Gwen si buruk rupa merasa putus asa dengan jalan hidupnya saat dia ingin mengakhiri semuanya justru Gwen dipertemukan dengan boss mafia.
Gwen menjadi gadis buruk rupa kesayangan boss mafia dan berusaha menuntut balas pada orang yang menindasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misi Perampokan Bank II
Gwen meraba tubuh Samuel supaya lelaki paruh baya itu terangsang oleh sentuhannya. Kemudian dia berbisik dengan sensual di telinga Samuel.
"Bagaimana kalau kita pindah ke hotel, Om?" bisik Gwen sambil meniup telinga Samuel yang membuat lelaki paruh baya itu terbakar gairah.
"Ajudanku sudah mempersiapkan semuanya, ada hotel president suite yang menanti kita, Sayang," balas Samuel dengan meremas bokong Gwen.
"Kalau begitu aku akan bersiap-siap, Om," Gwen pamit sebentar untuk mengganti bajunya.
Gwen berjalan ke ruang ganti dan mencoba melapor pada Ruby. "Aku akan menuju hotel!"
"Aku dan Neil akan mengikuti kalian," balas Ruby. Walaupun gadis itu tidak menyukai Gwen tapi saat menjalankan misi, dia akan mengenyampingkan urusan pribadi.
Saat Gwen masuk ke ruang ganti, gadis itu dibuat terkejut karena Trevor sudah menunggunya dengan wajah tanpa ekspresi.
Trevor menatap tajam pada Gwen dengan menyilangkan kedua tangannya di dada. Dia sangat membenci perasaan yang dia alami sekarang.
"Trey, kenapa kau ada di sini?" tanya Gwen buru-buru memakai jaket coatnya supaya lingerie yang dia pakai tidak terlihat lagi.
"Kau rupanya begitu lihai menggoda seorang pria," ketus Trevor sambil mendekat pada Gwen lalu tangan besarnya meraih leher gadis itu, Trevor mencekik Gwen dengan mendorongnya sampai membentur dinding.
"Le--lepas!" Gwen berusaha memberontak. "Trey..."
Trevor langsung sadar dan melepaskan Gwen, Gwen terbatuk-batuk sambil memukul dada lelaki itu karena marah.
"Kau mau membunuhku, ya?!" bentak Gwen dengan nada lantang.
"Pastikan kau menyelesaikan misimu!" Trevor pergi begitu saja dari ruang ganti itu tanpa rasa bersalah karena baru saja mencekik Gwen.
"Awas kau, Trey!" geram Gwen sambil menghentakkan kakinya dengan tangan meninju ke udara.
*****
Gwen bergelayut manja dilengan Samuel saat sampai di hotel. Mereka menuju kamar president suite yang sebelumnya dipesan oleh ajudan Samuel.
"Kita langsung main, Sayang. Aku sudah tidak tahan," ucap Samuel saat mereka sudah memasuki kamar.
"Tenang, Om." Gwen melangkah mengambil wine yang tersedia di sana. Tanpa sepengetahuan Samuel, Gwen memasukkan obat supaya lelaki tua itu teler dan dia bisa mengorek informasi mengenai brankas bank.
"Kita minum terlebih dahulu supaya rileks," ucap Gwen dengan memberikan wine pada Samuel dan mereka bersulang untuk meminum wine bersama.
Beberapa kali Samuel meneguk winenya sampai akhirnya obat dari Gwen mulai bereaksi. Mulutnya mulai merancau tidak jelas dan kesempatan itu digunakan oleh Gwen untuk bertanya.
"Pak tua, katakan kode brankas Madania bank itu berapa?" tanya Gwen sambil menepuk-nepuk pipi Samuel.
Samuel tergelak kecil dan ingin mencium Gwen. "Kau sangat cantik, Sayang!"
Tapi Gwen menghindar saat Samuel ingin mencumbu dirinya. Dia dibuat jengah karena Samuel yang tidak bisa memberi informasi yang dia inginkan.
"Bagaimana, Gwen?" tanya Ruby dari balik chip karena mereka sudah melebihi dari target waktu yang ditentukan.
"Aku sedang berusaha," jawab Gwen sambil mengusap wajahnya kasar.
Sampai Samuel mulai merancau lagi dan menunjuk-nunjuk matanya. "Semua asetku ada di sini!" ucapnya.
"Ruby, sepertinya aku tahu cara membuka brankas bank itu!" ungkap Gwen kemudian. "Brankas itu bisa dibuka dengan menggunakan akses retina mata!"
"Kita tidak bisa membawanya ke Madania bank, di lobby bodyguardnya menyebar. Kalau nekat akan memancing keributan, kita harus bergerak seperti bayangan yang tidak terlihat," jelas Ruby.
"Aku punya satu cara!" Gwen menyingkap coat yang dia kenakan di mana dipahanya terdapat pisau yang dia sembunyikan. "Aku akan mencongkel matanya!"
"Oh my God, Gwen. It's crazy!"
"Tidak ada cara lain!"
Gwen menghela nafasnya beberapa kali sebelum mencongkel mata direktur Bank itu. Kemudian dia memukul lelaki tua itu sampai pingsan, sisi psikopat Gwen muncul tanpa menunggu lama lagi Gwen berusaha mencongkel mata Samuel dengan tangan mungilnya.
"Gwen!" panggil Ruby yang cemas tapi Gwen tak juga menjawab.