NovelToon NovelToon
Anak jeniusku mencari ayah

Anak jeniusku mencari ayah

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Anak Genius / Hamil di luar nikah
Popularitas:392.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Yanti Topato

Aliyha Sutesja, wanita 18 tahun yang hamil di luar nikah, hingga dia usir dari rumahnya. Pria yang menghamilinya hilang bak di telan bumi, Aliyha tak menemukannya lagi.

Sembilan tahun setelah melahirkan seorang anak laki-laki, putranya kini tumbuh dengan IQ di atas rata-rata hingga dalam dua tahun pelajaran kini Darel menduduki kelas 5 Sd.

Di usia yang baru menginjak 9 tahun, Darel sudah mengusai ilmu teknik komputer dan berbagai hal lainnya. Dengan kemampuan yang dimilikinya, Darel berusaha mencari keberadaan ayah kandungnya.

Apakah Darel akan menemukan ayah kandungnya? Apakah Darel akan di terima setelah bertemu dengan ayahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yanti Topato, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.12 ~I love you, Bunda

"Lets go!!" ucap Aliyha dan Regina bersamaan.

*

*

Sembilan tahun kemudian

Prok prok prok prok

Suara tepukan tangan terdengar riuh di aula sekolah dasar, ternama di ibukota Jakarta. Seorang siswa kelas 5, memegang piala di atas panggung.

Darel Sutesja, menjuarai lomba antar sekolah dasar se ibukota. Di sekolah, Darel menjadi murid nomor satu, di antara saluruh murid di sekolahnya.

Aliyha duduk di kursi paling depan bersama Regina juga Satya. Seperti dulu, mereka bertiga selalu berjalan bersama, sejalan dan searah.

Aliyha meneteskan air matanya, melihat putranya berdiri di panggung. Dia berhasil, berhasil menjadikan putranya orang yang berhasil walau masih sekolah dan dia berhasil menjaganya hingga menjadi anak yang kuat.

Cibiran orang-orang di sekitarnya, selalu di hadapi Aliyha dengan kemampuannya, apalagi sekarang Aliyha sudah diangkat sebagai menejer keuangan, di perusahaan yang hampir 10 tahun ini dia bekerja. Di mulai dari kepala gudang, lalu di pindahkan sebagai staf di perusahaan itu, kemudian di angkat sebagai menejer. Itu semua karena dedikasinya pada perusahaan. Saat ini Aliyha sudah sukses berkat kerja kerasnya.

Darel di minta guru kepala sekolahnya untuk memberikan sepata dua kata. Darel meraih microfon dari kepala sekolah yang juga berada di atas panggung bersamanya.

"I love you, Bunda." ucap Darel dengan menatap Aliyha yang sedang duduk. Tangis Aliyha semakin pecah saat mendengarnya.

"Trima kasih untuk, Bunda yang selalu mendukungku dan piala Ini, untuk Bunda." Lanjut Darel dengan mengangkat pialanya ke arah Aliyha.

Aliyha berdiri dari duduknya dan merentangkan tangan ke arah Darel, anak itu pun mengerti lalu berlari turun dari panggung menuju Aliyha dan mendekapnya.

Aliyha menurunkan badannya mengsejajarkan dengan Darel.

"Trima kasih... Anak bunda hebat," ucap Aliyha seraya mengecup pipinya bangga.

"Slamat, ya, Sayang. Kamu hebat." ujar Regina yang telah berdiri di samping mereka berdua.

"Aunty!" Darel melepas pelukannya dari Aliyha dan beralih pada Regina bersamaan dwngan Satya yang mendekat ke arahnya.

"Ini, untuk jagoan Uncle." Satya menyodorkan sebuah box besar sebagai hadiah pada Darel.

"Ini apa, Uncle?" tanya Darel.

"Nanti saja bukanya, entar repot di sini." ujar Satya lalu di angguki oleh Darel.

"Bu Aliyha," sapa wali guru kelas Darel.

"Ah! Iya, Bu." jawab Aliyha.

"Bu Aliyha, kepala sekolah ingin bicara dengan Anda," ujar guru wali kelas Darel.

"Ah, iya." Aliyha mengikuti langkah guru itu meninggalkan Darel bersama Satya dan Regina.

