Lea seorang gadis belia berusia Enam belas tahun. Yang Terpesona dengan Seorang CEO yang dingin dan pemarah.
Berawal dari tugas Lea yang harus magang di kantor sang CEO.
Rasa kagum dan suka Lea berubah benci saat CEO itu mempermalukan dirinya. Hingga Lea memilih mundur dan pergi.
Gerald sang CEO baru menyadari setelah gadis centil itu tidak lagi terlihat di kantor nya.
Gerald sangat terkejut ketika tau siapa Lea sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tyara Lantobelo Simal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Efek Jera
Lea yang baru keluar dari kantor tempat dia magang. Abangnya Harsendy telah menunggu nya di parkiran.
"Gimana pekerjaan mu hari ini?" tanya Harsen.
"Cukup melelahkan tapi besok hari terakhir ku magang di sini"
"Oke, sekarang kita pulang" seru Harsen. mobilnya melaju meninggalkan kantor tersebut.
Sementara di ruangannya Mario sedang sibuk menandatangani berkas-berkas yang baru saja selesai dikerjakan Lea, sebelum dia berangkat pulang tadi.
Dandy asistennya yang punya kebiasaan nyelonong masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
Lelaki tampan dengan wajah menggoda itu membawa sebuah berkas.
"Tolong tanda tangan berkasnya Nona Milea, besok hari terakhir magangnya di kantor ini" ujar Dandy menyerahkan sebuah map, lalu duduk santai di sofa.
"Apa? besok hari terakhir dia magang?! siapkan berkas kontrak kerja dengan nya setelah ini. Dia gadis yang pintar dan cerdas. Dia bisa kerja profesional" kata Gerald cepat.
Dandy tertawa mendengar apa yang di katakan bos sekaligus sahabat nya ini.
"Mana mau dia kerja di sini, sedang kan kantor orang tuanya saja tersebar di mana-mana, jangan lupa dia putri dari keluarga Zie" ujar Dandy di sela tawanya.
"Aku akan merekrut dia untuk kerja bersama kita di sini, ajukan kerja sama dengan perusahaan Papinya" titah Gerald.
Dandy hanya menggeleng mendengar keputusan bosnya ini. "Baiklah" ujar Dandy akhirnya.
Setelah beristirahat Lea meminta ijin untuk pergi ke markas My LeGaCy nya.
Mulanya papi tidak mengijinkan, tapi bunda yang menyuruh Papi untuk membiarkan Lea pergi.
Karena gadis itu yang merengek dan akhirnya ngambek, mogok makan.
"Sayang?! aku kuatir dengan kenakalan nya itu" proses Papi setelah Lea bersorak riang lalu pergi tapi di antar Harsen.
"Pi, Lae itu masih belia beranjak remaja, dia masih dalam tahap pencarian jati dirinya, jangan di kekang terus,bisa bisa dia akan berontak dan melaju hal buruk lari ke obat obat terlarang" kata bunda sambil mengusap lembut dada suaminya.
Saat pasangan itu berada di kamar seperti biasanya bermesraan.
Di kediaman My LeGaCy, Gabby dan Cynthia merasa senang dengan kehadiran Lea, Gadis itu di antara Harsen.
"Jangan ke mana mana" tegas Harsen sebelum pergi.
"Centil? gimana kabar bos Badai mu?" tanya Gabby dia yang getol soal badai.
"Seperti biasa" jawab Lea santai. dia lalu masuk ke kamar nya mengambil gitar membawanya keluar dan duduk di teras. Jemarinya perlahan bermain di senar gitar nya.
Cynthia dan Gabby pun mulai bersenandung mengiringi petikan dari Lea.Ketiga gadis itu mulai bernyanyi.
Sebuah mobil memasuki halaman rumah sebelah, turun Jhon dari dalam mobilnya.
"Centil! om Jhon mu pulang" ujar Gabby.
Lea hanya melirik sekilas lalu kembali memainkan
jemarinya di alat musik kesayangan nya itu.
Jhon yang baru pulang dinas merasa capeknya hilang setelah hampir seminggu, kelelahan mengejar seseorang yang di curigai seorang pengedar narkoba.
"Gimana kabar Mereka pasangan kencan kalian itu, teman temannya badai?" tanya Lea jemarinya tak lapas dari senar gitar.
"Aku lagi malas ah...Si Tomy ajak ketemuan aku tolak, fokus dulu sama sekolah" ujar Gabby.
"Gimana pula Dandy mu itu?" Lea menatap Cynthia.
" Sebaiknya kita fokus, sekolah dulu, tadi papi menegur kita di kantor, kalau tidak nilai dan kontak kita di batalkan" terang Cynthia.
