NovelToon NovelToon
Demi Sebuah Kata Bakti (Kau Abaikan Anak Istri)

Demi Sebuah Kata Bakti (Kau Abaikan Anak Istri)

Status: tamat
Genre:Tamat / Cerai / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.6
Nama Author: Eys Resa

Perjalanan hidup seorang wanita bernama Ayesha yang ingin mendapatkan kebahagiaan dari keluarga sang suami yang penuh dengan toxic. Berbagai hinaan dan cacian dari keluarga suami sudah menjadi makanan sehari-hari. Meski begitu, tak sedikitpun suaminya mau membelanya karena takut dicap sebagai anak durhaka.

Dan demi sebuah kata bakti, sang suami tega mencampakkan anak istrinya. Bahkan dia berani bermain hati dengan wanita idaman lain.

Akankah Yesha, bertahan dalam keluarga toxic suaminya?
Atau menyerah, dan mencari kebahagiaannya sendiri?

Ikuti terus cerita ini ya,
Dan jangan lupa dukungannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Talak

Yesha sudah sampai di rumahnya sendiri, setelah mengantar Aksa ke sekolah. Dia Bersiap-siap kerja untuk hari ini walau hatinya tidak baik-baik saja. Lagipula sudah ada bi sumi dan Lusi yang membantunya. Toko sembako sudah dibuka dan yang menjaga adalah bi sumi, Lusi di minta Yesha untuk mengepak barang pesanan yang masuk.

"Mbak, kelihatannya hari ini ga semangat. " tanya Lusi saat melihat keadaan Yesha yang tidak baik-baik saja.

"Iya nih, Lus. Agak ga enak badan aku. " jawab Yesha sekenanya. padahal yang ga enak adalah hatinya.

"Istirahat aja mbk, ini biar aku yang urus. "

"Enggak deh lus, kalau dibuat diem malah ga enak. Mbak minta tolong kamu jemput Aksa aja nanti ya?" pinta Yesha.

"Oke deh mbak. "

Mereka masih meneruskan acara mengepak barang pesanan karena nanti siang akan ada kurir yang akan datang untuk mengambil paket yang akan dikirim.

"Assalamu'alaikum.... " Terdengar ucapan salam dari luar pagar rumah Yesha.

"Coba kamu lihat siapa yang datang Lus. "

Lusi keluar untuk melihat siapa yang datang, dan tak lama dia kembali lagi.

"Pak mador yang ngerjain bangunannya mbak. Katanya ada perlu sama mbak. " Lusi memberi tahu kepada Yesha, siapa yang datang.

Mendengar itu, Yesha langsung keluar dan menemui mandor yang dia tugaskan untuk mengerjakan proyeknya.

"Selamat siang, bu. "

"Siang pak, ada apa ya? "

"Maaf, bu. Saya hanya mau menyampaikan kalau pembangunannya sudah selesai. Ibu bisa memeriksanya sekarang. "

"Alhamdulillah, Beneran pak? " tanya Yesha yang masih belum percaya.

"Beneran bu. Karena kami mengerjakannya siang malam, jadi bisa kami selesaikan dalam waktu singkat. " jelas pak mandor.

"Baiklah pak, ayo kita periksa. Saya mau nitipin toko dulu ke Lusi. " Dengan semangat Yesha langsung masuk ke dalam rumah, dan memberitahukan kepada Lusi dia mau keluar sebentar.

Setelah berpamitan kepada Lusi dan bi sumi, Yesha langsung pergi ke tempat bangunan yang di maksud pak Mandor. Sebuah bangunan yang cukup luas dan bersekat-sekat. Ya, bangunan itu adalah sebuah tempat kost yang di bangun Yesha. Setelah membeli rumah bu Dian, Yesha tertarik membeli tanah kosong disebelah rumah yang dibeli nya. Tanah dengan panjang 10 meter dan lebar 15 meter itu Yesha sulap menjadi enam buah kamar kos khusus putri. Dimana ada kamar mandi di setiap kamar, tempat parkir dibawah dan tempat menerima tamu juga di bawah. Jadi kalau ada tamu pria datang, tidak boleh masuk ke dalam kamar.

"Bagus pak, saya ptuar dengan kinerja bapak. Terimakasih atas kerjasamanya. " Yesha berterimakasih kepada pak mandor yang telah bekerja keras untuk mewujudkan impiannya.

