Pernikahan Impian Ayank, ternyata membawanya masuk ke dalam gulungan ombak yang menghantamnya berkali-kali tanpa perasaan.
Alex tak pernah menyangka, sekam basah yang terlihat seperti tumpukan sampah kotor dimatanya, bisa membakar habis seluruh kehidupannya yang sempurna.
Seperti apa pernikahan keduanya akan berjalan, jika mereka sama-sama menyimpan sekelumit rahasia pelik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qaeyra_S Antonio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wajah yang familiar
Ayank tertawa renyah, Celin selalu saja protes pada nya ketika setiap kali melihat sikap mudah iba nya tersebut.
"Kau tau sendiri jika aku adalah seorang peri dalam wujud seorang wanita cantik." Seloroh Ayank sambil membuka sabuk pengaman nya. Wanita itu turun untuk sekedar berbasa-basi.
"Permisi, maaf mengganggu. Apa kau sudah menelpon bengkel." Si pria yang tengah sibuk membongkar mesin motor nya sontak menoleh. Namun melihat ada seorang wanita cantik di hadapan nya, membuat nya segera membelakangi ke posisi semula.
"Hanya ada sedikit masalah nona, ini sudah baik. Aku hanya perlu membersihkan busi nya saja. Terimakasih sebelumnya sudah mampir." Ucap nya sibuk meniup benda seperti gulungan molen mini tersebut.
"Ah, baiklah. Aku akan menunggu di sini sebentar, siapa tau ada kerusakan lain yang barangkali bisa menggunakan peralatan di dalam mobil temanku." Ucap Ayank tenang. Dia tau pria itu pasti malu untuk melihat ke arah nya, karena ada bekas luka bakar di pipi kirinya yang tak sengaja Ayank lihat tadi.
"Tidak perlu nona, anda bisa pergi. Maaf bukannya bermaksud tak sopan, hanya saja di sini cukup terik." Jawab si pria masih menunduk menghadap ke arah motor nya.
"Tidak apa-apa, aku baru saja pulang melihat lahan tuan Arya di kota kecamatan tak jauh dari sini. Lagi pula aku suka sinar matahari, bayangkan jika dunia ini tanpa nya. Kita tak akan bisa melihat apapun dengan benar, serta pemandangan indah lainnya." Ucap Ayank sedikit ngaur. Entah mengapa dia seperti pernah melihat pria itu namun dalam rupa yang berbeda.
"Terserah anda saja nona, jangan salahkan aku jika kulit mulus anda terbakar karena terpapar sinar matahari." Ucap si pria akhirnya pasrah. Motor nya bukan hanya bermasalah pada busi nya saja, namun juga mesin, yang sebenarnya butuh seorang montir dengan alat bengkel yang lengkap.
Namun dia cukup malu untuk meminjam setelah mengatakan kalimat dusta, yang kini malah menyudutkan nya pada posisi serba salah.
Ayank melipat kedua tangannya lalu ikut berjongkok di samping si pria yang terlihat sok sibuk. Pria itu hanya tak tau harus melakukan apa lagi, untuk menghindari wanita keras kepala yang malah ikut berjongkok di samping nya itu.
"Apa kau yakin tak butuh beberapa alat untuk membongkar mesin motor mu ini? Ayo aku tunjukkan, kau bisa memilih nya sendiri. Kotak perkakas itu sedikit berat, jadi aku kesulitan untuk membawanya kemari." Ucap Ayank lagi, dia tau pria itu hampir mati gaya karena kehadiran dirinya.
Dengan malu-malu akhirnya si pria berdiri yang di ikuti oleh Ayank, yang mengikuti nya dari belakang seolah si pria lah pemilik mobil tersebut.
"Ini, kau pilih saja sendiri." Ucap Ayank setelah menyuruh Celin membuka bagasi mobil mereka. Si pria mengambil beberapa alat yang dia rasa dia perlukan.
Beberapa saat akhirnya motor jadul nya bisa di hidup kan kembali. Senyum sumringah terbit di bibir pria tersebut. Hingga dia melupakan kekurangan fisik nya. Pria itu menatap Ayank dengan wajah cerah, mengalah kan cerah nya cahaya matahari yang sedang terik-teriknya. Dan tak lupa berucap kata terimakasih yang tulus atas bantuan wanita keras kepala itu.
"Maaf jika sikapku tadi sedikit menyebalkan. Aku hanya tak ingin merepotkan mu nona." Ucap si pria dengan hati tak nyaman.
Ayank tersenyum manis, senyum yang membuat jiwa kelakian nya berontak ingin memuji dengan sebuah kalimat. Namun sadar akan fisik nya yang tak sempurna, lekas si pria memalingkan wajah nya si kiri.
Ayank memahami sikap tersebut dan sama sekali tak mengambil hati.
"Tak masalah, kau pasti tak berpikir jika wanita seperti kami menyimpan perkakas seperti ini bukan?" Timpal Ayank tertawa kecil.
