NovelToon NovelToon
Kaya Karena Selembar Sampah

Kaya Karena Selembar Sampah

Status: tamat
Genre:Tamat / Menantu Pria/matrilokal / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.6
Nama Author: Santi Suki

Daniel Hao, seorang sopir yang menyelamatkan Tuan Besar Jimmy Li saat terjadi pengeboman di pabriknya. Sebagai ucapan terima kasih Daniel dinikahkan dengan Sandra Li, gadis kesayangan dan kebanggaan dari keluarga besar Li.
Daniel dipandang rendah dan hina oleh keluarga Li lainnya. Bahkan disebut sebagai menantu sampah karena tidak berguna sama sekali keberadaan dia dia keluarga Li dan menjadi aib bagi mereka. Akan tetapi, mereka tidak bisa berbuat semena-mena kepadanya. Sebab laki-laki itu berada dalam perlindungan Tuan Besar Jimmy Li.
Suatu hari Daniel menemukan selembar kupon lotre di tong sampah, dengan nomor seri sama dengan tanggal ulang tahun ibunya. Ternyata kertas itu merupakan pemenang lotre dengan hadiah uang sebanyak 300 juta Yuan. Maka Daniel pun membeli banyak saham di beberapa perusahaan dan sebagiannya dipakai buka usaha bersama teman baiknya untuk membuktikan kalau dia pun bisa menjadi orang yang setara dengan orang-orang yang merendahkan dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12. Kelompok Red Hair

Bab 12

Daniel menyadari masih ada orang yang mengejarnya di area parkir. Lalu, dia pun bergegas masuk ke dalam mobilnya kemudian melajukan dengan kecepatan tinggi saat beberapa mobil dan motor mengejarnya.

'Jadi, mereka yang dulu mengejar aku saat bersama Sandra. Tidak aku sangka kalau mereka itu dari kelompok Red Hair. Untuk apa mereka mengejar aku?' batin Daniel.

Aksi kejar-kejaran antara Daniel dan kelompok Red Hair terus terjadi. Bahkan mereka menerobos rambu-rambu lalu lintas.

"Si_al!" umpat Daniel saat ada dua motor yang ditumpangi masing-masing dua orang berhasil menghadang mobil yang dikendarai oleh Daniel. Sisi kanan dan kiri serta bagian belakang sudah dikepung oleh enam mobil.

Mereka semua menggiring mobil Daniel ke pinggiran kota. Di kawasan itu selalu sepi jika sudah malam hari. Bahkan sejak tadi tidak ada kendaraan lain yang berpapasan atau menyalip mereka.

Daniel dibawa ke sebuah lahan kosong yang lumayan cukup luas. Lalu, orang-orang itu pun turun dari mobil dan memaksa sang pemuda untuk turun dari mobilnya.

"Mau apa kalian?" tanya Daniel.

"Halo, Tuan Muda Daniel. Sudah lama kita tidak bertemu," ucap salah seorang laki-laki paruh baya.

Mata Daniel terbelalak melihat orang yang mengajaknya bicara. Dia tahu siapa orang ini. Laki-laki separuh baya yang menjadi kaki tangan ayahnya.

"Hai, Marco. Sudah lama sekali kita tidak bertemu, ya?" balas Daniel dengan senyum miring.

Orang-orang berseragam jas hitam hanya diam di tempat masing-masing sambil melihat ke arah dua orang itu. Meski begitu mereka berada di dalam keadaan siaga, kalau-kalau Daniel akan kabur lagi.

"Kamu masih saja menjadi anak nakal yang suka sekali kabur dan begitu licin sehingga susah untuk ditangkap," ucap Marco sambil tertawa terkekeh.

Mata Daniel beredar ke segala penjuru arah untuk melihat celah. Dia memikirkan bagaimana caranya agar bisa lolos dari orang-orang ayahnya ini.

"Jangan coba-coba untuk kabur lagi, Daniel. Kelompok Red Hair sedang membutuhkan kamu untuk menjabat sebagai ketua pimpinan. Papamu sudah tua dan dalam keadaan sakit, maka kamu sebagai putra satu-satunya harus mengganti posisi dia," ujar Marco dengan tatapan penuh harap.

