Rangga yang ditindas dan dibully oleh teman-temannya di kampus. Kini hidupnya berubah drastis setelah dia mendapatkan sistem kekayaan tak terbatas. Dirinya yang dulu terpuruk, kini mulai menunjukkan dominasinya.
Entah itu kehormatan, kekuatan, kekayaan, ketenaran, popularitas, wanita, semua bisa didapatkan dengan mudah. Ikuti kisah Rangga dan petualangannya yang penuh dengan adegan adegan seru yang mendebarkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Kasus Penculikan Anak. Bagian 2.
Bab 14. Kasus Penculikan Anak. Bagian 2.
Akhirnya, Rangga memutuskan untuk mencari gang sepi terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk menyimpan mobil sportnya ke dalam penyimpanan sistem. Kebetulan, dari jarak sekitar 300 meter ke depan, dia melihat sebuah gang. Tanpa ragu, Rangga segera masuk ke gang tersebut.
Setelah masuk ikan sepi dan memastikan tidak ada orang yang melihat, dia segera keluar, kemudian berkomunikasi dengan sistem yang ada di pikirannya.
"Sistem, simpan mobil ini ke dalam ruang penyimpanan."
Ding...
[Permintaan tuan rumah diterima.]
Tidak lama kemudian, terdapat sebuah retakan ruang di depan mata rangga. Tapi berikutnya, retakan itu semakin lebar dan menciptakan sebuah lubang hitam. Dari dalam lubang itu, ada sebuah kekuatan hisap yang menyelimuti mobil sport milik rangga. Dan hanya dalam setengah detik, mobil sport itu tertarik ke dalam. Setelah itu, lubang hitam itu mulai mengecil, semakin kecil hingga akhirnya benar-benar tertutup dengan sempurna.
Ding...
[Mobil tuan rumah telah disimpan ke dalam ruang penyimpanan sistem.]
Sementara itu, Rangga melihat kejadian ini untuk pertama kalinya, karena dia membekuk di tempat.
Untuk pertama kali dalam hidupnya, dia benar-benar melihat ratakan ruang di depan matanya. Akhirnya, dia hanya bisa menghala napas dan takjub dengan kekuatan sistemnya untuk pertama kali.
Setelah itu, akhirnya dia keluar dari gang.
Tanpa menunda waktu lagi, dia segera melesat ke arah tertentu. Gerakannya sangat cepat seperti sambaran petir. Sehingga, saat dia menghilang, tidak ada yang menyadari pergerakannya.
Sementara itu di tempat lain, Sang Penculik hampir berhasil menangkap targetnya. Tiba-tiba terdengar suara tembakan dari arah tertentu. Yang menembak adalah seorang wanita dengan seragam polisi lengkap. Tidak terdengar apa-apa.
Wush! Dor! Dor! Dor!
"Menyerahlah kau telah di kepung." Ucap petugas itu.
Mendengar itu, sang penculik hanya tersenyum menyeringai dengan gerakan yang sangat cepat. Sang penculik menyambar tiga anak kecil yang sedang berjalan bersama dengan tiga ibu mereka.
Para ibu ibu itu hanya melihat hembusan angin yang lewat dengan sangat cepat. Kemudian dalam hitungan detik, anak-anak mereka yang sedari tadi mereka gandeng, sudah tidak ada lagi di tempat.
Menyadari tiba-tiba anaknya menghilang, kepanikan menyelimuti wajah mereka. Tak ayal, mereka pun menjadi pucat. Tak lama kemudian mereka menangis sejadi-jadinya, berteriak minta tolong seperti orang gila.
Sementara itu, para petugas polisi yang lagi-lagi kecolongan hanya bisa mengutuk dengan penuh kemarahan.
Terlebih lagi, wanita yang menjadi pemimpin operasi ini, dia sangat jengkel, hingga menghentakkan kakinya berkali-kali.
