NovelToon NovelToon
Takdir Diantara Cahaya Dan Kegelapan

Takdir Diantara Cahaya Dan Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Diam-Diam Cinta / Iblis / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Kutukan
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: `AzizahNur`

Di dunia yang dikuasai oleh kultivasi dan roh pelindung, seorang putri lahir dengan kutukan mematikan—sentuhannya membawa kehancuran. Dibuang oleh keluarganya dan dikhianati tunangannya yang memilih saudara perempuannya, ia hidup dalam keterasingan, tanpa harapan.

Hingga suatu hari, ia bertemu dengan pria misterius yang tidak terpengaruh oleh kutukannya. Dengan bantuannya, ia mulai membangkitkan kekuatan sejatinya, menyempurnakan kultivasi yang selama ini terhalang, dan membangkitkan roh pelindungnya, **Serigala Bulan Biru**.

Namun, dunia tidak akan membiarkannya bangkit begitu saja. Penghinaan, kecemburuan, dan konspirasi semakin menjeratnya. Tunangan yang dulu membuangnya mulai menyesali keputusannya, sementara sekte-sekte kuat melihatnya sebagai ancaman.

Di tengah pengkhianatan dan perang antar kekuatan besar, hanya satu hal yang pasti: **Pria itu akan selalu berada di sisinya, bahkan jika ia harus menghancurkan dunia hanya untuknya**.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon `AzizahNur`, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 : Pengantin Umpan

Malam semakin larut, tetapi tak ada seorang pun di desa yang bisa tidur. Ketenangan yang biasa menyelimuti desa telah berubah menjadi kegelisahan yang mencekam.

Di alun-alun desa, ratusan warga berkumpul dengan obor di tangan, wajah-wajah mereka dipenuhi kemarahan dan ketakutan. Bisikan berubah menjadi sorakan, dan sorakan berubah menjadi tuntutan.

"Kepala desa! Keluar dan hadapi kami!"

Di depan rumah besar yang terbuat dari kayu kokoh, Kepala Desa Feng Dao berdiri dengan wajah pucat. Tubuhnya kaku di ambang pintu, menatap warga yang menuntut jawaban. Ia sudah mengabdi selama bertahun-tahun untuk desa ini, tapi malam ini, ia bukan lagi seorang pemimpin—melainkan seorang pria yang terpojok.

"Kalian harus tetap tenang! Ini bukan saatnya saling menyalahkan!" serunya, mencoba menenangkan massa.

Namun, seorang pria berusia paruh baya mendorong maju dari kerumunan. Matanya merah, dipenuhi dendam.

"Istriku menghilang seminggu yang lalu! Sekarang keponakanku juga lenyap! Kami sudah kehilangan sepuluh pengantin, tapi kau masih menyuruh kami tenang?!"

Sorakan kemarahan menggema.

"Benar! Kepala desa tak becus!"

"Kalau kau tidak bisa menyelesaikan masalah ini, kami akan bertindak sendiri!"

Kepala desa mengepalkan tangannya, menyadari bahwa tak ada kata-kata yang bisa menghentikan mereka. Ketakutan telah berubah menjadi kebencian, dan ketika manusia dikuasai rasa takut, mereka membutuhkan satu hal: tumbal.

Di antara hiruk-pikuk itu, suara seorang wanita tua tiba-tiba terdengar.

"Jika kita ingin mengungkap kebenaran, kita harus memberikan umpan!"

Kerumunan terdiam sejenak. Semua mata tertuju pada wanita tua itu—Nenek Hui, dukun desa yang dikenal bijak, tetapi juga sering berbicara dengan nada misterius.

"Seseorang harus dipersembahkan… agar kita bisa melihat siapa yang datang untuk mengambilnya," lanjutnya dengan suara berat.

Kepala desa merasa hawa dingin merayapi tulang punggungnya. "Jangan gila! Kita tidak bisa mengorbankan nyawa seseorang untuk ini!"

Namun, warga desa sudah mulai membisikkan nama. Nama yang seharusnya tidak keluar dalam situasi ini.

"Putri kepala desa… Xin Yu."

Gadis itu masih muda, baru berusia tujuh belas tahun. Wajahnya polos, penuh rasa ingin tahu terhadap dunia. Tapi sekarang, semua orang melihatnya bukan sebagai gadis biasa—melainkan sebagai umpan hidup.

"Dia belum menikah, tetapi darahnya masih suci," seseorang bersuara. "Jika iblis benar-benar menculik pengantin, maka dia akan menjadi target sempurna."

Kepala desa mundur, berdiri di depan pintu rumahnya untuk melindungi putrinya. Tetapi sebelum ia bisa mengatakan apa pun, beberapa pria desa yang bertubuh kekar melangkah maju dan meraihnya.

"Lepaskan aku! Jangan sentuh putriku!"

Namun, Feng Dao bukanlah pria muda lagi. Ia tak memiliki kekuatan untuk melawan banyak orang sekaligus. Tubuhnya ditekan ke tanah, tangannya dipelintir ke belakang, sementara warga lainnya mulai bergerak masuk ke rumah.

Di dalam, Xin Yu bersembunyi di sudut ruangan dengan tubuh gemetar. Matanya membulat ketakutan saat melihat bayangan-bayangan tinggi memasuki rumah.

"Tidak… jangan… jangan bawa aku!"

Ia berusaha berlari ke arah belakang, tetapi dua wanita tua sudah menunggu di sana, menghadangnya. Tangannya dicengkeram, tubuhnya ditarik paksa.

"Jangan melawan, Nak… Ini demi kebaikan desa."

"TIDAK! AYAH! SELAMATKAN AKU!" Xin Yu berteriak histeris, meronta dengan sekuat tenaga. Kakinya menendang, tangannya mencakar.

Namun, semakin ia melawan, semakin kuat cengkeraman pada tubuhnya. Kukunya mencakar kulit salah satu pria, tapi hanya mendapat tamparan keras di pipinya.

PLAK!

Kepalanya terhempas ke samping, rambutnya berantakan, dan bibirnya terasa perih. Mata gadis itu mulai berkaca-kaca, tubuhnya melemah dalam ketakutan.

Di luar, kepala desa berteriak marah, tetapi suaranya hanya terdengar sayup di tengah suara sorakan warga.

"Jangan bawa putriku! Jangan lakukan ini, aku mohon!"

Tetapi mereka tidak mendengarkannya.

Xin Yu diseret keluar dari rumah, tangannya masih mencoba mencengkeram kusen pintu, tetapi jemarinya terlepas satu per satu.

Seorang wanita membawa setumpuk kain putih, gaun pengantin desa yang biasa dipakai oleh para pengantin sebelum upacara pernikahan.

"Gantilah pakaiannya."

Xin Yu menggeleng cepat, wajahnya semakin pucat. "Tidak… aku tidak mau! Aku tidak mau mati!"

Tangan-tangan kasar mencengkeram bahunya, memaksanya berdiri tegak. Kain pengantin itu dilemparkan ke tubuhnya.

"Jika kau tidak mau memakai ini sendiri, kami akan memakaikannya padamu!"

Xin Yu menggigit bibirnya, hatinya mencelos. Perlahan, tubuhnya gemetar saat tangannya mengambil kain itu. Ia tahu… ia tidak punya pilihan lain.

Malam itu, di bawah tatapan ratusan pasang mata warga desa, Xin Yu dipaksa mengenakan gaun pengantin, simbol kesucian yang kini menjadi simbol keputusasaan.

1
Sie
Terima kasih kak othor, semangat ya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!