Takdir Untukku

“Sherly hamil, Ni, dan dia bisa membuktikan kalau itu anaknya Reno.”

Chelsea terisak, menumpahkan semua rasa sakit yang sudah ditahannya sejak kejadian di kamar hotel. Chelsea berusaha tegar selama 2 hari kemarin di depan papi mami dan bersikap seolah tidak terjadi apapun.

“Serius ? Dasar Reno gila !” Nia langsung emosi sambil melotot saat mendengar ucapan Chelsea.

Chelsea akhirnya menceritakan kejadian Reno dan Sherly yang ditemuinya tidur seranjang di kamar hotel.

“Nggak usah terlalu baik sama cowok model begitu, Sea, nggak ada gunanya juga elo bertahan kalau akhirnya akan semakin nyakitin hati elo.”

Nia langsung memeluk Chelsea yang makin terisak sambil mengusap-usap punggung sahabatnya untuk menenangkan.

“Mash banyak cowok yang lebih baik di luar sana, Sea. Gue tahu nggak akan gampang karena elo udah bertahun-tahun menyukai Reno. Setiap kali elo kepikiran dia, yang perlu elo ingat hanya tentang bagaimana elo disakitin sama tuh cowok.”

“Gue sempat ragu untuk membencinya saat Reno berani bersumpah kalau dia nggak pernah melakukannya pada Sherly atau cewek manapun, tapi di sisi lain ada bukti tes DNA  dengan pembandingnya sisir kesayangan Reno. Elo masih ingat kan sisir cokelat yang selalu dibawa di kantongnya sejak masih SMA ?”

“Iya gue ingat. Tongkat ajaib yang bisa bikin dia ganteng, begitu selalu Reno ngomong setiap kali elo meledeknya.”

Chelsea tertawa pelan dan melerai pelukan Nia.

“Jangan diingat yang indah soal Reno !” tegas Nia. “Cukup diingat semua kelakuan Reno yang bikin hati elo sakt terutama masalah kehamilan Sherly.”

“Elo nggak apa-apa kalau gue tinggal sendirian untuk sementara waktu ? Elo tetap akan jadi sahabat gue kan, Ni ?”

“Kalau memang dengan pergi jauh dari Reno bisa membantu elo mengobati luka dan menghapus perasaan elo sama Reno, gue pasti akan mendukung elo. Tunjukkin kalau elo bisa lebih berhasil saat jauh dari dia.”

“Pasti nggak gampang ya, Ni,” Chelsea tersenyum getir.

“Paham Sea, gue tahu pasti nggak akan gampang. Tapi kalau elo terus larut dalam kesedihan begini, gimana perasaan orang tua elo ? Elo sendiri bilang kan kalau kedua orangtua elo sempat ragu meneruskan perjodohan dengan Reno. Itu semua karena firasat mereka sebagai orangtua yang tahu kalau anaknya sering dibuat sakit hati sama Reno. Selama ini tanpa elo sadari, setiap kali Reno menyakti hati lo, orangtua elo secara otomatis ikut tersakiti juga. Elo tega membuat om Agam dan tante Nina terus disakiti Reno juga ?”

“Nggak rela, Ni,” sahut Chelsea sambil menggeleng.

“Kalau begitu elo harus kuatkan hati dan bertekad untuk lepas dari bayang-bayang Reno. Setiap kali elo mulai keingetan dia, ingat aja semua kelakuannya yang bikin elo sakit hati, dan bagaimana orangtua elo akan tersakiti juga pada akhirnya.”

“Rasanya berat tapi sepertinya gue memang harus jauh dari Reno. Kalau tetap tinggal di sini dan masih sering ketemu dia, hati gue pasti akan bimbang terus.”

“Elo rela kalau melihat Reno akhirnya menikah sama Sherly dan datang ke rumah orangtuanya sambil gandeng anak mereka ?”

“Nggak rela sih,” Chelsea berusaha tertawa meskipun terasa getir.

“Kalau elo bertahan seperti ini udah pasti nggak akan rela malah tambah sakit hati, makanya elo harus keluar dari dunia Reno. Buka hati elo selebar-lebarnya untuk satu kehidupan baru yang jauh dari dia. Elo pasti bisa. Elo adalah sahabat gue yang selalu bikin gue kagum dan kepingin bisa punya hati seperti elo.”

“Duh melambung deh gue dipuji sama elo.” Chelsea mulai tertawa.

“Thankyou so much bestie.” Chelsea memeluk Nia, mencoba mencari kekuatan dari dukungan sahabatnya ini.

 ****

Agam dan Nina memperhatikan Chelsea yang lebih banyak diam tiga hari ini. Celotehnya pun seakan menghilang hingga suasana di meja makan terasa hambar.

Carmila pun sempat bingung melihat adiknya yang berwajah sendu dan tidak bersemangat seperti biasanya. Meskipun dia jarang ada di rumah akhir-akhir ini, tapi sikap Chelsea bukanlah dirinya yang Carmila kenal.

“Pi, Mi, boleh Sea minta waktunya ?”