Setelah sampai, di ruangan kepala sekolah, Aliyha masuk dan duduk di hadapan wanita paruh baya, yang adalah kepala sekolah di mana Darel menuntut ilmu itu.

"Slamat siang, Bu," sapa Aliyha.

"Slamat siang, Bu Aliyha." jawabnya. "Saya mengucapkan selamat untuk Anda dan Darel. Putramu sangguh luar biasa, Bu Aliyha." lanjutnya dengan tersenyum.

"Ibu, memanggil saya? Apa ada sesuatu?" tanya Aliyha.

"Oh, tidak ada. Hanya saja saya ingin membicarakan mengenai Darel yang akan saya akselerasi ke kelas 6." ujar kepala sekolah.

"Tapi, Bu. Darel sudah dua kali, dua tahun dia lompat kelas. Saya tidak ingin masa kanak-kanaknya terganggu karena terlalu memaksakan mentalnya," jawab Aliyha.

"Tapi, Bu Aliyha. Darel memiliki potensi untuk itu. Dan IQ-nya juga sangat tinggi, dia mampu dan saya yakin dia bisa." ujar kepala sekolah itu, meyakinkan Aliyha.

"Tidak, Bu. Saya sudah ambil resiko 2 tahun berturut-turut, saya tidak mungkin mengijinkannya lagi. Biarlah dia seperti yang lainnya," Tolak Aliyha, masih dengan nada sopan.

"Bu Aliyha, Anda bisa memikirkannya dulu. Anda juga bisa melihat sikapnya, dia tidak seperti anak-anak pada umumnya, yang suka bermain. Di sekolah saja, tempatnya ada di perpustakaan atau di ruangan komputer." jelas guru itu.

"Beberapa waktu lalu, komputer-komputer di sekolah ini bermasalah. Apa anda tau?" tanya kepala sekolah itu dan mendapat gelengan dari Aliyha. "Darel memperbaiki 3 komputer, yang bermasalah itu. Komputer kami terkena virus, kami memanggil petugas ahlinya untuk memperbaikinya dan saat itu Darel bersama mereka, saat file-file sekolah ini hampir hilang, dengan segera dia memindahkan file sekolah dan memperbaiki komputer kami. Dan semua itu, tak bisa di lakukan oleh petugas yang sudah ahlinya di bidang itu, tapi Darel bisa." lanjut kepala sekolah.

Aliyha terperanga mendengar penuturan kepala sekolah itu. Dia tidak menyangka jika putranya memang sepintar itu.

"Baiklah. Saya akan bicara dulu dengan Darel, anak saya." jawab Aliyha megalah.

"Baik, Bu. Saya harap anda bisa berpikir untuk yang terbaik."

"Slamat siang," pamit Aliyha.

"Slamat siang juga untuk Anda." jawab kepala sekolah.

Aliyha keluar dari ruangan itu, lalu berjalan ke arah luar sekolah. Di lihatnya Regina bersama dua pria itu sedang duduk di taman sekolah.

"Al, bagaimana? Apa yang di bicarakan dengan kepala sekolah?" tanya Satya.

"Dia ingin Darel melakukan akselerasi lagi ke kelas enam." Jawab Aliyha.

"Lalu?" tanya Satya lagi.

"Aku menolak! Tapi kepala sekolah itu memaksa."

"Pikirkanlah dengan baik. Apa yang menurutmu baik, maka lakukan itu." ujar Regina.

"Bunda, biar saja. Aku juga sudah bosan belajar di kelas lima. Pelajarannya semua sudah aku ketahui dan paham. Jadi biar Darel ke kelas 6 saja." ujar Darel.

Mereka bertiga saling tatap mendengar ucapan Darel. Benar apa yang di katakan kepala sekolah itu. Darel memiliki kemampuan dan potensi untuk itu.

"Apa benar, yang di katakan kepala sekolah tadi," Batin Aliyha, memikirkan perihal masalah komputer yang di katakan kepala sekolah.

"Terserah kamu sayang. Kalau kamu mau, Bunda tidak melarang," ujar Aliyha seraya mengelus kepala sang putranya.