Inilah yang Daniel tidak mau, dia harus menjabat sebagai ketua dari kelompok mafia. Padahal dulu dia sengaja membuat segara cara agar bisa melarikan diri dari jeratan kelompok mafia Red Hair. Pemuda itu ingin hidup damai dan tentram tanpa adanya baku tembak dan ketakutan kehilangan orang-orang yang disayanginya. Cukup ibunya saja yang menjadi korban akibat kekejaman dunia bawah. Apalagi sekarang dia punya tanggung jawab atas Sandra, istrinya.

"Bagaimana kalian bisa tahu aku ada di kota ini?" tanya Daniel.

Dulu dia membuat suatu konspirasi dengan orang kepercayaan dirinya. Mereka membuat suatu kejadian kecelakaan yang seolah-olah membuat Daniel meninggal. Namun, baru juga dia hidup santai selama 3 tahun, sudah bisa ditemukan jejaknya.

"Kamu kira kami akan tertipu dengan mayat yang hangus terbakar itu sebagai dirimu. Kami tidak bodoh, Daniel. Kita melakukan pemeriksaan dan otopsi kepada mayat itu. Dari struktur gigi saja sudah kelihatan itu bukan kamu," jawab Marco sambil tertawa mencemooh kebodohan anak tuannya.

Daniel pun tertawa merendahkan laki-laki yang berpenampilan perlente itu. Dia memang sempat berpikir kalau idenya itu akan cepat ketahuan.

"Di mana Alex?" tanya Daniel.

Alex adalah orang kepercayaan sekaligus ajudan miliknya yang selalu mendampingi sejak dia masih kecil. Laki-laki yang membantunya melakukan ide gila darinya agar dikira meninggal oleh semua orang. Dia sungguh muak hidup berada di dunia ayahnya, ingin dia menjadi orang yang sesuai impian ibunya.

Marco menyeringai, lalu melemparkan cincin tanda seorang ajudan atau orang kepercayaan untuk anggota elit di kelompok Red Hair, kepada Daniel. Dengan memberikan itu sudah pasti tahu apa yang terjadi kepada pemilik cincin.

Mata Daniel terasa panas dan dadanya terasa sakit. Orang yang tulus sayang kepadanya, selalu menemani dirinya sejak kecil. Sering menyelesaikan masalah yang dia buat saat zaman sekolah, kini sudah tidak ada lagi di dunia ini. Padahal dia sudah berjanji akan menjemputnya jika sudah menemukan kehidupan yang baik sesuai impiannya. Belum juga janji itu terlaksana, Alex sudah pergi menyusul ibunya.

"Bajing_an kalian!" teriak Daniel dengan air mata yang mengalir.

"Itu resiko untuk seorang pengkhianat!" bentak Marco.

Kelompok Red Hair sempat kacau saat tahu Daniel kecelakaan dan meninggal. Tentu saja keadaan ini sangat berbahaya bagi mereka, karena bisa saja musuh mereka memanfaatkan hal ini.

Tanpa disangka tiba-tiba saja ada yang melemparkan bom asap ke arah mereka sehingga tempat itu dipenuhi oleh asap putih dan keadaan langsung kacau. Mereka mengira itu adalah serangan dari pihak Black Eyes, kelompok yang sering bersitegang dengan kelompok Red Hair.

Daniel memanfaatkan keadaan ini, dia berlari menyelinap di antara pekatnya asap. Pemuda itu menutup hidung dan mulutnya. Saat dia berhasil keluar dari kepungan asap ada seseorang yang menarik dirinya ke sebuah semak-semak.

Dilan menutup mulut Daniel agar tidak bersuara. Ternyata yang melemparkan bom asap itu adalah Nathan. Laki-laki itu menyeringai kepada Daniel yang melotot kepadanya.

"Sebaiknya kita segera pergi dari sini!" ajak Dilan sambil melihat keadaan di sekitar sana.

