Usia pernikahan yang memasuki tahun ke tiga, harus diuji dengan keinginan suami Hana yang ingin menikah lagi, dengan alasan menginginkan kehadiran seorang anak.
Bagaimana Hana bisa hamil, jika setiap hari dia selalu kelelahan karena harus mengurus rumah dan merawat ibu mertuanya yang sakit-sakitan. Bahkan tubuh Hanna sendiri sudah tak terurus.
"Ijinkan aku menikah lagi, Hanna. Aku menginginkan kehadiran seorang anak. Aku akan tinggal di apartemen dengan istri baruku, dan kau bisa tetap tinggal disini merawat ibu. " Indra.
"Tidak perlu, mas. Aku siap, tinggal satu atap dengan maduku. Tak perlu buang-buang uang untuk membeli apartemen. " Hana.
Akankah Hana bisa tinggal satu atap dengan madunya?
Atau Hana memiliki rencana lain, untuk kebahagiaan dirinya sendiri?
Lanjut yuk. Kasih dukungannya ya, jika kalian suka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Datang Ke Restoran
Hana segera berpamitan kepada Dion setelah menandatangani surat perceraiannya. Karena dia harus menyiapkan pernikahan suaminya dengan madunya Dia benar-benar akan memberikan kejutan untuk kedua mempelai itu.
Apakah Hana tidak merasakan sakit hati?
Tentu saja dia merasakan sakit hati yang luar biasa, setelah apa yang sudah dia lakukan untuk keluarga suaminya selama ini. Dia harus mendapatkan sebuah penghianatan. Hana juga wanita biasa yang butuh tempat untuk bersandar saat ini, karena dia merasa sangat rapuh. Namun kepada siapa dia harus bersandar, karena dia sudah tidak memiliki Siapa-siapa lagi di dunia ini.
Dia hanya harus menguatkan hati dan berdiri tegak dengan kedua kakinya sendiri. Untuk bertahan hidup, suami yang dia pikir bisa menjadi tempatnya bersandar di hari tuanya nanti ternyata hanyalah seorang pria brengsek yang suka mengumbar nafsu.
Aetwlah dari kantor Dion, Hana pergi ke sebuah tempat wedding organizer. Dia mengatakan kepada pihak WO untuk menyiapkan sebuah pernikahan sederhana, dengan alat yang dimiliki pihak WO. Karena hanya di pasang di sebuah ruang tamu saja sebagai pajangan pengantin. Pihak WO mengerti maksud Hana dan mereka setuju akan melakukan persiapan segera nanti malam.
Hana segera melakukan pembayaran, dengan uang lima juta saja, dia sudah mendapat dekorasi, baju kebaya dan rias pengantinnya juga. Hana tersenyum miring dengan apa yang dia lakukan.
"Nikmatilah pesta pernikahan kalian besok walau sederhana, mas. " gumam Hana
Satu tugasnya sudah selesai, dia kemudian pergi ke restoran Indra untuk memesan makanan. Hana tidak mungkin repot-repot menyiapkan makanan untuk tamu mereka kan? Sedangkan Indra sendiri punya restoran yang bisa ia manfaatkan.
Dengan langkah pasti, Hana masuk ke dalam restoran. Indra yang sedang bergurau dengan pegawainya, langsung menghentikan tingkahnya saat melihat istrinya masuk ke dalam restoran. Dia langsung menghampiri Hana dan merentangkan tangannya agar Hana masuk ke dalam pelukannya.
Cih, dalam mimpimu Indra.
Hana hanya melewatinya saja tanpa memperdulikan Indra. Lalu dia mengumpulkan semua pegawainya di dapur. Kebetulan saat ini pengunjung sedang sepi, jadi Hana bisa mengumpulkan semua pegawai Indra dan bicara kepada mereka.
"Selamat siang semuanya. " sapa Hana kepada semua karyawan, Tanpa memperdulikan Indra yang sudah berdiri di sampingnya.
"Siang bu. " jawab mereka bersama.
"Kalian pasti bingung kenapa aku ada di sini hari ini dan mengumpulkan kalian semua."
Semua orang mengangguk setuju dengan ucapan Hana.
"Aku berada disini karena ingin meminta tolong kepada kalian semua.Besok adalah pernikahan ke dua suamiku dengan selingkuhannya Ema, aku yakin kalian pasti tau dengan wanita ja*ang yang sudah menggoda suamiku selama ini kan? "
Mendengar ucapan Hana sontak Indra dan semua karyawannya terkejut dan langsung menundukkan kepalanya. Sedangkan Indra menatap nanar kearah Hana yang tidak memperdulikannya sama sekali dan perasaannya. Peduli setan, Indra sendiri tidak peduli pada perasaannya saat dia meminta ijin menikah lagi.
" Aku ulangi, Jadi besok adalah pernikahan ke dua suamiku dengan selingkuhannya. Karena itu aku disini ingin meminta tolong kepada kalian yang sudah sering di goda oleh suamiku dan mengetahui perselingkuhan suamiku, tapi kalian diam saja dan tidak ada yang melaporkannya kepadaku atau memberi tahuku. Padahal kalian adalah teman-temanku saat aku bekerja disini." Hana menjeda ucapannya.
