda mempersilahkan kedua tamunya untuk masuk.
"Bagaimana keadaan kamu?" Sapa pak Barata.
"Sudah mendingan pak," Jawab.
"Baguslah, segera kembali bekerja jangan terlalu lama cuti kelihatannya juga tidak parah. Trus ini juga kenapa kamu pilih kamar yang eksklusif seperti ini, perusahaan tidak menanggung biaya kecelakaan karena setelah di selidiki ini semua karena kesalahan kamu sendiri karena terlalu ceroboh," Ujar pak Barata angkuh.
"Terimakasih atas kunjungan dan perhatian bapak, untuk masalah pekerjaan Anda jangan khawatir saya pasti bertanggungjawab, untuk kecelakaan ini apa bapak yakin sudah melakukan investigasi mendalam kenapa jadi salah saya?"
"Karena kamu ceroboh dan suka bertindak sendiri tanpa memperhitungkan resiko,"
"Baik, untuk masalah biaya rumah sakit saya tidak akan mengklaim dari perusahaan Bapak tenang saja,"
Belinda daritadi hanya diam, dia sedang mengamati seperti apa sebenarnya seorang Barata kusuma ternyata sangat jauh dari perkiraan nya dia fikir seorang Barata adalah sosok pemimpin yang bijaksana ternyata sebelas duabelas dengan anak nya.
"Dan kamu!" Pak Barata menunjuk ke arah Belinda, sedangkan Belinda tak menjawab hanya menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuk.
"Iya kamu, tindakan kamu terhadap putri saya sangat keterlaluan apa tidak bisa bicara baik-baik?"
"Seandainya putri Bapak bisa di beritahu secara baik-baik mungkin kejadian itu tidak akan terjadi, silahkan tanyakan pada Roman seperti apa kelakuan putri anda,"
Roman yang di sebut namanya hanya mengangguk tanpa berani bersuara.
" Apa salahnya Indira menunggu kekasih nya?"
"Salah besar, mereka sudah putus dan Anggara sudah menikah dengan saya. Jadi, tidak boleh ada wanita lain dekat dengan suami saya kecuali saya istrinya,"
Pak Barata bertepuk tangan "jadi ini istri pilihan kamu Angga, sangat kampungan dan tidak berkelas wajar saja saat itu Indira menjambakmu!"
"Wow, saya jadi tidak heran kenapa Indira seper itu karena dididik oleh ayah yang seperti ini. Bisa-bisanya anda mewajarkan tindakan kriminal putri anda, jadi anda juga jangan marah jika saya melakukan hal yang sama, menurut anda wajar kan?" Jawab Belinda dengan menyilangkan kedua tangan di dada.
"Kurang ajar, apa orangtuamu tidak pernah mendidik sopan santun sehingga kamu tumbuh seperti ini tidak menghargai yang lebih tua!"
"Anda tahu seperti apa didikan orangtua saya? Jangan pernah menghormati orang yang tidak menghargai mu tidak peduli tua juga!" Jawab Belinda berapi-api.
Pak Barata melayang kan tangannya hendak menampar Belinda. Namun, tangan itu berhasil Belinda tangkis, Angga hendak melompat dari brankarnya saat melihat pak Barata hendak menampar istrinya namun urung karena melihat Belinda dengan berani menangkis tangan pak Barata.
"Lebih baik Bapak pergi, jangan pernah anda menyentuh istri saya!" Ancam Angga.
"Ayo Roman kita peegi, daripada disini bisa-bisa ketularan wanita gila itu!" Pak barata melangkah pergi dengan angkuhnya.
Sedangkan Roman merasa tidak enak dengan sahabatnya, dia menangkupkkan kedua tangan di tangan berucap maaf sambil berjalan keluar.
"Sayang, maafin kelakuan pak Barata ya!" Pinta Angga.
"Ngapain kamu minta maaf atas nama Barata, masih berharap jadi mantu nya?"
Melihat singa Betina mengaum Angga hanya menjawab dengan gelengan kepala.
***
Di sebuah apartemen mewah, dua insan manusian sedang memadu kasih. Max yang selalu ada untuk wanita pujaannya selalu menyempatkan waktu saat Indira memintanya datang.
"Max, bagaimana kamu bisa tau Angga kecelakaan dan langsung ngabari aku?"
Max memeluk wanitanya dari belakang, mereka masih bergelung di dalam selimut yang sama.
"Kalau aku bilang itu semua rencanaku, apa kamu marah?" Bisik max.
Indira segera melepas pelukan Max, kini mereka duduk berhadapan Indira menatap Max tidak percaya.
"Gila kamu!" Seru Indira.
Max terkekeh melihat ekspresi Indira, dia menangkup kedua pipi wanita kesayangannya "hanya sebuah peringatan kecil, itu tak seberapa dengan sakit hatimu,"
"Jangan main-main dengan nyawa Max,aku ga mau kalo sampe Angga cacat, trus klo dia sampe mati gimana?"
"Buktinya dia masih hidup kan?"
"Jangan buat dia celaka lagi aku ga mau!" Indira memukuli dada Max.
Max memegang kedua tangan Indira "hey hey tenang sayang aku sudah perhitungkan semua kamu tenang saja,"
"Kalau kamu mau, kamu boleh main-main sama perempuan nya dia sangat galak,"
Indira mengerlingkan matanya "kamu ngerti kan maksudku?"
"Asalkan kamu bahagia, apapun akan aku lakukan,"
Selama ini Indira begitu terobsesi pada Angga, memanfaatkan kekuasaan ayahnya dia mulai menjerat Angga. Tanpa dia sadari sebenarnya ada Maxime Dewantara yang selalu ada untuknya sejak kuliah. Max selalu mendukung dan memberikan apa yang Indira mau meskipun dia hanya menjadi pelarian saat Indira membutuhkan dan max pun membantu obsesi Indira untuk mendapatkan Angga.
"Trus rencana kamu apa untuk ngerjai perempuan itu?"
"Sudahlah sayang biar itu jadi urusan ku yang penting kamu tahu beres,"
"Ga seru max, aku pengen tahu!" Rayu Indira sambil mengelus dada bidang maxim.
Sebelum max menjawab pertanyaan Indira terdengar dering handphone milik max.
"Sudah aku bilang jangan menghubungi kalau tidak ada yang penting,"
Terlihat seringai licik Maxime mendengar kabar dari lawan bicaranya.
dari tadi nerocos mulu
jadi penasaran niih gantengnya kek apa sih Angga ini kok di samain sama Lee min ho🤔🤔
awas sampai kau berulah
mampir juga di karya ku yaa ..
mohon di baca dengan benar tolong jangan di skip....jangan boom like yaa 🙏
saling dukung yukk, jangan lupa yaa mampir juga di karya ku /Smile/