Takdir Untukku
“Kenapa harus Reno yang jadi menantu Om Agam dan Tante Nina ?” protes Reno.
Malam ini Revan, kakak kandung Reno, sengaja diminta pulang ke rumah untuk membicarakan soal rencana perjodohan Reno dengan Chelsea, putra sahabat Robert dan Siska, orangtua Revan dan Reno.
Bukan hanya sekedar sahabat yang tinggal bertetangga, keluarga Robert dan Agam merupakan partner bisnis yang merintis usaha masing-masing dari nol.
Robert yang lulusan Teknik Sipil memutuskan membuka usaha jasa konstruksi sementara Agam memilih usaha sebagai pengembang lahan perumahan.
Dimulai dari rumah-rumah sederhana di lahan terbatas, usaha Agam berkembang menjadi pengembang perumahan menengah ke atas. Perusahaan Robert adalah partner tetapnya yang memegang bagian pembangunan.
“Chelsea sudah setuju untuk menjadi menantu keluarga ini, jadi tidak ada alasan lain untuk menundanya,” tegas papa Robert.
“Kalau hanya sekedar setuju jadi menantu, jodohkan saja dengan Kak Revan,” ujar Reno.
“Kenapa jadi aku yang dibawa-bawa,” protes Revan
“Dari dulu bocah itu sukanya sama kamu. Nggak ingat kalau Chelsea suka banget nempel sama kamudan menganggapmu jodoh sehidup sematinya,” ledek Revan sambil tertawa.
“Iya Reno, Chelsea tuh sukanya sama kamu, mana mau diganti sama Revan,” mama Siska ikut meledek Reno, anak bungsunya.
“Kalau tahu begini, aku ikutin jejak Kak Revan aja, kabur dari rumah, kuliah jauh-jauh biar nggak keseringan ketemu burung beo itu,” gerutu Reno.
“Ya ampun Revan, Chelsea itu cewek cantik dan baik. Mama malah suka dia cerewet kalau lagi di sini, masa kamu tega ngatain dia burung beo ?”
“Memang kenyataannya, dia suka sengaja ngikutin aku ngomong. Mama bisa bayangin betapa menderitanya anak mama kalau sampai punya istri kayak dia. Tiap hari makan hati, dibikin kesal dan pusing karena kebawelannya, kalau ngomong panjangnya kayak kereta 12 gerbong.”
“Hati-hati termakan omonganmu, Ren,” ledek Revan. “Jangan-jangan nanti kamu kangen dengar ocehan 12 gerbong itu. Aku aja berasa ramai dan seru kalau Chelsea lagi ada di sini.”
“Kalau begitu kakak aja yang nikah sama dia,” ujar Reno sambil menatap kakaknya, berharap jawaban iya didapatnya dari mulut Revan.
“Nggak bisa !” tegas papa Robert. “Om Agam ingin memenuhi permintaan Chelsea. Dia maunya kamu, Reno Juanda yang jadi calon suaminya, bukan Revan atau siapapun juga. Keputusan papa dan Om Agam sudah disetujui mama dan Tante Siska. Tidak ada bantahan apalagi penolakan. Setelah Chelsea menyelesaikan ujian SMA-nya, kalian langsung tunangan.”
“Pa !” Reno masih berusaha protes. “Kenapa impian Papa dan Om Agam ditimpakan kepadaku. Kak Revan dibiarkan menentukan hidupnya sendiri dan aku harus terikat dengan burung beo itu seumur hidup. Papa dan mama kan juga tahu kalau saat ini aku sudah punya kekasih.”
“Reno, jangan begitu,” tegur mama Siska. “Calon istrimu itu punya nama.”
“Siapa pacarmu ? Sherly ?” sinis papa Robert. “Dia bahkan tidak bisa menghormati kami sebagai orangtuamu. Wanita itu bukan mencintaimu, hanya terobsesi karena kamu punya semuanya sebagai pria idaman.”
“Apa bedanya dengan Chelsea, Pa ? Dia juga hanya terobsesi padaku, menganggap aku sebagai jodohnya sejak lahir bahkan sehidup semati.”
Reno mendengus kesal, membuang wajah ke lain arah dengan wajah ditekuk.
“Chelsea bukan terobsesi, Ren, dia mencintaimu dengan tulus, hanya saja rasa tidak sukamu melihatnya sebagai obsesi.”
“Tapi Pa…”
“Keputusan papa dan Om Agam sudah jelas dan Chelsea tidak keberatan dijodohkan denganmu. Om Agam akan memastikan pada Chelsea untuk bertunangan denganmu setelah masalah sekolahnya beres.”
“Jangan lupa siapkan pelangkah yang mahal kalau sampai kamu menikah lebih dulu,”ledek Revan sambil tertawa untuk mengurai ketegangan antara Reno dan papa Robert.
”Aku belum berpenghasilan sepertimu,” gerutu Reno. “Kalau tidak mau menerima pelangkah murahan, dengan senang hati aku menunggumu menikah lebih dulu.”
“Kamu kira cari istri seperti memetik bunga di kebunnya mama,” sahut Revan kembali tergelak.
Reno tidak menyahut hanya menghela dan menarik nafas dalam-dalam beberapa kali, kesal dengan nasibnya yang tidak bisa membantah perintah papanya.
****
Agam baru saja menutup panggilan telepon Robert yang mengabarkan kalau keluarganya akan melamar Chelsea untuk Reno setelah putri Agam menyelesaikan semua ujian sekolahnya.
“Apa Chelsea tidak terlalu muda untuk bertunangan dengan Reno ?” tanya Nina dengan nada sedikit khawatir.
