Satu psikopat mampu menebar teror pembunuhan berantai, bagaimana jika ada enam psikopat berkumpul dalam satu tempat?
Sekelompok mahasiswa dan mahasiswi yang berasal dari kota Jakarta memutusan untuk liburan semester ke sebuah kota Kyoto dinegara matahari terbit, Jepang.
Mereka diajak oleh salah satu teman mereka, yang merupakan seorang blasteran Jepang bernama Ayana dan adiknya Yuki. mereka kemudian bertemu dengan seorang pemuda tampan asal Jepang yang mengajak mereka untuk mengunjungi sebuah kabin mewah ditengah hutan, kaki gunung Kurama.
Sekelompok remaja tersebut tidak tahu bahwa terdapat sebuah misteri dari hutan lebat tersebut, penduduk sekitar percaya bahwa pada saat kabut tebal turun dan menutupi isi hutan maka saat itupun para tentara Jepang jaman dulu keluar untuk mencari potongan tubuh mereka yang terpisah akibat terkena ledakan sebuah bom, penduduk desa meyakini hutan tersebut telah dikutuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SemyAngelina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
“Mereka nampaknya telah dalam keadaan tersudutkan, aku penasaran seperti apa akhirnya”
Seorang pemuda tampan berambut curtains terlihat berbicara sendiri, ia pun terlihat serius menatap sebuah monitor berjumlah 12 dengan layar gambar yang berbeda, beberapa ada yang menggunakan mode night vision atau penglihatan malam. Pemuda itu tidak lain adalah Ryu, iapun kemudian memutuskan untuk pergi meninggalkan ruangan tersebut CCTV tersebut.
Genji akhirnya sampai dalam keadaan tengah memakai sebuah jas hujan yang berlumuran darah.
“Jangan mendekat!” ancam Ayana sambil mengacungkan linggisnya kearah Genji dan Yamada.
“Oh rupanya gadis ini, kalau begitu kita biarkan saja kak. Dia adalah milik Ryu dan jika kita membunuhnya, Ryu itu bisa mengusir kita dari kabin ini”
“Wah, kau terluka! Ayo kita pergi dari sini dan mengobati lukamu sebelum terkena infeksi” lanjut Genji dan dijawab anggukan kepala oleh Yamada, mereka berdua pun akhirnya meninggalkan Ayana begitu saja sambil menutup kembali pintu besi garasi tersebut, namun sedikit lagi akan tertutup rapat tiba-tiba, sebuah benda bundar seukuran kepalan tangan pun menggelinding masuk dan pintu besi pun ditutup rapat.
Ayana pun segera menyalakan lampu senternya, kemudian menemukan sebuah benda berbentuk bundar dan mengeluarkan banyak kepulan asap. Asap yang keluar dari benda tersebut mengeluarkan bau belerang yang menyengat dan benda berbentuk bundar tersebut adalah sebuah bom asap, hingga digunakan untuk membuat orang yang menghirupnya tidak sadarkan diri.
Ayana pun segera mencari pintu keluar sambil terbatuk-batuk dan menutup hidungnya, ia pun akhirnya berhasil menemukannya namun sialnya, pintu tersebut terkunci dan tidak lama kemudian tubuhnya pun a terasa lemas dan akhirnya ia pun pingsan.
Genji pun dengan sengaja melempar sebuah bom asap, yang selalu ia bawa dan tersimpan pada sabuk celananya sebagai senjata.
“Meskipun merepotkan, kita tetap harus menahan gadis itu lalu menyerahkannya pada Ryu, pekerjaan kita saja belum selesai dan mayat-mayat itu tidak akan menghancurkan dirinya sendiri” ujar Genji ketus.
“Tolong bawa gadis itu kembali ke kamar Ryu, lalu ikatkan dengan ini [zip tie/ikat kabel] pada kaki dan tangannya, jangan lupa untuk memperban lukamu juga kak”. Yamada pun hanya menganguk kan kepala, lalu kembali membuka pintu garasi sambil memakai sebuah masker gas yang juga selalu mereka bawa, kemudian ia pun masuk dan beberapa menit kemudian keluar sambil membopong tubuh Ayana di bahunya.
Akira dengan cepat menutup pintu ruangan tersebut lalu menguncinya sebelum Yukana sampai,
“Hey! aarghh..” Kabuya yang ikut memperhatikan keadaan diluar, tiba-tiba saja ditendang oleh Andika, pemuda itu pun mengangkat kedua lutut kakinya ke atas udara, kemudian menendang keras dengan kedua kakinya hingga tubuh Kabuya pun menabrak tembok dan akhirnya tidak sadarkan diri.
“Kerja bagus Andika” ujar Yuki.
“Buka pintunya! dasar sialan” ujar Yukana dari luar ruangan sambil berusaha untuk mendobrak pintu, ia pun memaksa masuk kedalam kamar tempat kekasihnya Kabuya berada.
Meski tengah terjadi keributan tapi Ryu tiba-tiba muncul dan melewati Yukana begitu saja, kemudian pemuda itupun masuk kedalam sebuah ruangan dimana mayat Tsubasa berada.
