Sungguh suatu keajaiban aku bangkit dari kematian setelah aku mati diracuni oleh mertuaku sendiri.
tubuh tak bernyawa ku di buang ke rawa-rawa yang letaknya jauh di pelosok yang terpencil.
Namun Tuhan berkehendak lain, beberapa petir menyambar di area sekitarku, hingga membuat jantungku yang tadinya berhenti berdetak kembali berdetak.
dengan tubuh lemah aku berusaha keluar dari rawa-rawa, entah sudah berapa banyak tanaman berduri yang aku injak, aku tidak perduli, satu tekadku harus keluar dari tempat itu, hingga langkah kakiku terhenti di sebuah jalan beraspal, lalu tubuhku ambruk tak sadarkan diri.
Ketika ku sadar sudah berada di rumah sakit, dan betapa mengejutkannya aku ternyata pria yang menyelamatkanku yang juga seorang dokter mengatakan aku sedang hamil!!!!!!
Inilah kisah hidupku....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desire pooh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengasuh Si Kembar
Jovanka sudah berpakaian rapih, ia memoles wajahnya yang cantik dengan make up tipis, rambut nya yang hitam panjang, ia ikat kuncir kuda
"Mama kami tak boleh ikut??"tanya Daffi merengek
"Maaf sayang, mama akan sulit mengawasi kalian jika mama.harus membawa kalian semua.
Mama hanya membawa adik kalian saja, maafkan mama ya sayang.
Mmaa.janji akan bawakan ayam kriuk-kriuk kesukaan kalian, asal kalian tidak nakal dan mainnya di dalam rumah saja"
"Atu mau ma" ucap Davina menggoyang-goyang tangan mamanya
"Aku mau ma, kak Daffa juga"ucap Daffi melirik kakaknya yang hanya diam, Daffa memang anak yang pendiam dan terlihat dingin namun di balik sifatnya itu, ia sangat menyayangi dan melindungi adik-adiknya
"Aku sudah besar, yang penting ibu kembali dengan selat" ucap Daffa menyangkal ucapan adiknya, ia ingin terlihat dewasa di umurnya, sungguh menggemaskan.
"Baiklah kakak Daffa, mama titip Daffi ya, mama cuma.sebentar saja kok keluarnya.
Mama mu cari pengasuh yang akan menjaga kalian selama mama kerja. Senin mama sudah bekerja, mama.tak mau kalian tanpa pengawasan” ucap Jovanka mendapat protes ketiga anaknya, selama ini mereka hanya di jaga oleh pembantu dokter Adrian, jika pria itu bekerja.
"Ma ,kami sudah besar dan bisa menjaga diri kami sendiri" protes Daffi tak terima usulan mamanya
"Sudah besar tapi masih ngompol"ucap Daffa membuat wajah Daffi merah padam karena malu, sentra Davina tertawa kencang menertawakan kakaknya
"Hahaha, atu enggak, udah gede atu, ya ma ya??" tanya Davina yang di balas anggukan Jovanka
"Davina anak pintar, tapi kakak Daffi juga gak salah, kakakmu hanya takut ke kamar mandi sehingga ia menahan pipisnya, Davina gak boleh gitu ya, kalau mau pipis bisa bangunkan mama" ucap Jovanka mengelus kepala anaknya
"Ehmm" angguk Davina mengerti, mereka lalu pergi dengan ojek pangkalan, meminta tukang ojek mengantarnya ke lingkungan perumahan warga , mencari pengasuh untuk anaknya, mereka keluar masuk gang kecil hingga sore hari namun Jovanka belum juga mendapatkan pengasuh untuk ketiga buah hatinya, ia akhirnya memutuskan pulang, karena melihat putri kecilnya sudah kelelahan menemaninya berkeliling seharian.
Tak lupa Jovanka mampir ke sebuah stand makanan yang menjual ayam tepung ala Kf* , setelah itu ia segera pulang kerumah.