"What? papi bilang gitu?" Lea menghentikan jemarinya. "Papi terlalu mengekang kita, aku akan protes!" ujar Lea.
"Malam ini kita ke club' aja deh" ajak Lea. otaknya tidak pernah berhenti melakukan hal hal yang membuat Papi nya geram.
Benar saja malam nya ketiga gadis itu menuju club' Jhon yang barusan beristirahat mendapat perintah untuk mengikuti ketiga gadis itu.
"Jhon, jaga putri ku dengan baik" pesan Papi di telpon.
Jhon yang sebenarnya telah di kontrak Papi setelah mendapat laporan dari para Bodyguard nya malam di mana Lea bersama nya.
Papi langsung ke kantor Jhon dan meminta Jhon untuk mengawasi putri nya.
Malam ini Jhon terkejut ketika mengikuti Lae dan dua temannya, Lea yang mengenakan baju minim memamerkan anggota tubuhnya.
Gadis nakal itu selalu mencoba hal hal yang tidak masuk akal.
Ketiga nya kini duduk di sebuah meja melingkar, tidak menyadari kehadiran Jhon di sana.
Lea yang ingin merasakan seperti apa rasanya minum keras memesan beberapa botol minum dengan merek yang berbeda.
Tapi sayang minuman itu datang bersamaan dengan dua lelaki yang berdiri tegak dengan tatapan dingin sorot mata mereka berkilat marah.
nyali Gabby dan Cynthia mencuit ketika melihat sosok dua laki laki itu.
"Kak Harsen? Jhon?" Lea menatap kedua nya bergantian.
"Ayo pulang?!" Harsen menarik tangan adiknya, membawa nya ke mobil.
"Gabby dengan Cynthia di giring Jhon pulang ke kos kosan. Sepanjang perjalanan Jhon menasehati kedua gadis itu. Agar mereka tidak melakukan hal-hal yang akan merugikan diri mereka sendiri.
Sampai di rumah Lea di sambut Papi dengan wajah memerah menahan amarahnya.
Bagaimana tidak putri bungsunya ini sudah keterlaluan kelakuannya.
"Apakah Papi pernah mengajarkan kamu ke tempat yang tidak baik?" Pertanyaan Papi dengan nada dinginnya membuat nyali Lea mencuit.
Gadis manja itu baru kali ini melihat kemarahan papinya. Di samping Papi duduk bunda dengan tatapan nya yang benar benar membuat Lea gemetar. Wanita yang melahirkan dirinya itu terlihat seperti monster di mata Lea.
Untuk pertama kalinya Lea melihat sisi gelap bundanya. Wanita paruh baya itu yang di masa mudanya menjadi wanita yang di takuti lawan bisnisnya.
Kalau saja Lea bukan lahir dari rahimnya entah apa yang terjadi dengan gadis kecil ini.
"Cabut semua Fasilitas nya, dan jangan beri dia kebebasan, Papi bawa dia pulang ke kampung halaman mu" perintah bunda lalu beranjak ke kamar nya.
Ultimatum bunda membuat Lea lemas seketika dan jatuh tak sadarkan diri.
Papi segera menangkap tubuh Lea yang hampir membentur meja.
Harsen yang baru keluar dari kamar nya terkejut melihat Papi menggendong adiknya ke kamar nya.
"Pi, Lea kenapa?" baru buru Harsen mengikuti Papinya yang masuk meletakan Lea di tempat tidur.
"Dia ketakutan melihat kemarahan bunda" jelas Papi. "Ambilkan minyak angin" perintah papi.
"Harsen buru buru menuju kamar Bunda mengetuk pintunya. "Bunda minta minyak angin, Lea nya pingsan" seru Harsen.
*
*
*
Sejak Bunda memberikan efek jera, saat itu Lea mulai berubah tidak lagi melakukan hal hal yang tidak masuk akal.
Gadis itu mulai fokus dengan belajar nya,bahkan mereka bertiga kini telah menjalani ujian akhir dan Lulus dengan predikat tertinggi.
Semua kebiasaan buruknya mulai berubah, Lea yang bisa nya mengenakan pakaian bebas terbuka kini mulai memakai pakaian yang tidak terlalu mengekspos bagian tubuh ya.
Hari ini Lea duduk termenung menyaksikan papi dan Harsen lagi bermain Tenis. gadis itu barusan pulang dari kampus tempat dia mendaftarkan diri bersama My LeGaCy. Ketiga gadis itu memilih kuliah di kampus yang sama.
Lea yang mengenakan topi menopang dagu sambil menatap papi dan Harsen dengan serius.
