NovelToon NovelToon
[1] 5th Avenue Brotherhood

[1] 5th Avenue Brotherhood

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: BellaBiyah

5 anggota geng pembuli baru saja lulus SMP dan kini mereka berulah lagi di SMK!

Novel ini merupakan serial pertama dari "5th Avenue Brotherhood". 5th Avenue Brotherhood atau yang sering dikenal dengan FAB adalah geng motor yang terdiri dari 5 orang remaja dengan latar belakang yang berbeda-beda.

Jesika. Seorang gadis yang merupakan anak kandung dari kepala sekolah dan adik dari pendiri FAB itu sendiri. Sayangnya, Jesika tidak suka berteman sehingga tidak ada yang mengetahui latar belakang gadis ini, sampai-sampai para member FAB menjadikannya target bulian di sekolah.

Gimana keseruan ceritanya? Silakan baca sampai bab terakhir 🙆🏻‍♀️ update setiap hari Minggu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BellaBiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18 Akan Dewasa Pada Waktunya

"Setelah gue pikir-pikir lagi, gue nginep aja deh di sini. Gue takut dijual dari bapak gue," ucap Cia.

"Ngapain juga bapak lo ngejual anak burik kayak gini," balas Wandra.

"Ya kan bapak gue butuh duit buat judi. Semua barang-barang di rumah udah habis dijualin dari dia. Adek gue yang masih bayi aja dijual bapak gue!" Wandra terdiam mendengar ocehan tersebut. "Kaget kan lo? Ada bapak ngejual anaknya. Ya ada lah, bapak gue!"

"Kalo bapak lo mau ngejual lo, kasih tau gue." Cia menoleh padanya dengan penuh pengharapan."Gue mau beli," lanjutnya.

"Ngapain lo beli gue? Biar lo bisa bunuh gue tanpa ada yang nyariin kan?" tuduh Cia.

"Ya gue beli, biar lo nggak berurusan sama bapak lo lagi. Tadi lo bilang gimini cirinyi sipiyi giwi bisi kiliwir diri kiliwirgi giwi?" ejek Wandra dengan nada menangis.

Cia tersenyum menahan malu. "Berarti lo mau bantuin gue ... aaarghh!" Cia menjerit sebab Wandra menarik sedikit rambutnya. Meski tidak menyakitkan namun hal itu membuatnya kaget.

"Bawa tas lo masuk!" perintah Wandra.

~Dtak! Tiba-tiba listrik mati. Telinga Cia mendadak tidak bisa mendengar.

"AAAAAAAARRRRRGHHHHHH!!!" teriak gadis itu kencang dan kalang kabut berhambur ke pelukan Wandra. Bahkan ia mengoyak baju yang saat itu Wandra kenakan sambil menjerit-jerit ketakutan. "AAARGHHHHHHH!!"

"Woi! Woi! Lo kenapa, Gila?!" balas Wandra.

"Aarrghh!! Nyalain lampunya, Wan! Gue nggak bisa napas! Tolooooonggg!!! TOLOOOOOOONGGG!!" teriak Cia semakin menjadi.

"Apaan sih?!" omel Wandra.

"GUE NGGAK BISA NAPAS!" teriak Cia dengan napas terengah-engah.

Dejavu.

Wandra merasa hal ini sudah pernah terjadi. Melihat gadis yang berteriak ketakutan dan mengatakan ia tidak bisa bernapas akibat gelap.

~Brak! Cia jatuh pingsan.

"Ci! Astaga!" pekik Wandra berusaha menahan kepala gadis itu agar tidak terbentur anak tangga.

Wandra meninggalkannya sendirian demi membuka pintu kamar dan menyalakan lampu emergency. Menggendong gadis bertubuh kecil tersebut ke dalamnya.

Cia tersadar dan mendekatkan diri pada lampu emergency yang berada di dinding dekat kasur. Tampak sangat jelas bahwa ia ketakutan.

"Heg—heeeeeegggghh!" Lagi-lagi gadis itu menangis.

"Kenapa lagi?! Ini nggak gelap!" omel Wandra.

"Gue keinget sesuatu heeeghh!"

"Apa? Hantu?! Monster?!"

"Di kamar mandi," jawab Cia singkat sebab tangisannya semakin menjadi.

"Kamar mandi rumah gue?" tanya Wandra lagi.

"Bapak sering ngunciin gue di kamar mandi, lampunya dimatiin. Heeeegh! Gue takut. Lo juga pernah ngunciin gue di gudang sekolah, gelap. Heeeeeghh!"

Wandra baru mengingat hal yang membuatnya dejavu barusan. Benar, Cia juga jatuh pingsan di saat member FAB menguncinya di dalam gudang sekolah yang lembab dan gelap.

Setelah beberapa menit mendengar tangisan Cia, Wandra mendekat dan duduk di sebelahnya. "Sorry."

Kalimat itu membuat tangisan Cia terhenti.

"Gue minta maaf," ucap Wandra lagi.

Cia hanya terdiam sembari menelusuri ruang kamar milik William yang masih gelap di sebagian tempat.

"Lo budek ya?! Gue bilang maaf! Malah planga-plongo," omel Wandra.

"Gue tau, lo nggak beneran ngerasa bersalah kalo bilang maaf. Tapi, gue minta satu hal sama lo, Wan. Jangan kayak gitu lagi. Terkadang, hal yang kita anggap bercanda, belum tentu lucu buat orang lain. Kalo bercanda itu ketawa bareng, bukan menertawakan."

"Maksud lo?"

"Pasti lo anggap ngunciin gue di gudang itu cuma bercanda. Juga soal lo videoin Jesika, pasti lo anggap bercanda. Dan lo nggak tau sejauh apa seseorang bisa trauma sama candaan lo."

Alis Wandra naik sebelah. "Sebenarnya gue nggak peduli lo trauma atau nggak."

"Terus kenapa lo minta maaf?" bantah Cia.

"Ya, biar keliatan baik aja."

Cia menghela napas kesal setelah mendengar jawaban tersebut. "Sebenarnya gue benci banget sama lo, Wan. Tapi lo bantuin gue."

"Semua orang akan dewasa pada waktunya." Wandra pergi setelah mengucapkannya.

1
Iam-aam
Haris pawang ngadem
Iam-aam
tolol lo yg tolol bjir
Iam-aam
Berapa bang* kasar bjir le
Ciret
next kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!