"Sama-sama bu. Senang juga bekerja sama dengan anda. "

"Untuk sisa pembayarannya nanti saya transfer. "

"Baik, bu. "

Yesha sangat puas dengan pencapaiannya kali ini. Dia tidak menyia-nyiakan uang yang diberikan bapaknya untuk berfoya-foya, namun ia gunakan untuk mengembangkan usahanya. Mulai dari toko sembako, pakaian online dan sekarang kos-kosan masih tersisa uang di tabungan Yesha yang akan dia gunakan untuk membuka usaha lainnya, jika urusannya dengan Dika sudah selesai.

Yesha berkeliling tempat kost putri tersebut sambil berpikir. 'Apakah ini buah dari kesabaran ku selama ini. Allah mengujiku terlebih dahulu, menjatuhkanku dengan semua hinaan mereka. Dan jika aku bisa sabar Allah akan mengangkat derajatku? ' pikir Yesha. 'Aku akan menunggu kejutan darimu lagi, ya Rob. ' Yesha akhirnya bisa tersenyum lebar, kemudian dia mengunci pagar rumah kostnya. Dan kembali ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, Yesha mencari Lusi untuk menanyakan sesuatu.

"Lus, si Aryo masih nganggur ga?

" Masih mbak, belum dapat kerjaan dia. Lulusan SMA kayak kita mah, susah dapat kerja mbak. Emang kenapa mbak. "

"Aku mau nawarin kerjaan, sama Dia. "

"Beneran mbak. "

Yesha mengangguk. "Coba kamu hubungi dia sekarang suruh kemari. "

Dengan semangat Lusi langsung menghubungi sahabatnya itu.

Dan tak lama, Aryo yang rumahnya memang tak jauh dari rumah Yesha langsung datang dengan sepeda motornya.

"Ada apa mbak? " tanya Aryo tak sabaran.

"Duh, ucapin salam dulu kek. " ketus Lusi.

"Oh, Iya, Assalamu'alaikum. Ada apa mbak Yesha manggil saya, ya? " Aryo mengulangi sapaannya, yang membuat Yesha geleng-geleng kepala melihat kekonyolan dua orang di depannya ini.

"Begini, Ar. Mbak punya kejaan buat kamu. "

"Apa mbak. " tanya Aryo tak sabaran.

"Jadi satpam di rumah kost mbak yang baru jadi. apa kamu mau? "

"Wah, mau banget mbak. Apalagi kalau kost putri." kata Aryo dengan semangat.

"baguslah. Tapi sebelum kostnya terisi manusia, kita harus mengisinya dengan barang-barang dulu. mbak minta tolong sama kamu, beli kasur sama kipas angin dan lemari buat ngisi tiap kamar kost. Apa kamu mau bantu? "

"Mau dong mbak, yang penting kan dapat cuan. " jiwa matre pemuda yang belum matang itu pun meronta-ronta.

"Tentu saja, Ar. pasti dapat bayaran. Besok kamu belanja ya? Soalnya mbak sibuk di toko. "

"Oke deh mbak. "

Yesha sangat bersyukur karena dikelilingi orang-orang baik. Meski mereka meminta imbalan akan kerja kerasnya, tentu saja bukankah kita bekerja untuk mendapat kan imbalan yang sesuai dengan kerjaan kita? Satu masalah sudah terselesaikan.

Kina dia tinggal fokus mengurusi masalah keluarganya saja. Sedangkan masalah lainnya sudah teratasi dengan baik oleh Yesha.

Seperti biasa Yesha pulang pada sore hari bersama dengan Aksa. Selama perjalanan senyuman selalu tersungging dibibirnya. Hingga ada sebuah mobil yang hampir menyerempetnya. Mobil itu kemudian berhenti tak jauh dari Yesha dan Aksa yang hampir oleng. Pemilik mobilpun keluar dan menghampiri Yesha dan Aksa yang masih gemetar.

" Kalian tidak apa-apa? " tanya seorang pria dengan pakaian rapi menghampiri mereka berdua.

"Ti... tidak apa-apa tuan. " jawab Yesha yang masih berusaha mengontrol keterkejutannya dia tidak memandang wajah pria itu sama sekali.

Pria tadi lalu berlari menuju mobilnya, dan kembali lagi dengan membawa sebotol air mineral.

"Minumlah, kau pasti masih shock. " Pria tadi memberikan air mineral yang dia bawa kepada Yesha.

