NovelToon NovelToon
Gadis Incaran Gangster Hyper

Gadis Incaran Gangster Hyper

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / One Night Stand / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Cole Han, gangster paling ditakuti di Shanghai, dikenal dingin dan tak tersentuh oleh pesona wanita mana pun. Namun, semua berubah saat matanya tertuju pada Lillian Mei, gadis polos yang tak pernah bersinggungan dengan dunia kelam sepertinya.

Malam kelam itu menghancurkan hidup Lillian. Ia terjebak dalam trauma dan mimpi buruk yang terus menghantuinya, sementara Cole justru tak bisa melepaskan bayangan gadis yang untuk pertama kalinya membangkitkan hasratnya.

Tak peduli pada luka yang ia tinggalkan, Cole Han memaksa Lillian masuk ke dalam kehidupannya—menjadi istrinya, tak peduli apakah gadis itu mau atau tidak.

Akankah Lillian selamanya terjebak dalam genggaman pria berbahaya itu, atau justru menemukan cara untuk menaklukkan hati sang gangster yang tak tersentuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Cole melepaskan pakaiannya, sementara Lillian yang ketakutan buru-buru turun dari ranjang. Ia berlari ke arah pintu dengan tubuh gemetar, namun langkahnya terhenti ketika Cole menariknya dengan kasar. Dengan mudah ia mengangkat tubuh gadis itu lalu mendudukkannya di atas meja samping ranjang, membuat Lillian terkejut dan kehilangan keseimbangan.

“Lepaskan aku!” teriak Lillian dengan suara parau, matanya berkaca-kaca. Ia berusaha mendorong dada Cole, namun tubuhnya terlalu lemah dibanding pria itu.

Cole mencengkeram kedua pergelangan tangan Lillian dan memaksa mereka ke belakang, membuatnya sama sekali tak bisa melawan.

“Aaah!” jerit Lillian, tubuhnya meronta, wajahnya memerah antara marah dan takut.

“Menolakku? Tapi kau mencari pria lain, bahkan sampai lima orang,” ujar Cole dengan tatapan tajam, wajahnya semakin dekat, napas hangatnya menyapu pipi Lillian. “Lillian Mei, kau luar biasa sekali.”

“Bukan aku yang memanggil mereka! Rebecca yang melakukannya!” jelas Lillian dengan suara terbata, mencoba melepaskan diri meski tubuhnya ditahan erat.

Cole menyeringai dingin. “Apa pun alasanmu, aku tetap tidak suka kalau ada pria lain di sampingmu. Dengar baik-baik!” suaranya dalam, penuh ancaman. “Kalau kau menolakku, perusahaan keluargamu akan hancur kapan saja. Aku hanya perlu satu panggilan untuk membuat keluargamu kehilangan segalanya.”

Lillian menatap Cole dengan pandangan penuh amarah meski ketakutan jelas tergambar di wajahnya. “Kau tidak masuk akal! Menggunakan cara ini untuk mengikatku? Apa selama ini kau selalu menggunakan trik kotor untuk mendapatkan seorang wanita?”

Cole mendengus, seolah meremehkan perkataan gadis itu. “Aku tidak perlu melakukan itu. Mereka yang tidak sadar diri mendekatiku. Tapi kau cukup beruntung menjadi pilihanku. Seharusnya kau merasa puas.”

Lillian menahan air matanya yang hampir jatuh, suaranya bergetar namun tegas. “Aku membencimu, Cole Han. Sebelumnya aku menghormatimu, tapi sekarang aku semakin membencimu.”

“Benci saja padaku,” ucap Cole dengan nada menekan, lalu tiba-tiba meraih wajah Lillian dan mencium bibirnya dengan paksa. Tubuh Lillian ia dorong hingga terjepit di dinding, membuatnya tak punya ruang untuk bergerak.

Cole semakin menekan tubuh Lillian ke atas meja, kedua tangannya terkunci kuat di belakang punggung. Lillian meronta, tapi sia-sia—cengkeraman pria itu bagaikan besi.

