Seruni, memiliki fisik yang tidak sempurna, karena cacat sejak lahir.
Sehingga kedua orang tuanya tidak menginginkan dirinya dan di minta untuk di bawa pergi sejauh mungkin.
Namun, meskipun terlahir cacat, Seruni memiliki bakat yang luar biasa, yang tidak semua orang miliki.
Karena bakatnya itu, ternyata membuat seorang CEO jatuh cinta kepadanya.
Bagaimana kisah selanjutnya? Penasaran? Baca yuk!
Cerita ini adalah fiktif dan tidak berniat untuk menyinggung siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26
Hari ini mereka akan kembali ke Indonesia. Mereka sekarang sudah berada di bandara dan sedang menunggu keberangkatan.
"Papa tidak apa-apa, kan kalau sendiri?" tanya Saskia.
"Maksud mama?" tanya Farhan balik.
"Mama ingin ikut pulang ke Indonesia, papa tinggal di sini sendiri," jawab Saskia.
"Tidak bisa gitu dong Ma, kalau begitu papa juga ikut pulang," ujar Farhan yang tidak terima di tinggal sendirian.
"Pa, jangan kekanak-kanakan deh," kata Saskia.
Namun Farhan tetap dengan pendiriannya ingin pulang bersama istrinya ke Indonesia. Saskia tidak bisa apa-apa, hingga mereka pun akan pulang bersama.
Kini mereka sudah naik pesawat, karena sebentar lagi pesawat akan take off. Jovan memilih duduk di samping Seruni dengan alasan ingin menjaga Seruni.
Padahal yang sebenarnya ia tidak ingin berjauhan. Jovan belum pernah jatuh cinta pada lawan jenis, namun Seruni sudah mengubah segalanya dalam dirinya.
...****************...
Setelah melalui perjalanan panjang, mereka akhirnya tiba di bandara. Jovan meminta Aldi untuk menjemput orangtuanya di bandara.
Sementara dirinya membawa mobil yang di titipkan di parkiran bandara.
"Mama dan papa pulang bersama Aldi, aku ingin antar Seruni dan Bu Sari," kata Jovan.
"Anak ini, pergilah," ujar Saskia akhirnya.
"Ayo Bu, Pak dan Seruni." Jovan memasukan barang-barang milik Seruni dan Sari juga pak Kosim di bagasi mobil.
Tidak berapa lama setelah mobil Jovan pergi, Aldi datang untuk menjemput Saskia dan Farhan. Mereka tidak memiliki sopir pribadi, jadi jika ingin bepergian, mereka menyetir sendiri.
Di rumah mereka hanya ada pelayan, tukang kebun dan juga penjaga. Kadang jika perlu apa-apa, mereka meminta penjaga untuk mengantar mereka.
"Pak, kita akan menetap di sini, bagaimana dengan barang-barang dagangan kita di sana?" tanya Sari pada Kosim.
Nanti bapak akan pulang ke Surabaya, sebaiknya barang-barang itu kita bagi-bagikan saja kepada warga. Daripada mubazir kalau di buang," jawab Kosim.
Ya, sewaktu Kosim pulang waktu itu, Kosim juga sudah membagikan pada tetangga yang dekat rumahnya. Seperti telur dan yang lainnya yang masih layak di makan.
Tetangganya begitu senang di beri gratisan. Mereka lupa jika dulu sering menghina Kosim dan keluarganya, terutama Seruni yang mereka hina cacat.
Namun Kosim tidak dendam sama sekali, entah terbuat dari apa hatinya? Cacian tetangganya malah di balas dengan kebaikan.
"Banyak gak Pak barang dagangannya?" tanya Jovan.
"Lumayanlah untuk kami di desa. Jika di bagi-bagikan bisa untuk satu RT," jawab Kosim.
"Kalau begitu, bagaimana aku yang antar bapak ke sana?" tanya Jovan.
"Tidak perlu, nanti malah merepotkan dan menghambat pekerjaanmu. Apalagi kamu seorang CEO," jawab Kosim.
Kosim tidak ingin merepotkan siapa-siapa. Karena dirinya saja sudah cukup. Lagipula ia juga tidak akan lama kembali ke desa.
Akhirnya mereka pun tiba di rumah yang di berikan oleh Mr Thomas kepada Seruni. Sebelumnya, Mr Thomas sudah sepakat dengan istrinya dan istrinya pun setuju.
Lagipula rumah mereka juga sudah banyak, jadi kalau di berikan satu atau dua tidak membuat mereka jatuh miskin.
Seruni mengajak Jovan untuk masuk terlebih dahulu. Warna dan Inem yang melihat mereka datang pun langsung memeluk Seruni dan Sari secara bergantian.
Seolah Sari dan Seruni pergi berbulan-bulan. Padahal cuma seminggu lebih. Namun bagi mereka terasa begitu lama.
"Aku kangen denganmu," ucap Warna pada Seruni.