“Hanya bertunangan dulu, Sayang. Pernikahahannya mungkin menunggu Sea selesai kuliah. Kalau menikahnya cepat-cepat, anak kita mau dikasih makan apa sama Reno,” sahut Agam dengan kalem.
“Robert yakin kalau Reno nggak keberatan bertunangan dengan Sea ? Aku lihat Reno tidak menyukai Sea bahkan lebih seperti membencinya,”
wajah Nina terlihat khawatir.
Sebetulnya masalah perjodohan anak-anak audah dibicarakan sejak lama, hanya saja Nina tidak menyangka kalau Chelsea cepat-cepat diikat oleh keluarga Robert dan Siska.
“Robert dan Siska tidak akan mungkin menjerumuskam Sea hanya demi rencana kita untuk menikahkan anak-anak. Mereka sangat menyayangi Sea seperti anak mereka sendiri, malah cenderung memanjakan anak itu lebih dari kita,” ujar Agam sambil tertawa pelan.
Anak bungsunya itu memang sangat manja pada Robert dan Nina, bahkan di saat Carmila, anak tertua mereka tetap memanggil om dan tante, Chelsea memanggil sahabat Agam dan Nina itu dengan sebutan papa dan mama, sama seperti Revan dan Reno.
“Lebih baik kamu bicara dengan Sea, atau kita berdua yang menyampaikan hal ini pada Sea juga tidak masalah,” ujar Agam kembali.
“Apa tidak perlu menunggu Carmila kembali dari Paris ?”
“Tidak perlu karena Chelsea tidak memerlukan ijin atau restu dari kakaknya untuk bertunangan dengan Reno. Kalau untuk acara pertunangnnya tentu saja Carmila wajib hadir.”
“Aku panggil Sea sebentar,” Nina beranjak bangun dan menyuruh seorang pelayan memanggil Chelsea di kamarnya yang terletak di lantai 2.
Tidak lama Chelsea yang sudah mengenakan pakaian piyama menemui kedua orangtuanya.
“Mami manggil aku ?”
Chelsea langsung duduk di samping Nina dan menyenderkan kepalanya pada bahu wanita yang melahirkannya.
“Papi mau menyampaikan sesuatu sama Sea,” ujar Nina sambil mengelus kepala putrinya.
“Soal apa, Pi ? Jangan bilang suruh Sea harus mengambil beasiswa untuk lanjut kuliah di Amerika,” Chelsea melirik papi Agam dengan posisi yang masih sama.
“Papamu tadi telepon papi.”
Chelsea langsung duduk tegak begitu mendengar kata papa. Kalau sudah bawa-bawa Robert, pasti pembicaraan tidak jauh-jauh dari Reno.
“Jangan bilang akhirnya Reno mau dijodohkan dengan aku,” ujar Chelsea sambil terkekeh.
”Sayangnya papa Robert bilang begitu,” ledek papi Agam sambil senyum-senyum, apalagi meihat mata Chelsea langsung berbinar.
“Serius, Pi ?” Mata Chelsea membola, tidak yakin dengan ucapan papinya.
“Papamu bilang, kalau hasii ujianmu memuaskan, kalian akan tunangan setelah kamu selesai ujian. Tapi kalau kira-kira nilainya turun, pertunangan ditunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan.”
“Papi bohong,” Chelsea mencibir. “Sea yakin papa nggak ngomong persyaratan segala. Nilai Sea nggak akan melorot dong, Pi, nggak akan jauh-jauh dari 3 besar.”
“Eh sejak kapan anak papi jadi sombong begini ?” ledek papi Agam melihat putrinya sangat percaya diri.
“Bukan sombong, Pi, tapi hanya meyakinkan. Papa nggak perlu menunggu sampai nilai aku keluar karena aku jamin tidak akan mengecewakan. Lagipula memangnya ada ketentuan kalau cari calon menantu perlu tahu nilainya di sekolah ? Yang penting bisa membahagakan suami lahir batin, luar dalam, kiri kanan, Pi.”
“Kamu kira lagi bawa mobil harus waspada lihat kiri kanan dan depan belakang ?” ledek mami Nina sambil tertawa.
“Biar Papi lebih yakin, Mam. Chelsea ini nggak akanbikin malu papi mami dan tetap disayang sama papa mama.”
“Terus nggak tetap disayang sama Reno-nya ?”ledek mami Nina lagi.
“Kalau soal Reno, Sea yakin kalau cowok songong itu cuma jaim aja karena masih melihat Sea sebagai anak kecil yang sukanya sama pria berumur. Tapi kalau soal jaruh cnta, mami dan papi tenang aja, Sea akan buat Reno berbalik jad bucin sama Sea,” tegas Chelsea dengan penuh percaya diri.
“Jadi papi terima nih permintaan papa Robert untuk melamarmu ?”
“Kalau soal Reno, mana mungkin Sea nolak,” Chelsea menaik turunkan alisnya sambil senyum-senyum.
“Jaga image sedikit dong, Sea. Nanti kamu makin dianggap anak kecil sama Reno,” nasehat mami Nina.
”Tenang Mi, nggak lama lagi Reno pasti akan bicara jujur kalau dirinya tuh suka juga sama Sea.”
Dengan wajah sedikit pongah dan penuh percaya diri, Chelsea teraenyum lebar. Hatinya yang berbunga-bunga karena akhirnya akan bertunangan dengan Reno, tetangga seberang rumahnya, yakin kalau Reno sebetulnya juga menyukainya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Tatik R
absen😍
2023-05-12
1
Nurhayati Tarsina
awal yg bagus, beda ma novel perjodohan yg sering dibaca. lanjut thor
2023-05-12
1