Karya ini menceritakan tentang seorang karakter utama yang di reinkarnasi menjadi semut di dunia fantasy.
Selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HZ77, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pahlawan Kesiangan yang Kerja Kuli
[Memproses...]
[Selesai Memproses]
"Apa ini? Tiba-tiba seka—"
[Pembagian EXP karena efek Commander]
"Hah? Tunggu dulu... Apa yang—"
[Level up]
[Level up]
[Level up]
Ryzef menatap window sistem yang muncul bertubi-tubi.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" gumamnya, matanya kosong seperti pekerja yang baru sadar gajinya dipotong.
---
Livia berjalan terhuyung-huyung ke arahnya seperti semut mabuk tuak. Ryzef yang melihatnya langsung bersiap menyambut dengan gaya pahlawan sejati.
Namun—
[Efek Commander dibatalkan]
[Kutukan diberikan]
[Semua stat player ÷3 selama 3 menit]
Ryzef mengabaikan notifikasi itu. Dalam hatinya hanya ada satu hal:
"Livia... Bidadariku... Aku dataaanggg!!"
Dengan senyum penuh kepuasan, ia melangkah maju. Namun, saat Livia akhirnya berdiri di hadapannya, ia tersenyum lemah dan berkata, "Ryzef... Bisakah kau menjaga tubuhku sebentar?"
Ryzef mengangkat sebelah alis. "Apa maksudnya? Mengapa kau—"
Sebelum pertanyaannya selesai, Livia tiba-tiba jatuh pingsan!
Ryzef, yang seharusnya menjadi pahlawan yang menangkap wanita yang pingsan di hadapannya, justru—
"WOAAAAH!!"
—panik dan melompat ke belakang, membiarkan Livia ambruk ke tanah dengan suara PLAK! yang cukup mengkhawatirkan.
Hening.
Ryzef menatap tubuh Livia yang tergeletak, kemudian dirinya sendiri.
"...Harusnya aku menangkapnya, ya?"
Ia menghela napas panjang.
"Tidak! Daripada menyesali masa lalu, sebaiknya aku menggendong Livia ke tempat yang lebih aman!!" serunya penuh tekad.
Namun, saat ia mencoba mengangkat Livia...
"Aduh, kok berat?! Sejak kapan Livia jadi seberat ini?!"
Saat itulah dia ingat sesuatu.
[Semua stat player ÷3 selama 3 menit]
Matanya membelalak.
"A-Apa?! Stat-ku lebih rendah dari sebelumnya?!"
Dia mengecek statusnya dan benar saja—semua stat-nya anjlok seperti harga crypto saat pasar anjlok.
Dengan tubuh yang lemah dan tenaga yang tersisa, Ryzef berjuang keras menyeret Livia menjauh. Hingga akhirnya, mereka sampai di sebuah sarang semut kosong.
Entah karena penghuninya pindahan atau karena mereka belum membayar sewa kontrakan, sarang itu benar-benar kosong.
Tanpa berpikir panjang, Ryzef membaringkan Livia dengan hati-hati.
Namun, saat ia menatap Livia yang tertidur lelap, pikirannya mulai melantur.
"Hmm... Kenapa aku lebih tertarik pada Livia daripada ratu semut?"
Wajahnya langsung memerah.
"Aaargh!! Bertahanlah Ryzef! Kau sudah hampir 30 tahun hidup tanpa cinta, jangan rusak ini dengan pikiran aneh!"
Sambil menepuk pipinya sendiri, ia mencoba menenangkan diri.
"Fokus! Aku harus memastikan Livia baik-baik saja!"
Ia memeriksa kondisi Livia, memastikan tidak ada yang aneh atau luka. Untungnya, dia tampak baik-baik saja.
---
Keesokan harinya...
Ryzef bangun dan langsung mengecek keadaan Livia.
Masih pingsan.
Ia mendesah. "Oke, ini mulai aneh. Seingatku dia belum makan apa pun sejak kemarin..."
Setelah berpikir sejenak, Ryzef memutuskan untuk membawanya kembali ke sarang utama. Lagipula, kutukannya sudah hilang sejak semalam.
Namun, saat ia mencoba mengangkat Livia...
*WUSHHHH!
Tubuh Livia tiba-tiba bersinar terang, menerangi seluruh sarang!
[Seekor Commander Ant berevolusi di dekat Anda]
Ryzef membeku, menatap cahaya itu dengan mulut menganga.
"Eh... APA?!"
Dan begitulah, drama belum selesai—karena kisah ini baru saja bertambah gilanya.
Ryzef baru saja menghela napas setelah menyaksikan cahaya terang yang menyelimuti Livia. Namun sebelum ia bisa berpikir lebih jauh—
"SRET! SRET! SRET!"
Terdengar suara langkah kecil yang berisik.
Ia menoleh dan matanya membelalak.
Gerombolan semut merah muncul dari bayang-bayang sarang kosong!
Bukan hanya satu atau dua... Tapi puluhan!
Ryzef menatap mereka dengan wajah datar.
"...Oh tidak. Aku baru saja selesai dari satu masalah. Kenapa malah datang kerja lembur?"
Semut-semut merah itu menatapnya dengan mata penuh kebencian (anggap saja semut punya ekspresi marah). Mereka mendesis dan mulai mengitari Ryzef.
"Ini buruk..." pikirnya.
Dia segera membuka window status, mencari sesuatu yang bisa membantunya bertahan hidup.
Dan di sanalah ia melihat sebuah skill aneh yang sebelumnya ia sadari.
[Skill: ???]
Ryzef mengerutkan alis. "Oh ya... Ini?"
Tanpa pikir panjang, ia bertanya pada pemandu.