"Kami sering bepergian ke luar kota seperti ini, akan sangat penting membawa peralatan lengkap. Kita tak bisa selalu mengandalkan para pria, apa lagi mereka juga punya kesibukan di tempat lain." Lanjut Ayank sedikit menerawang, mengingat suami bajingan nya yang dia tinggal tadi pagi. Pria itu memperlihatkan wajah yang begitu memelas, seolah berperan sebagai suami yang di perlakukan tak adil oleh istri nya.
"Kau benar, aku salut padamu. Sekali lagi terimakasih. Ah ya, nama ku Arkhan. Aku tinggal tak jauh dari sini, mungkin sekitar satu jam hingga tiba di desa ku. Jadi masih di kota kecamatan yang sama, desa-desa daerah sini hanya berbatas dengan sebuah gapura saja. Sebagai penunjuk nama desa masing-masing yang termasuk dalam kota kabupaten." Terang Arkhan panjang lebar. Pria itu seperti sangat bangga memperkenalkan daerah nya pada orang kota seperti Ayank.
Ayank terlihat mengangguk-angguk pelan.
"Aku menyukai kota kecil ini, aku baru saja membeli tanah tuan Arya untuk membangun sebuah klinik di pusat kota kecamatan. Di sana hanya ada puskesmas dengan alat medis terbatas, jadi ku pikir akan lebih baik jika ada sebuah klinik dengan fasilitas yang cukup lengkap." Cerita Ayank yang di sambut senyum manis oleh Arkhan.
"Jadi kau yang membeli tanah pada juragan Arya? Pasti harga nya fantastis mengingat akan di bangun sebuah klinik." Sambung Arkhan menimpali.
"Kau benar, tapi aku berhasil menawar dengan harga yang manusiawi." Kekeh Ayank mengingat wajah kusut tuan Arya kala mendengar ide pembayaran yang lain daripada yang lain.
Arkhan ikut tertawa kecil.
"Baiklah, Ar. Senang bertemu dengan mu, kami pamit dulu. Temanku sampai tertidur lelap di dalam mobil saking terlalu menikmati pemandangan alam di sini." Ucap Ayank tersenyum geli, kaca jendela mobil Celin terbuka setengah nya. Memperlihatkan wanita cantik itu tertidur dengan mulut menganga.
Arkhan ikut menoleh, pria itu sedikit tertawa melihat hal konyol yang di lakukan oleh gadis cantik itu. Namun tak lebih cantik dari wanita bak malaikat di hadapan nya itu.
"Baiklah, terimakasih sekali lagi. Dan, berhati-hati lah di jalan, perjalanan kalian masih jauh ke ibukota." Ucap nya tulus penuh perhatian.
Saat akan masuk ke dalam mobil, suara Arkhan kembali membuat Ayank menoleh.
"Siapa namamu?" Seru pria itu setelah mengumpulkan sedikit keberanian nya.
"Ayank, kau bisa panggil Ay atau Yank. Senyaman mu saja, aku pamit." Arkhan melambaikan tangan nya ke arah mobil yang membawa Ayank menuju keluar perbatasan kabupaten tersebut menunju ibu kota. Dia berharap dapat bertemu kembali meski sedikit mustahil.
"Ayank? Ay, Yank? Seperti nya tidak asing, tapi di mana aku pernah mendengar nama itu." Monolog Arkhan seperti teringat sesuatu yang telah lama hilang dari memori nya. Setelah tak lagi melihat mobil Celin, Arkhan memacu motor nya pulang. Hati nya mendadak berbunga-bunga setelah pertemuan tak sengaja tersebut.
Ada harapan terselip di dalam hati nya meski tak terucap oleh bibir.
Setibanya di rumah, seorang wanita paruh bawa menghampiri sang anak dengan langkah tergesa.
"Mampir ke mana saja, Ar, si mbok sampai minjem ponsel Udin buat menghubungi mu. Eh, malah suara hp mu kok ya ada di dalam kamar. Lain kali jangan ceroboh lagi, hp jangan lupa selalu di bawa kalau berjalan jauh." Cecer wanita paruh baya tersebut terlihat jelas gurat kerisauan di majah nya, yang memperlihatkan garis-garis halus tanda usianya tak lagi muda.
"Maaf mbok, si Caki mogok lagi di ujung jalan keluar dari kabupaten. Untung ada orang baik yang menolong Arkhan. Ayo masuk, Arkhan lapar. Mbok jadi masak tumis kangkung sama ikan kering kesukaan aku kan?" Ucap Arkhan merangkul bahu wanita yang sudah seperti ibu bagi nya itu. Dia merasa bersalah telah membuat sang ibu mencemas dirinya.
"Mas! mas Arkhan! Sebentar mas..." Seru Seorang gadis memanggil Arkhan dari balik pagar rumahnya, setelah berlari kecil menyebrang jalan. Si gadis menyerah kan sebuah kotak Tupperware yang bisa di pastikan, jika di dalam nya pasti terdapat lauk seperti biasanya.
Jika tak ingat nasehat si mbok, Arkhan sudah pasti akan menolak nya. Entah kenapa melihat wajah gadis itu membuat suasana hati nya mendadak buruk.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...****************...
Trus tinggalkan jejak dan dukungan kalian yaaa, biar othor rajin crazy, crazy update maksud nya🤭🤭😘😘🙏🙏
^^^Luv yuu readers ku^^^
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