Gadis itu terlihat manis dan imut.
Lea menatap serius entah apa yang sedan dia pikirkan.
"Apa yang membuat putri bunda melamun?" suara bunda membuat Lea tersadar, dia pun tersenyum.
"Tidak ada Bun?"
"Benarkah, atau kah putri bunda sedang memikirkan seseorang?" bunda mencoba menggodanya.
" Lea belum ingin mengenal pria, mungkin Lea akan fokus memikirkan masa depan" ucapnya.
"Bunda tidak melarang mu, untuk mengenal pria manapun, asalkan kamu bisa menjaga diri" kata bunda lembut.
Sejak mendapatkan efek Jera Lea tidak lagi terlalu nakal dia mulai belajar menjadi pribadi yang lebih baik.
Setelah bercerita dengan bunda Lea pamit ke kosan My LeGaCy.
My LeGaCy pun banyak berubah dari suka wara Wiri jadi lebih kalem.
Aplikasi kencan buta nya telah mereka blokir dan menghapus nya.
Sore itu ketiganya yang lagi asyik bernyanyi dengan petikan gitarnya Lea, mereka di kejutkan dengan kehadiran Tomy, setelah sekian lama mereka tidak lagi saling berhubungan Tomy malah datang mencari Gabby di kosan.
"Genit, mau apa dia kemari, apakah kamu ada janji sama dia? batalkan!" tegas Lea.
"Aku sendiri tidak tau apa maksud tujuan kedatangan nya kemari"
"Maaf apa bisa bertemu Gabby sebentar?" ujar Tomy.
Ketiga Gadis itu saling pandang,Lea lalu mengangguk mengajak Cynthia untuk masuk membiarkan Tomy dan Gabby di sana.
"Gabby,,,bisa aku ajak kamu keluar bersama ku?" ujar Tomy setelah mereka berdiam kaku.
"Maaf Om, aku tidak bisa! Om cari saja wanita lain untuk kencan bersama Om" Tolak Gabby.
"Gabby?!" Tomy menatapnya.
"Maksud kedatangan ku menemui mu bukan untuk itu, ada yang lebih penting dari itu" kata Tomy serius.
"Maaf Om, aku tidak bisa" tegas Gabby.
"Please! aku mohon kamu bersedia ikut aku"
"Kami sudah tidak lagi menjalani profesi itu" Gabby tetap menolak.
"Gabby, aku datang bukan untuk itu" Tomy menatapnya. Ada kerinduan di balik sorot matanya.
Setelah membujuk Gabby dan mendapatkan ijin dari Lea, barulah Gabby mau di ajak Tomy pergi.
"Ingat sebelum jam sepuluh kamu sudah harus membawa dia pulang, jangan macam macam!" tegas Lea.
Di mobil Gabby hanya duduk diam mereka bagai dua orang asing yang tidak saling mengenal. pada hal mereka sudah pernah kencan sebagi pacar pura pura.
Mungkin karena Gabby melakukan hal itu tidak dengan perasaan jadi dia melupakan Tomy begitu saja.
"Apakah kamu sudah melupakan aku?" Tanya Tomy.
"Aku bahkan tidak mengingat apapun tentang mu" kata Gabby tenang. ketenangan Gabby justru membuat Tomy kini penasaran.
'Bagaimana kalau aku bilang aku selalu mengingat mu?" ujar Tomy.
Gabby tertawa menatap Tomy yang sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.
Tatapannya itu membuat Dada Gabby bergemuruh.
"Aku merindukan mu?" kata Tomy pelan dengan tatapan nya yang lembut. Dia pun menepikan mobilnya berhenti di tepi jalan.
Jantung Gabby berdetak kencang mendengar apa yang barusan dikatakan Tomy.
"Apakah kamu mengajak ku pergi hanya untuk mendengarkan gombalan mu?" desis Gabby.
"Gabby, kalau aku tidak rindu sama kamu, tidak ada rasa pada mu, aku tidak mungkin datang untuk mengajak mu, jujur aku jatuh cinta sama kamu, sungguh bukan pura pura" ujar Tomy.
*
*
*
*** Like Komen nya dong my Love Love ❤️❤️❤️❤️ Ayo berikan hadiah.
napa mario mengulang blm tanda tangan berarti tdk sah cerainya
hrs nya klu merasa gitu mario banding kalau tidak terima diceraikan istri
apa nilai hati mario
dua bab dulu kak, semangat 💪🏻💪🏻💪🏻
aku mampir lagi kak, semangat 💪🏻💪🏻💪🏻
klo Aku mah biasa typo hihihi