"Sana mbak, aku juga kangen," ujar Seruni. Kemudian Inem mengatakan hal yang sama kepada Seruni.
Setelah beberapa hari bergaul dengan Seruni dan keluarganya, Warna dan Inem seolah mendapatkan keluarga baru.
Oh ya, masalah gaji mereka tetap urusan Ferry. Walau pun mereka bekerja untuk Kosim.
"Mbak boleh minta tolong? Tolong buatkan minuman untuk tamu," pinta Seruni.
Keduanya baru ngeh kalau ada Jovan. Tadi mereka hanya fokus ke Seruni dan Sari saja tanpa memperhatikan Jovan.
"Baik, kamu istirahat saja dulu, pasti capek setelah perjalanan jauh," ucap Warna.
"Kalau begitu aku sekalian masak, pasti lapar, kan?" ujar Inem.
Kosim meminta Jovan untuk duduk dulu dengan di temani Kosim. Sementara Sari dan Seruni masuk ke dalam kamar untuk mandi dan berganti pakaian.
Sementara di tempat lain lebih tepatnya di perusahaan Ridwan. Ridwan semakin kebingungan karena saham perusahaannya semakin merosot.
Walau pun Jovan tidak menarik sahamnya, tapi kerugian tetap tidak bisa di selamatkan. Jovan tidak perduli tentang kerugian itu. Karena sahamnya di tempat lain masih tetap untung.
"Bagaimana bisa seperti ini?" tanya Ridwan pada asistennya.
"Tidak tahu Tuan, bahkan pesanan kita juga di batalkan oleh mereka," jawab sang asisten.
Ridwan menghela nafas panjang lalu menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Ridwan memijit pelipisnya yang terasa pusing.
Bagaimana tidak pusing? Tiba-tiba perusahaannya mengalami kerugian besar. Tanpa sebab yang jelas saham perusahaan langsung jatuh.
Namun Ridwan belum menyadari juga, jika ini adalah hasil perbuatannya di masa lalu. Karma memang ada, tapi datangnya tidak secara instan.
"Bagaimana dengan para karyawan?" tanya Ridwan.
"Mereka ingin berdemo jika bulan ini gaji mereka tidak di bayarkan."
Jawaban sang asisten membuat Ridwan semakin pusing. Baru-baru ini selalu saja ada masalah yang datang.
Belum lagi masalah Anita, putri yang mereka rawat sejak kecil. Yang tidak di ketahui dari mana asal usulnya.
Tidak berapa lama pegawai resepsionis menelepon dan mengatakan jika ada seorang pria datang mencarinya.
Ridwan pun mengatakan akan menemuinya di bawah. Ridwan bersama asistennya pun turun untuk menemui pria itu.
"Ada perlu apa ya?" tanya Ridwan.
"Ini Pak Ridwan?" tanyanya.
"Ya saya sendiri, ada perlu apa mencari saya?"
"Kenalkan, saya Agung Nugroho. Saya ayah biologisnya anak yang Pak Ridwan adopsi."
"Apa buktinya jika Pak Agung ini ayah dari putriku?"
Agung memperlihatkan foto seorang wanita cantik, wajahnya mirip dengan Anita. Namun bukti itu belum cukup bagi Ridwan.
Lalu Ridwan pun mengatakan jika pria yang bernama Agung tidak berhak kepada putrinya. Karena mereka tidak ada ikatan pernikahan.
"Maaf, setahu saya Anda tidak mau bertanggung jawab atas ibu dari Anita. Jadi Anda tidak berhak terhadapnya. Dan juga, kenapa baru sekarang Anda datang? Setelah delapan belas tahun berlalu?"
Agung tidak bisa menjawab pertanyaan Ridwan. Kemudian ia mengatakan hanya ingin bertemu dengan Anita. Tapi Ridwan tidak mengizinkan nya.
Sebenarnya Agung Nugroho tidak yakin kalau Anita itu adalah anak biologisnya. Karena ibu Anita juga berhubungan dengan beberapa orang pria.
Jadi saat mendapati dirinya hamil, wanita yang bernama Sartika itu pun meminta pertanggungjawaban dari Agung.
Namun Agung menolak mentah-mentah dan tidak mengakui jika itu adalah anaknya. Namun sekarang, setelah istrinya tidak bisa memiliki anak, Agung berencana untuk mengambil Anita dari Ridwan.
Tapi sepertinya Ridwan begitu menyayangi Anita. Sehingga ia tidak mengizinkan Agung untuk mengambilnya.
Yang jadi pertanyaannya. Kenapa baru sekarang? Setelah 18 tahun Ridwan dan Sekar merawatnya.
09
2138
lanjut lagi kak up
semangat, sehat selalu /Heart//Heart//Heart/
yg cuma buat malu 😀😀😀
kehendak Tuhan, jngan kau i gkari, yg pasti ny kau yg akan hancur sekar/ridwan 😁😁😁