Yuki pun segera meraih sebuah pisau belati yang tergeletak dilantai kemudian melepaskan semua tali, yang mengikat pada tubuh Andika, setelah selesai Yuki pun meluapkan semua tangisnya didalam pelukan pemuda tersebut.
“Kau baik-baik saja? Aku akan melindungi dan tetap disamping mu sekarang” ujar Andika. Setelah tenang Yuki pun menceritakan, semua kejadian yang telah menimpanya.
“Jangan berbuat macam-macam atau kami akan membunuh teman priamu” ancam Akira pada Yukana,
Akira yang masih berjaga di depan pintu pun akhirnya melepas genggaman tangannya pada pegangan pintu tersebut, lalu ia pun duduk dilantai.
“Kita belum sempat berkenalan bukan? namaku Akira kazuya, aku adalah seorang polisi, kau sudah mendengar cerita tentangku dari percakapanku dengan gadis yang bernama Tsubasa”
“Namaku Yuki dan ini kekasihku Andika, aku dan kakakku yang bernama Ayana, tengah berlibur disini bersama teman-teman kami yang berasal dari negara lndonesia, kemudian kami bertemu dengan pemuda bernama Ryu dan kami pun terjebak dan berakhir ditempat ini”
“Jangan khawatir, aku akan berusaha untuk membawa kalian keluar dari tempat ini hidup-hidup” ujar Akira.
“Aku harus menemukan kakakku terlebih dahulu”
“Tentu, ayo kita beristirahat sejenak untuk sekarang ini” Akira kemudian menghampiri tubuh Kabuya, lalu memborgol tangannya kearah belakang punggungnya.
Diruangan sebelah, Ryu berjalan menghampiri mayat Tsubasa yang terlihat mengenaskan, lalu ia pun berjongkok disebelah mayat tersebut kemudian menutup kedua matanya, pemuda tampan tersebut pun lalu melepaskan jaket yang tengah ia kenakan, untuk menutupi wajah dari mayat gadis cantik tersebut, tiba-tiba Yukana pun datang menghampiri Ryu.
“Cepat bantu aku menyelamatkan Kabuya, lalu kita bunuh mereka semua!”
“ltu bukan urusanku! kalau kau mau menyelamatkan Kabuya, berjuanglah sendiri karena mereka juga seperti itu” ujar Ryu dingin. Yukana yang kesal pun mengacungkan senjata crossbrow nya kearah pemuda tersebut.
“Apa kami tidak lagi berharga untukmu? Dan kau tahu, bahwa mereka sudah membunuh Tsubasa tapi kau diam saja?”
“Sejak awal aku tidak pernah membantu kalian dalam membunuh korban, kalian sendiri yang menggunakan cara licik, untuk menyiksa korban dengan cara mengikat mereka, tak memberi mereka senjata hingga mereka pun tidak dapat membela diri”
“Jadi kaulah, yang dengan sengaja melepaskan mereka?” ujar Yukana.
“Aku membuat semuanya menjadi kesempatan yang adil 50 banding 50, untuk saling membunuh”
“Dasar brengsek, akan ku bunuh kau dasar pengkhianat”
“Pengkhianat? Sebutan yang bagus, apa kau yakin mau menjadikanku berada di pihak mereka, lalu kau siap untuk melawanku?”
“Bukankah sudah sejak awal, kau berada di pihak mereka? Apakah karena gadis yang bernama Ayana?”
“Sejak awal permainan dimulai, aku tidak ikut turut campur dalam aksi kalian maupun korban kalian bukan?”
“Cih, kau masih belum sadar atau sedang berpura-pura tidak membela mereka? sampai saat ini gadis sialan itu dan adiknya masih hidup karena kau, sekarang matilah”
Yukana segera menembakan senjata panahnya ke arah tubuh Ryu, dengan cepat pemuda tampan tersebut berguling kesamping untuk menghindari tembakannya, namun panah tersebut berhasil menggores lengannya.
“Sama seperti pertama kali kita bertemu bukan?” ujar Yukana.
Sebelum wanita tersebut kembali melesatkan anak panah dari senjata crossbow nya, Ryu pun melesat dengan cepat ke arah bawah, kemudian menggenggam senjata dari wanita tersebut dan berusaha untuk merebutnya, crossbow yang diperebutkan itu pun mengarah bidikannya keatas langit-langit.
Yukana kemudian menendang dada Ryu, hingga membuat pemuda tersebut terdorong belakang, Ryu pun meringis kesakitan memegangi dadanya yang terasa sakit. Tidak membuang waktu wanita tersebut pun segera menembakan senjatanya, namun panahnya tidak melesat seperti apa yang ia bayangkan, rupanya serangan Ryu tadi tujuannya adalah untuk merusak senjata tersebut.
Karena kesal, Yukana pun menggenggam senjata crossbow nya dengan kedua tangannya, lalu menekan ke leher pemuda tampan tersebut kemudian mendorong Ryu ke arah tembok, tenaga wanita tersebut rupanya tidak main-main hingga membuat Ryu pun menjadi kewalahan.