"Karena itu, aku meminta tolong kepada kalian, agar besok kalian siapkan jamuan untuk makan para tamu di rumah ku, Yaitu kalian sendiri. "
Semua orang saling berpandangan tidak mengerti maksud Hana, begitu pula dengan Indra.
Indra ingin bicara namun tangan Hana mengisyaratkan agar dia tetap diam, dan tidak mengucapkan apapun. Indra yang takut atau segan dengan Hana karena kelakuannya, hanya bisa menurut dan diam sesuai permintaan Hana.
"Maksudnya, besok pagi kalian siapkan makanan untuk acara makan bersama di rumah kami. Setelah itu kalian akan menjadi tamu dan saksi pernikahan kedua suamiku. Hanya itu permintaan ku. Aku tidak mau repot-repot memasak untuk pesta mereka karena aku bukan pembantu di rumah itu, sedangkan suamiku punya restoran dan pegawai untuk melakukan semuanya. " Ucap Hana penuh penekanan diakhir kalimatnya sambil menoleh kearah Indra yang sedang kesusahan menelan salivanya.
"Apa kalian sudah mengerti? "
"Iya bu. "
"Bagus, Besok pagi kalian hanya memasak untuk acara suamiku saja, setelah itu kalian akan jadi tamu undangan. Restoran ini akan ditutup satu hati untuk merayakan pernikahan suamiku dengan selingkuhannya. " kata Hana lagi dengan senyuman sinis dan tatapan tajam kearah mereka semua termasuk Indra yang berada di sampingnya.
Semua orang menunduk, setelah mendengarkan semua perintah Hana. Mereka tidak berani mengangkat kepala mereka dan menatap mata Hana yang penuh dengan amarah.
Hana berbalik dan berjalan meninggalkan restoran, namun tangannya langsung di cekal oleh tangan Indra. Melihat hal itu, Hana memejamkan matanya dan langsung menghempaskan tangan Indra.
"Jangan pegang-pegang. " sentak Hana.
"Aku antar pulang, ya? " tawar Indra.
"Tidak perlu, kau jemput saja selingkuhanmu itu, untuk tidur dirumah malam ini, karena besok kalian akan menikah. "
Kembali Indra menatap nanar ke arah istrinya itu yang sudah tidak mau dia sentuh sama sekali. Padahal Indra masih mencintai Hana dan tidak ingin semua ini terjadi. Bagaimanapun Indra bertekad tidak akan menceraikan Hana walau apapun yang terjadi. Dia akan menjalin keluarga utuh bertiga antara dirinya, Hana dan Ema.
"(dalam mimpimu Indra)" othor.
Hana segera meninggalkan restoran, dia harus segera pulang karena dia merasa lelah sekali hari ini setelah semua yang dia lakukan. Tapi dia merasa puas, karena sudah mempersiapkan pernikahan untuk suaminya dengan wanita lain. Sungguh tidak pernah ada dalam kamus hidup Hana. Dia hanya ingin menikah sekali dan menjadi satu-satunya dihidup pria yang dicintainya. Tapi semua hanya tinggal mimpi.
Hana sampai dirumah dan dilihat nya ibu mertuanya tengah berbincang dengan bu Minah, mereka terlihat akrab sekali. Seulas senyuman Hana berikan dan berjalan mendekati mereka.
"Apa ibu ingin istirahat di kamar? " tanya Hana lembut.
Gayatri menggeleng, "Disini saja. "
"Baiklah, Bu Minah masih mau disini apa mau pulang? Soalnya aku mau istirahat, capek sekali rasanya. " keluh Hana.
Gayatri dan Bu Minah saling berpandangan mendengar keluhan Hana. Tak biasanya dia mengeluh.
Hana lalu menyodorkan uang bayaran kepada bu Minah.
"Ini uang bayaran ibu hari ini. Terima kasih ya sudah menjaga ibu saya dengan baik. Kalau ibu masih mau menemani ibu ngobrol silahkan, tapi kalau ibu mau pulang juga nggak apa-apa. Tapi aku minta pintunya nanti di tutup ya, bu. Maaf Hana nggak bisa menemani, karena Hana merasa capek banget. " Ujar Hana panjang lebar, sambil menguap. Lalu dia beranjak ke kamarnya untuk tidur.
Lagi-lagi Gayatri dan Bu Minah berpandangan. Mereka bingung dengan sikap Hana hari ini. Memangnya dia dari mana saja kenapa bisa kelelahan seperti itu.
"Ya sudah Tri, kalau gitu aku permisi pulang aja deh. Besok kalau Hana butuh aku lagi, aku akan kesini. " pamit Bu Minah kepada temannya itu.
Tak lama setelah kepergian Bu Minah, Terdengar suara mobil Indra berhenti di depan rumah. Dia masuk ke dalam rumah bersama Ema dengan membawa koper besar.
Gayatri membelalakkan matanya melihat hal itu. Jadi Indra sudah memutuskan. Gayatri hanya bisa menghela nafasnya melihat kebodohan anak semata wayangnya itu.
"Baiklah, Indra ibu hanya akan lihat. Seperti apa kehidupan yang akan kau jalani dengan wanita sialan ini."