Daniel dan kedua temannya harus berlari sejauh dua kilometer untuk bisa mencapai kendaraan mereka. Tadi Nathan sengaja menyimpan motor dan mobil mereka dekat ladang milik penduduk. Mereka sengaja melakukan hal ini agar kedatangan keduanya tidak disadari oleh orang-orang yang membawa Daniel.

"Dari mana kalian tahu aku ada di sini?" tanya Daniel begitu akan masuk ke dalam mobil.

"Dari GPS yang terpasang di kalung milikmu yang sama dengan Sandra," jawab Nathan dengan alis terangkat dan senyum mengejek.

Daniel baru ingat kalau dia juga memakai kalung yang khusus dibuat untuknya, tetapi dia tidak menyangka kalau Nathan bisa melacaknya. Dia pun langsung masuk tanpa bicara apa pun lagi, karena sekarang dia harus segera pulang.

***

Begitu Daniel pulang ke rumah Tuan Leon sedang menerima laporan dari kepala pelayan terkait paket yang dikirim untuk nyonya rumah. Sebenarnya dia juga barusan mendapat laporan itu dari Nathan dan hampir sama persis seperti apa yang dikatakan olehnya.

"Jadi, ini ada campur tangan kelompok Black Eyes. Mereka itu sebenarnya menginginkan apa sampai berbuat seperti ini kepada keluarga Li?" tanya Leon sambil memangku dagu dengan tangan terlipat.

Kepala pelayan menatap ke arah Daniel yang terlihat kacau dan berpenampilan beda dengan biasanya. Lalu dia pun bertanya, "Habis dari mana kamu? Kenapa berpenampilan seperti itu?"

"Aku pergi untuk mencari tahu siapa pengirim paket itu dan aku sudah tahu siapa orangnya. Hanya saja dia cuma kurir ceroboh yang tidak ingat siapa yang menyuruhnya mengirimkan kotak yang isinya saja dia tidak tahu," jawab Daniel.

"Lalu?" Leon menatap tajam kepada Daniel.

"Ya, hasilnya sama seperti yang dikatakan oleh Kepala Pelayan tadi. Kalau Black Eyes ada di belakang semua kejadian yang menimpa keluarga ini karena menginginkan lahan pabrik milik perusahaan Li," balas Daniel.

"Apa? Parik Li yang hancur itu?" tanya Leon sambil berdiri saking terkejutnya.

***

1
Rahimahhassan Rahimah
Luar biasa
Erly Mimi Bisma
apa nathan dan nathali itu anak peter
Ismail Muin
ya
Tara
dasar keluarga murtad...ayah sendiri mau disingkirkan🤔😱
Omha Achun
Luar biasa
pendekar angin barat
kok dilan meninggal Thor ...
Supri Yati
keren
Mba Wie
Luar biasa
Adi kelana
Kecewa
Adi kelana
Buruk
Jasmin Melor
Luar biasa
😚Pejuang Tangguh😚: Terima kasih, Kak 🥰
total 1 replies
Surya Bebaspati Sitepu
gampang benar nyadap apalagi diruang umum
Siti Solekah
Luar biasa
😚Pejuang Tangguh😚: Terima kasih, Kak 🥰
total 1 replies
Akew Sugandi
bagus
Mamik Widowati
Luar biasa
😚Pejuang Tangguh😚: Terima kasih sudah baca karya aku, Kak
total 1 replies
zevs
izin maraton thor
zevs: Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu
insyaallah pasti suka
terus berkarya ya Thor
apapun karyamu jika di kerjakan dengan hati pasti hasilnya baik
😚Pejuang Tangguh😚: semoga suka dengan karya aku ini, Kak
total 2 replies
Yaazit Yaacob
Lumayan
NBF
Sarah???😌😌😌
😚Pejuang Tangguh😚: 🤭🤭🤭 typo itu, seharusnya Sandra.
total 1 replies
Lintang Edgar
ceritanya bagus. cuma terlalu bertele2
Wishnu Soesanto
Biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!