Dengan tatapan penuh amarah, Cole mendekatkan wajahnya lalu merobek pakaiannya dengan brutal. Suara kain yang koyak memenuhi ruangan, membuat Lillian terperanjat dan air matanya jatuh deras.

“Berhenti! Lepaskan aku!” teriak Lillian putus asa.

Cole menunduk, wajahnya dingin dan penuh nafsu kuasa. “Kau mengira bisa lari dariku? Kau pikir bisa menolak aku lalu mencari pria lain? Lillian Mei, kau hanya milikku.”

“Dasar gila! Kau tak lebih dari seorang pengecut!” Lillian menatapnya dengan marah, meski tubuhnya gemetar ketakutan.

Cole mendekat, membisikkan dengan nada rendah tapi menusuk, “Bencilah sesukamu. Tapi mulai malam ini, aku pastikan kau tidak akan bisa lari dariku, bahkan dalam mimpi sekalipun.”

Lillian hanya bisa menutup mata, air mata terus mengalir. Suara detak jantungnya menggema, bercampur dengan rasa takut dan amarah yang berputar dalam dadanya.

Cole melepaskan pakaiannya sehingga tanpa sehelai benang. Ia melanjutkan ciuman brutal dari bibir gadis itu hingga ke lehernya.

Tangan kiri Cole menahan kedua tangan Lillian. Sementara tangan kanannya menarik pinggang gadis itu dan melebarkan kedua pahanya.

"Jangan!" teriak Lillian sambil menangis histeris.

"Teriak saja, tidak ada yang bisa menyelamatkanmu. Kalau malam ini kau tidak patuh, jangan salahkan aku kalau keluargamu kehilangan semuanya pada besok pagi," kecaman Cole yang membuat Lillian semakin cemas dan ketakutan.

Ia hanya bisa menangis pasrah dan membiarkan pria itu menguasai dirinya.

Cole melakukan penyatuan dan bergerak dengan maju mundur sambil menahan pinggang gadis itu.

"Ahh!" jerit Lillian yang kesakitan ketika Cole melakukan gerakan dengam brutal.

Cole mengabaikan tangisan dan teriakan gadis itu. Tatapannya dipenuhi obsesi, seakan ia tak peduli pada rasa takut di mata Lillian.

Ciumannya mendarat kasar pada leher Lillian, membuat gadis itu meringis menahan sakit.

"Lepaskan aku!" teriak Lillian sambil meronta.

Namun, Cole justru semakin erat memeluknya dan menikmati tubuh gadis itu.

Mansion Cole

Beberapa jam kemudian.

Cole duduk di ruang kerjanya bersama Julian.

"Bos, setelah saya cari tahu, ternyata yang memesan lima pria itu adalah Rebecca, teman Nona Mei. Bukan Nona Mei sendiri," lapor Julian.

"Aku tahu Lillian bukan gadis murahan," sahut Cole tenang, meski sorot matanya tajam. "Tapi tetap saja, dia berani bergaul dengan mereka. Julian, buatkan kontrak perjanjian nikah."

"Perjanjian?" Julian menatap heran.

Cole menyandarkan tubuhnya ke kursi, lalu berkata, "Gadis itu berbeda dengan yang lain. Sulit dijinakkan. Aku ingin menikah dengannya, dan kontrak ini akan mengikatnya. Siapa pun yang melanggarnya akan menanggung denda yang tak mungkin bisa dilunasi."

"Apa lagi rencana Bos?" batin Julian.

Keesokan harinya.

Lillian terbangun dan mendapati Cole masih terlelap di sampingnya. Matanya membelalak, tubuhnya refleks berusaha bangkit, namun tertahan oleh lengan Cole yang melingkar erat di pinggangnya.

"Kalau kau berani kabur, jangan salahkan aku bertindak," bisik Cole di telinganya. Bibirnya lalu menyentuh lembut daun telinga Lillian, membuat gadis itu merinding.