Dengan ragu Yesha meminumkannya kepada Aksa lalu Yesha juga meminumnya.

"Maafkan aku, tadi aku kurang fokus menyetir. Tiba-tiba kapalaku pusing. " terang pria tadi.

"Jika ada yang terluka, ayo aku antar ke rumah sakit."

"Tidak perlu tuan, saya dan anak saya baik-baik saja. Terimakasih karena sudah memberikan air minum kepada kami. "

"Baiklah. Sekali lagi saya minta maaf nona" pria bertubuh tinggi tegap tadi masih merasa sangat bersalah.

Yesha menganggukkan kepalanya tanda tidak apa-apa. Lalu mereka berdua melanjutkan perjalanan nya pulang yang sebenarnya sudah tidak jauh lagi. Tanpa mengenal satu sama lain.

Pria tadi memperhatikan kemana wanita yang hampir ditabraknya tadi dengan pandangan yang, Entah.... Ketika dia hendak berbalik, dia seperti menginjak sesuatu. Sebuah kartu nama?

Tertera nama "Aksa Olshop" lengkap dengan barang apa saja yang dijual secara online maupun di toko. Tertulis juga nomor ponsel dan media sosial yang bisa dihubungi disana.

Pria tadi tersenyum lalu menyimpan kartu nama itu di dompetnya. Lalu kembali ke mobilnya dan segera pergi dari sana.

Tanpa Yesha ataupun pria itu sadari, ada sepasang mata yang melihat gerak gerik mereka berdua sejak tadi, dan berhasil mengabadikannya di ponsel miliknya.

Setelah makan malam, Yesha yang berada di kamar Aksa terkejuy saay mendengar suara pintu rumah yang dibuka dengan kasar, siapa lagi pelakunya kalau bukan Dika. Tapi sepertinya kali ini dia tidak pulang sendiri tapi ibu mertuanya dan simpanannya juga ikut, 'Ada apa ini. '

"Yesha, dimana kamu? " Dika memanggil Yesha dengaan suara lantang.

Setelah Yesha keluar dari kamarnya. Tanpa aba-aba Dika langsung menampar Yesha dengan keras.

"Plak." bunyi tamparan terdengar nyaring ditelinga Yesha.

"Dasar wanita murahan. Pantas saja kamu sering pulang malam kalau aku tidak ada di rumah, dan kemarin dengan lantang kamu meminta cerai dari ku. Ternyata, kelakuanmu di luar sana sangat di luar dugaan. Kau memiliki pria simpanan kan? " Dika mencecar Yesha dengan hinaannya.

"Apa maksudmu. " tanya Yesha tak mengerti, setelah diberindinh tuduhan oleh Dika.

"Kau telah menuduhku punya simpanan, sedangkan kau sendiri apa? Maling teriak maling."

"Aku nggak ngerti maksudmu, mas. " tanya Yesha yang masih bingung.

Dika lalu mengambil ponselnya dan memperlihatkan foto Yesha yang diberi minuman oleh seorang pria yang tidak diketahui wajahnya. Mata Yesha membola melihat fotonya bersama dengan pria yang akan menabraknya tadi.

"Dari mana kau dapat foto ini. " tanya Yesha yang ikut kesal setelah melihat foto tadi.

"Kamu tidak perlu tau, Yang penting sekarang aku tau kamu juga sama bejatnya dengan aku. Dasar munafik. "

"Tapi apa yang kau tuduhkan tidak benar, orang tadi tanpa sengaja mau menabrakku. Aku dan Aksa hampir jatuh, lalu orang itu memberi kami minum. "

"Cerita yang menarik." ujar bu Ayu yang ikut bicara kali ini.

"Pasti kau sudah memiliki banyak alasan di otakmu itu kan? agar tidak mau dituduh yang tidak-tidak. Dasar wanita licik." kata bu Ayu lagi.

"Terserah kalian mau bicara apa, aku tidak peduli. Mau percaya atau tidak aku juga tidak peduli. Sekarang apa mau kalian datang kesini rame-rame. " tanya Yesha yang sudah mengembalikan keberaniannya.

"Sudahlah Dik, tunggu apa lagi. Cepat ceraikan dia. Pria kalau selingkuh masih bisa di maafkan, tapi kalau wanita sudah selingkuh itu tidak bisa di maafkan. " kata bu Ayu mengompori dengan menggebu.