Sesampainya di rumah terlihat kedua buah hatinya sudah mandi dan rapih, mereka sedang asik memakan kudapan sore berbentuk puding
"Assalamu'alaikum" salam Jovanka
"Wa'alaikum salam" ucap kedua anaknya dan Bu Ratna
"Loh kamu dari mana nak?? sudah mulai kerja?" tanya Bu Ratna
"Enggak Bu, Jo mulai kerja Senin depan, tadi Jo habis keliling cari pengasuh buat si kembar, tapi belum juga ketemu, awalnya mereka mau, namun ketika Jo bilang anak Jo kembar tiga, mereka menolak dengan banyak alasan, ada yang langsung bilang gak sanggup jagain anak lebih dari satu, ada yang bilang jauh bla bla bla " cerocos Jovanka
"Sudah sebaiknya kamu mandi dan ganti pakaian duku, sudah sore, kamu pasti lelah. Ibu sudah buatkan pudding karamel " ucap Bu Ratna menepuk pundak Jovanka
"Atu mau nek" teriak Davina karena melihat kedua kakaknya lahap memakan puding mereka
"Iya gadis kecil, kamu ikut mamamu mandi dan ganti pakaian, nenek sudah siapkan untukmu"
"Yeaaay Asik" Davina meloncat kegirangan, ia lalu berlari masuk ke kamar menyusul mamanya
Setengah jam kemudian Davina sudah keluar dengan berlari lagi menghampiri Bu Ratna
"Nenek punya atu mana?"tanya Davina tak sabaran
"Duduk yang manis anak pintar, nenek akan ambilkan untukmu ya” pinta Ratna, tanpa menunggu kedua kali, Davina langsung duduk dengan patuh di kursi menunggu pudding nya sampai
"Makasih nek" ucap Davina mencium pipi Ratna
"Sama-sama cantik" ucap Ratna bahagia
"Nek aku mau lagi" ucap Daffi menyodorkan piringnya yang sudah kosong
"Atu juga mau lagi nek" ucap Davina iri
"Habiskan punyamu dulu, nanti nenek kasih lagi, enek buat banyak untuk kalian kok" ucap Ratna tersenyum
"Asiiiikkk" teriak Daffi dan Davina berbarengan
"Daffa kamu mau nambah? sini piringnya nenek ambilkan lagi”
"Enggak nek, terima kasih" ucap Daffa sopan
"Saudara dan saudari mu nambah, kamu tidak perlu sungkan sayang" ucap Jovanka begitu bergabung dengan mereka
"Ah, anakmu yang satu itu sangat tertutup" ucap Ratna lirih
Mereka berlima lalu makan puding sambil bersenda gurau, rumah yang tadinya sepi dan hampa kini diisi dengan canda dan tawa tiga malaikat kecil yang menggemaskan, hidup Ratna yang suram kini telah berwarna sejak kedatangan mereka
"Nak, apa boleh ibu mengatakan sesuatu?" tanya Jovanka
"Daripada mencari pengasuh untuk ketiga anakmu, lebih baik uangnya kamu tabung, sebentar lagi mereka masukan sekolah dasar dan akan banyak biaya yang di perlukan, Biar ibu yang mengawasi mereka," ucap Bu Ratna
"Enggak Bu, Jo gak mau menyusahkan ibu, anak-anak terkadang terlalu aktif, Jo gak mau ibu kesulitan dan kelelahan" tolak Jovanka halus, ia tak mau ketiga anaknya malah menjadi beban Bu Ratna.
apalagi Bu Ratna sudah sepuh.
"Apa kamu masih menganggap aku ibumu, maka biarkan aku mengawasi cucu-cucu ku, lagi pula anak-anakmu berbeda dari anak kebanyakan, mereka anak yang sangat mandiri dan penurut" Senyum terlukis di bibir Ratna
"Tapi Bu, tetap saja Jo gak mau menyusahkan ibu" ucap Jovanka masih berusaha menolak usulan Ratna
"Tak ada tapi-tapian, lagi pula ibu mengawasi mereka tidak gratis" ucap Ratna
"Baik ibu mau berapa, semoga uang Jo cukup" tanya Jovanka akhirnya pasrah dengan kemauan Bu Ratna
"Bayarannya, cukup masak kan sarapan buat wanita tua ini setiap hari" ucap Ratna membuat bibir Jovanka melongo
"Bu??” tanya Jovanka meyakinkan pendengarannya.
Bu Ratna hanya minta di masakan sarapan pagi setiap hari
"Iya, bisa kan nak???, ibu bahagia kalian disini, kalian membuat hidup ibu yang tadinya datar, kini lebih hidup, terima kasih nak sudah datang dalam kehidupan ibu" Ratna menghapus air mata yang menetes di pipinya, air mata bahagia.
"Bu makasih.
Jo gak tahu harus membalas ibu dengan apa??
ibu sudah banyak membantu Jo dan si kembar" ucap Jovanka memeluk Ratna
"Mama, nenek nangis, Jatuh ya??" tanya Davina bingung melihat mereka menangis sambil berpelukan
"Enggak sayang, nenek sama mama bahagia" ucap Jovanka
"Atu kalo nangis jatuh" gumam Davina tak mengerti dengan orang dewasa di depannya.
.
Semua tokoh diceritakan saru satu
Banyak komflik juga..
Ada kocak
Ada nalar
Ada diluar nalar
Ada juga typo
Untuk typo, saya bisa maklumi, paling saya komen ngingetin typonya..
Saya maklumi, karena saya pribadi ga bisa bikin novel, bisanya baca dan nikmati..
Terimakasih atas karyanya ya thor..
Sukses selalu
2. saudara dan saudarinya
Tetap semangat thor😊
mungkin begitu ya thor..