"Lepaskan aku, dan kembalikan pakaianku. Aku ingin mandi," kata Lillian tegas dengan sorot penuh kesal.

Cole membuka matanya, menatapnya dalam. "Pakaianmu sudah kusiapkan. Setelah selesai, tunggu aku di ruang makan."

Dengan wajah kesal, Lillian menepis tangannya, membalut tubuh dengan selimut, lalu meraih gaun kuning yang telah diletakkan di atas meja samping ranjang.

Lillian yang sudah selesai mandi mengenakan gaun kuning. Penampilannya tampak anggun saat menuruni anak tangga. Ia membawa tasnya dan berjalan menuju ruang tamu.

"Semalam dia membawaku ke rumahnya di saat aku tidak sadarkan diri, dan sampai di sini dia melakukannya lagi. Pria kurang ajar. Aku harus cari cara kabur darinya," batin Lillian.

Di saat yang sama, ponselnya berdering.

Ia mengeluarkan ponsel dari tasnya, melihat nama yang muncul di layar: Will.

"Untuk apa dia menghubungiku?" gumam Lillian, lalu menolak panggilan itu.

Namun, panggilan kembali masuk. Dengan malas, ia akhirnya menekan tombol jawab sambil melangkah menuju teras luar, ke arah kolam renang.

"Ada apa kau menghubungiku?" tanya Lillian dingin.

"Lillian, apakah kau serius akan menikah dengan kakakku?" suara Will terdengar penuh emosi. "Dia tidak mencintaimu sama sekali. Jangan cari mati. Lebih baik tolak lamarannya dan menikah denganku!"

"Aku sudah memutuskan hubungan kita. Jangan ganggu aku lagi," balas Lillian tegas.

Saat itu, Cole yang baru saja menuruni tangga mendekat. Ia bisa mendengar jelas percakapan di ponsel.

"Lillian, kau akan menyesal!" suara Will meninggi, penuh amarah.

"Andaikan aku tidak menikah dengan kakakmu, aku tetap tidak akan kembali padamu," jawab Lillian tanpa ragu.

Tiba-tiba, Cole meraih ponsel dari tangannya dan tanpa basa-basi melemparkannya ke kolam renang.

"Handphone-ku!" teriak Lillian terkejut, menatap Cole dengan mata melebar antara marah dan tidak percaya.

1
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
partini
wehhh ada penghianat
merry
mulut si Sami tu gk tau dri bgtt yaa pdhll dia dan ank y pyn prestasi apa cbb cm numpang hdp sm suami'y ya itu Bpk cole cole cbb cole cole ambil smuyy harta y jdi gembel mrkk🤭🤭🤭🤭 cole ank sah pasti cole lh pewarisnya
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Maria Mariati
terima kasih thorr 💪💪💪
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Lydia
Bagus
partini
hemmm ngeyel sekali ini Kunti
Maria Mariati
lanjut thorrr aku suka ceritamu, semangat 💪💪💪
partini
hemmm Lilian apa dia percaya ayo Cole bantu ungkap ke publik apanyg sebenarnya terjadi
Ambar
conge banget sih neng
Nabil abshor
skiiippppp skiiiippppp merusak mata,,,,,🤣
Nabil abshor
😭😭 seru iiih,, up lagi,,,,, 😍😍😍
partini
permainan ih jaharaaa kamu cole,,bucin akut nyaho kamu
merry
dua kakak adik pd bajingann smuyy,, tar terjdi sesuatu pd lili pd nyesel lh in lh itu lh,, mkn tu penyesalan klian nntii org lg patah hati dhncrknn lgh dgnnya cara bgtuu
merry
hbs lhh si lili,, cep model cole tgu tar br nyesel dia 😄😄😄
partini
sehhh mau bercocok tanam ko kasar
merry
kty gk cinta dgr li dktin cwo lngsng marahh entah apa yg terjadi dech sm lili
Laila Isabella
turunkn ego mu cole..
Nabil abshor
kenapa pemaksa sekLi kamu,,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!