Mereka pun akhirnya kembali ke rumah kontrakan. Sebenarnya Satya menyarankan untuk mencari kontrakan yang lebih besar lagi untuk mereka, namun Aliyha tidak mau dengan alasan banyak kenangan di rumah itu dan dia tak ingin lupa diri dengan dirinya yang sekarang, Aliyha ingin mengingat bagaimana perjuangan dulu hingga menjadi seperti sekarang, oleh karena itu Aliyha sedikit merenovasi rumah kontrakan itu membuat 1 kamar lagi untuk Darel dan sebuah ruang belajar kecil untuknya, di dalam itu.

Di rumah Darel sedang di ruang belajarnya, sedangkan Aliyha dan Regina sedang membuat makan siang untuk mereka bertiga.

"Darel lebih senang bermain di kamar sekarang, apalagi setelah hadiah laptop dari Satya, dia sangat bahagia mendapat laptop mahal itu." ujar Regina pada Aliyha yang sedang memasak bersamanya.

"Iya, Mba. Sebenarnya aku tidak suka, mas Satya sangat royal padanya." jawab Aliyha.

"Sudahlah, Al. Dia juga butuh itu untuk sekolahnya." Aliyha mengangguk. Itu benar? Sudah beberapa kali, Darel meminta untuk di belikan laptop, tapi Aliyha tidak mengabulkannya karena menganggap pelajaran Darel akan terganggu karena sibuk dengan bermain.

Di dalam kamar, Darel sedang memikirkan bagaimana cara untuk membujuk ibundanya untuk memberi tahu keberadaan ayah kandungnya, Darel sebenarnya iri dengan anak-anak lain yang pergi dan pulang sekolah dengan ayah mereka, apalagi dia seorang anak laki-laki. Darel membutuhkan sosok ayah, bukan hanya untuk melindungi tapi juga untuk menjadi sahabat untuknya. Sudah beberapa kali Darel bertanya pada Aliyha, namun tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan dari Aliyha.

Akhirnya Darel memutuskan, mencari tahunya sendiri. Dia akan mendapatkan apa yang dia cari, jika Aliyha meminjamkan ponsel padanya. Dia mengingat apa yang di katakan Aliyha tempo hari.

"Jangan pakai simcard bunda, Dar. Simcard itu sudah 15 tahun bunda gunakan dan tidak pernah di ganti. Di situ banyak nomor penting dan nomor teman-teman bunda masa sekolah."

Saat itu Darel ingin simcard untuk ponsel barunya, hadiah dari Satya. Satya memberikan hadiah ponsel pada Darel saat dia berulang tahun, karena tidak memiliki simcard, Darel ingin mengambil simcard di ponsel Aliyha, namun Aliyha melarangnya dan berjanji akan membelikan yang baru.

"Akan ku cari di ponsel, Bunda." gumam Darel seraya keluar dari kamarnya menuju Aliyha yang berada di dapur.

.

.

.

.

Di coment, ya😁

Untuk yang positifnya aja, yang negatif buang jauh-jauh🖐

1
Cherly_Lenda Akay
Luar biasa
Mazree Gati
sukurlah klo end,,untung aku lihat akhirnya dulu..
Mazree Gati
jangan sampai bertemu tapi nggak mengundurkan diri kan tolol blok
Ririn Nursisminingsih
yg cerdas dong alya..
Ririn Nursisminingsih
hadeh alya mnding mngundurkan diri...yg cerdas dong..
Tria Putri Menti
Lumayan
Andariati Afrida
Luar biasa
NAI.IN
lanjutin seson dua dong kak
Les Tary
kok ceritanya gantung sih Thor gimana endingnya
Les Tary
jgn" Kenan CEO yg lg sedang menyamar😀😀
Ni Ketut Patmiari
Luar biasa
D'mok Pilled
next sis
D'mok Pilled
best.
Suwojo Hadi
ending yg menggantung
Puji Wati
lanjutin dong yang jelas ending nya
Norah Selen
lau gini2 aja ceritanya bagaimna gue beri dokongan engga ada endingnya
Norah Selen
ngapa hnya segini ceritanya thor ngga ada kelanjutanya bikin stress ngabacanya
Mahira Kaylasahra
aku kangen thooor lanjut donk semangt 💪💪
Risti Anggriani
lanjut
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!