Chelsea berdiri di dekat pinggir sofa ruang keluarga dengan wajah sendu, sementara Agam, Nina dan Carmila  sedang duduk santai sambil menonton televisi usai makan malam.

“Ada apa lagi dengan Reno ?” papi Agam yang sudah paham dengan sifat putrinya langsung bertanya tanpa basa basi.

“Duduk di sini, sayang,” mami Nina menepuk sofa yang ada di sampingnya.

Chelsea mendekati mami Nina dan duduk di sebelahnya.

“Kamu kenapa lagi sama Reno ?” tanya mami Nina sambil mengusap kepala putrinya.

Chelsea sempat menghela nafas dan berusaha tersenyum sambil memandang wajah keluarganya satu persatu.

“Kalau papi mami nggak keberatan, Sea ingin mengakhiri pertunangan dengan Reno.”

“Apa Reno sudah berselingkuh di belakang kamu ?” tanya papi Agam dengan suara mulai meninggi.

Chelsea terdiam, ragu-ragu untuk mengatakan alasan yang sebenarnya tapi kebohongan bukanlah solusinya, malah akan membuat papi Agam bertambah murka.

“Sherly hamil anak Reno,” lirih Chelsea.

“Hamil ?” mami Nina dan Carmila sama-sama terkejut mendengar ucapan Chelsea.

“Brengsek Reno ! Bisa-bisanya menerima bertunangan sama kamu padahal udah ada main dengan perempuan lain !” papi Agam langsung mengepalkan tangannya yang terasa gatal ingin memberikan Reno bogem mentah.

“Jadi pas waktu di hotel sebenarnya kamu menemui Reno dengan perempuan itu ? Bukan karena kamu janjian kencan sama Reno, kan ?” papi Agam kembali bertanya penuh emosi.

“Iya, Reno lagi sama perempuan itu,” sahut Chelsea dengan wajah menunduk dan tidak menghindar lagi.

“Papi sudah punya firasat, apalagi melihat ada bekas ciuman di leher Reno. Lagipula mana ada acara kencan pakai apakaian jeans dan kaos oblong.”

“Mas tenang dulu,” mami Nina memegang tangan suaminya. “Kalau kamu emosi seperti ini bukannya menenangkan Chelsea malah membuatnya tambah tertekan.”

Papi Agam mengangguk dan menghela nafas untuk meredakan emosinya.

“Kapan kamu tahu kalau perempuan itu hamil anaknya Reno ? Papa dan mama Reno sudah tahu soal ini ?”

“Tiga hari yang lalu Sherly datang bersama orangtuanya, Pi. Kebetulan Sea ada di sana, mau ambil surat kelulusan Sea yang ketinggalan dan Sea juga bertemu dengan Sherly.”

“Sherly temannya Reno yang nguber-nguber dia dari SMA ?” tanya Carmilla.

“Iya Kak, Sherly yang itu. Dia pernah datang ke rumah Reno waktu SMA dulu.”

“Jadi akhirnya dia bisa memiliki Reno dengan cara seperti itu ?” Carmila tersenyum sinis.”Biar aja Reno dapat pelajaran kawin sama cewek model begitu. Siap-siap aja merasakan nikmat membawa derita.”

“Memangnya kamu kenal sama Sherly, La ?” tanya mami Nina.

“Nggak kenal, Mi, tapi pernah ketemu aja dan melihat dia beberapa kali datang ke rumah om Robert. Meski mereka datang ramai- ramai, tapi Mila bisa lihat kalau cewek itu agak over dan naksir berat sama Reno. Bodohnya Reno lah bisa dijerat sama cewek itu.”

“Papi akan bicara dengan om Robert secepatnya dan minta pertunangan kalian dibatalin. Jangan mau dibodohi lagi sama Reno. Papi yakin kalau kamu nggak akan susah mendapatkan pengganti Reno yang lebih baik.”

“Kamu sudah yakin ya, Sea ?” mami Nina kembali mengusap kepala Chelsea.

“Iya, yakin Mi. Chelsea sudah memikirkannya matang-matang selama 3 hari ini.”

“Kali ini papi nggak akan membiarkan kamu berubah pikiran lagi, Sea. Cukup sudah Reno menyakiti kamu. Dia bisa tenang-tenang aja pas ketemu papi dua hari ini, nggak ada rasa bersalah sedikit pun. Ingat ya Sea, kali ini papi benar-benar melarang kamu dekat sama Reno. Jelas ?”

“Iya , Pi, Sea akan berusaha keras melepaskan Reno dan melupakannya. Sea pasti bisa.” tegas Chelsea sambil tersenyum getir.

Papi Agam menghela nafas panjang dengan hati yang ingin meledak-ledak bercampur sakit karena apa yang dikhawatirkannya benar-benar terjadi.

Sebagai sesama lelaki, papi Agam bisa melihat sikap Reno akhir-akhir ini seperti maling yang tertangkap basah.

Papi Agam merasa sedikit kecewa dengan sikap papa Robert yang tidak langsung menceritakan masalah ini kepadanya sebagai calon besan.