"Oi, 'pemandu'! Jelasin ini skill apa?"
Namun, seperti biasa, jawaban pemandu sangat singkat.
[Katakan ‘bersembunyi’ untuk memicu skill.]
"...Serius? Itu saja petunjuknya?"
Tanpa ada waktu untuk protes lebih lama, semut merah mulai menyerang!
"T-Tunggu! Bersembunyi!!"
Begitu kata itu terucap, dunia di sekitar Ryzef tiba-tiba berubah.
[Membuka dimensi Ruang Waktu Alternatif]
Udara di sekitar melambat.
Angin yang tadinya berhembus liar kini seolah membeku.
Dunia menjadi kelabu, sepi, tanpa suara.
Ryzef menatap ke sekeliling.
"Apa ini...?"
Tangan dan tubuhnya terasa ringan, seakan ia tidak benar-benar ada di dunia nyata.
Ia melihat ke arah semut merah yang mengepungnya tadi. Mereka kini diam, seolah membatu dalam waktu yang berhenti.
Lalu, seolah ada sesuatu yang menggerakkan tubuhnya secara naluriah...
Ryzef menunduk rendah, bersiap.
Matanya berkilat tajam.
"Aku mengerti... Jadi ini adalah skill untuk menghabisi mereka tanpa mereka sadari."
Perlahan, ia berjalan ke arah musuh.
Dan pembantaian pun dimulai.
Seketika, dunia kembali berjalan seperti biasa.
Namun, bagi para semut merah, segalanya terjadi dalam sekejap.
"SRET!"
Ryzef muncul dari kegelapan, menghunuskan rahangnya ke arah seekor semut merah besar.
"CRACK!"
Dengan satu gerakan cepat, ia merobek kepala musuhnya, membuat cairan hijau menyembur ke udara.
Semut merah lain mulai menyadari kehadirannya, tetapi—
Terlambat.
Ryzef sudah bergerak di antara mereka.
Ia melompat ke punggung seekor semut besar, mencengkeramnya, dan—
"KRIIIAAK!"
Menghancurkan lehernya dengan tekanan kaki yang luar biasa.
Satu per satu, semut merah mulai berguguran.
Mereka tidak mengerti apa yang terjadi.
Dalam pandangan mereka, sosok hitam kecil itu seolah berkedip-kedip di antara bayangan, menyerang tanpa peringatan.
Dan dalam hitungan menit...
Hanya tersisa Ryzef yang berdiri di tengah genangan darah hijau.
"Huuff..."
Ia menghela napas panjang, matanya masih menatap tubuh-tubuh yang berguguran.
Namun, seketika ekspresi seriusnya berubah.
"...Oh sial. Aku benar-benar kerja rodi di sini!"
Ia duduk bersandar di dinding sarang kosong, mengusap wajahnya.
"Kenapa sih aku selalu harus kerja keras? Bahkan di dunia semut aku tetap kuli bangunan! Atau mungkin lebih buruk..."
Ia mendesah.
"Tapi... Ini tidak buruk juga."
Perlahan, ia bangkit dan mulai berjalan kembali ke tempat Livia terbaring.
Setidaknya, kali ini dia bisa pamer kekuatan barunya—dan mungkin, mendapatkan sedikit apresiasi dari Livia.
"Haha, aku yakin Livia bakal kagum melihatku sekarang!"
Namun, begitu ia tiba di tempat Livia...
Matanya melebar.
"A-Apa... yang terjadi padamu?!"
Livia kini terlihat berbeda.
Tubuhnya lebih besar, lebih kokoh.
Struktur tubuh semutnya tampak lebih bersinar, dengan corak merah keemasan yang elegan.
Dan yang lebih aneh lagi...
Bentuk tubuhnya sekarang seperti semut dengan armor, mirip kostum Tower Danger merah.
Ryzef menatapnya lama.
"...Jadi, kau berevolusi jadi Tower Danger?"
Dia bahkan tidak bisa menyembunyikan ekspresi bingungnya.
"Wah! Aku baru punya manekin karakter eksklusif!" pikirnya, mengingat betapa mahalnya manekin tokoh favoritnya di dunia lama.
Sementara itu, Livia akhirnya membuka mata.
"Mengapa kalian berisik...?"
Ryzef, yang masih syok, akhirnya bertanya, "Kau... berevolusi?"
Livia mengangguk. "Aku telah menjadi Overlord Ant."
Ia perlahan berdiri, tubuhnya kini lebih besar dan kuat.
"Selain itu..." Ia menatap Ryzef, sedikit tersenyum.
"Aku sekarang bisa berubah menjadi demi-human."
Ryzef tercengang. "APA?!"
Livia mengangguk. "Tapi... perubahan ini mengonsumsi banyak energi sihir."
Ryzef mulai berpikir.
"Jadi, sekarang aku punya rekan yang bisa berubah jadi manusia... sementara aku harus menunggu SETAHUN lagi untuk evolusiku sendiri?"
Seketika, dia merasa seperti pekerja kuli yang melihat rekan kerjanya dipromosikan ke posisi manajer sementara dia tetap jadi buruh kasar.
"ARGH!! INI KENAPA KAYAK SISTEM KERJA DI KANTORKU DULU?!!"
Ia mengacak-acak kepalanya.
Livia menatapnya bingung. "Ryzef? Kau baik-baik saja?"
Ryzef memegang dadanya, seolah merasakan sakit yang dalam.
"Kurasa... aku butuh cuti panjang..."
Dan begitulah, Ryzef kembali teringat nasibnya sebagai pekerja keras tanpa penghargaan.
...~𝙱𝚎𝚛𝚜𝚊𝚖𝚋𝚞𝚗𝚐~...