"Oh, jadi kalian ikut kemari karena ingin jadi saksi saat mas Dika menjatuhkan talak padaku. Baiklah dengan senang hati. Ayo, cepat keluarkan kata talakmu itu mas, aku sudan siap. " tantang Yesha.

Kini Dika yang merasa ragu untuk mengucapkan ikrar talaknya. Karena dia masih belum tau apa yang di inginkan hatinya. Dika masih belum mau menceraikan Yesha.

"Tunggu apa lagi, Dik. Cepat lakukan dan segera singkirkan wanita itu dari hidupmu. " kata bu Ayu tak sabaran.

"Dika, cepat lakukan. Aku akan memberikan apapun padamu, setelah kau bercerai dengannya. Kita akan menikah secepatnya." Pinta Vio yang juga mendorong Dika untuk menceraikan istrinya itu.

Mendengar kalimat dari Vio, Dika kini bisa meyakinkan dirinya,

"Baiklah..... " kalimat Dika terpotong.

"Tunggu... " Yesha memotong kalimat Dika

"Apa lagi, katanya kau sudah siap mendengarkan ikrar talak dari Dika. " kata bu Ayu kesal.

Namun Yesha tidak menghiraukan, dia segera keluar dari rumahnya dan membawa masuk seorang pria tetangganya yang diikuti istrinya.

"Kalian punya saksi, aku juga ingin punya saksi. Pak Imron ini yang akan jadi saksiku bersama istrinya.

" Terserah, cepat lakukan Dika." teriak bu Ayu tak sabaran.

"Ayesha Prambudi aku talak kau dengan talak satu mulai hari ini. "

"Terimakasih mas," kata Yesha dengan meneteskan airmata nya yang tanpa sengaja keluar. Membuat tetangga yang dibawanya tercengang, tak disangka mereka akan menjadi saksi perceraian tetangganya itu.

"Kok talak satu sih, Dik. ga talak tiga sekalian. " Bu Ayu sepertinya tidak puas dengan talak yang diberikan Dika kepada Yesha.

"Sudahlah bu, yang penting sekarang Yesha sudah aku talak. Ayo sekarang kita pergi dari sini. "

Mereka bertiga akhirnya pergi meninggalkan Yesha bersama tetangganya.

" Terimakasih ya, Pak Imron dan bu Imron, sudah mau menjadi saksi untuk saya. " kata Yesha kepada tetangganya itu.

"Sama-sama mbak Yesha, kami yang bingung. Kenapa kalian harus bercerai." tanya bu Imron yang mulai julid dengan masalah rumah tangga Yesha.

"Sudahlah bu, ini masalah rumah tangga mereka, kita tidak perlu tau. Ayo kita pulang. Mbak Yesha yang sabar ya? " kata Pak Imron lalu mengajak istrinya itu pergi.

Setelah kepergian tetangganya, Yesha menangis sejadi-jadinya. Sesak rasanya, walau ada sedikit kelegaan di hatinya. Ternyata dia tak sekuat itu untuk menghadapi perceraian. Dia hanya kuat di luar namun juga rapuh di dalam.

Aksa keluar dari kamarnya, dan langsung memeluk ibunya. si kecil yang berfikir dewasa diusianya yang masih anakhanak itu sudah tau apa yang terjadi pada ayah dan ibunya.

"Maafkan ibu Aksa... "

to be continued

1
cia
Makin seru krn ada abhi 😍
Nor Asikin
Luar biasa
Eka Sari Agustina
👍👍👍
Rita Ningsih
Luar biasa
Muslimah 123
💕💕💕
Sumintiari Widiastuti
Luar biasa
Sumintiari Widiastuti
Yg betul itu, don't judge the book by cover.
tdk pake it's.
terimakasih
Sumintiari Widiastuti
namanya yesha, dewi, nila ...
yg bener namanya siapa ..?
YUANLU
Luar biasa
Zayna Khanza
pengen tos ama jihan/Facepalm//Facepalm/
Ani Ani
Bagus cerita ny
Ani Ani
DIA Belum Tahu lagi
Ani Ani
ITU sudah cukup
Ani Ani
padan muka kau
Ani Ani
APA ada derama lagi
Ani Ani
akhir nya nikah juga
Ani Ani
semua nya telah terjadi
Ani Ani
Anak yang faham
Ani Ani
sebenar nyadia nak jumpa buah hati nya
Ani Ani
untuk berdua aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!