"Sial! Gerakan penculik itu sangat cepat, tidak salah lagi, dia pasti seorang Petarung. Dan dari auranya, dia pasti berada di level Bumi. sial, Seandainya saja aku lebih kuat," ucapnya sambil mengeluh karena dirinya juga sama-sama seorang petarung, Akan tetapi kekuatannya lebih rendah, yaitu berada di level Harimau.
Di sisi lain, seseorang pemuda telah memperhatikan dari jauh semua kejadian mulai dari awal sampai akhir.
Jika menurut para polisi itu gerakan yang dilakukan oleh sang penculik sangat cepat, akan tetapi di mata pemuda, itu sangat lambat seperti siput. Pemuda itu tidak lain adalah Rangga yang sedang memperhatikan semuanya.
Dan seperti yang dia duga para polisi benar-benar kewalahan dan kesulitan untuk menangkap para penculik ini. Hal itu bisa dipahami jika mereka semua adalah para petarung dan dengan perbedaan yang begitu signifikan antara polisi dan para penculik itu tidak mengherankan jika sampai sekarang kasus ini masih terus merajalela dan sulit untuk dipecahkan.
"Baiklah, saatnya bekerja. Ini giliranku," ucapnya.
Detik berikutnya, sosoknya menghilang dari tempat tersebut. Hanya menyisakan riak-riak energi yang berputar-putar di tempat tersebut, sebelum akhirnya menghilang di udara tanpa jejak.
Sementara jika para polisi itu sedang merasa kesal, sang penculik justru tertawa terbahak-bahak karena melihat ketidakberdayaan para polisi tersebut.
"Hahaha, dasar orang para polisi bodoh. Mereka hanyalah semut di level harimau. Berani-beraninya mereka mengejar petarung level Bumi sepertiku."
Sambil tertawa, dia terus melesat ke arah tertentu, sementara Rangga mengikutinya dari belakang. Dia menyembunyikan auranya dengan sangat baik dan tanpa jejak, sehingga petarung level Bumi itu sama sekali tidak menyadari bahaya yang sudah mengintainya dari belakang.
Alasan Rangga terus mengikutinya tanpa bertindak adalah dia sangat penasaran ke mana arah yang dituju oleh para penculik ini. Dia berspekulasi jika mungkin saja para penculik ini akan menampung anak-anak yang sedang mereka culik, kemudian dikirim ke suatu tempat. Jika dugaannya itu benar, maka dia bisa menyelamatkan banyak anak sekaligus dalam satu kali gerakan. Itu akan menghemat banyak waktu dan menyelesaikan misi sistem dengan cepat.
Benar saja, persis seperti yang ia duga, semakin dia mengikutinya kecurigaannya menjadi semakin jelas. Penculikan itu mulai berlari dan berbelok belok, menuju ke tempat yang lebih sepi, jauh dari keramaian. Hingga akhirnya mereka tiba di sebuah gedung tua, mirip dengan gudang terbengkalai yang sudah tidak terpakai lagi.
Rangga bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri jika ternyata gedung-gedung dijaga dengan sangat ketat oleh beberapa orang berada di ranah Bumi level 6 dan 7. Bahkan, ada juga satu orang yang berada di level 8.
Rangga menduga, jika orang yang berada di level 8 ini adalah pemimpin dari para penculik ini.
Jika benar seperti apa yang dikatakan oleh sistem, dia yakin, kejahatan seperti ini tidak hanya terjadi di satu tempat, tapi juga di tempat-tempat lainnya.
Tanpa menunda waktu lagi tanggapan mulai keluar dan menunjukkan dirinya. Dia berjalan dengan begitu santai seolah dirinya adalah bagian dari mereka.
Karena penampilannya yang begitu mencolok dan terlihat mencurigakan beberapa orang mulai mendatanginya dengan tatapan galak dan niat membunuh yang tidak ditahan sedikitpun.
Hei Bocah! Siapa kamu? Cepat pergi dari sini. Ini bukan tempat untuk anak kecil bermain-main." ucap orang tersebut.
Jika diperhatikan lagi, mungkin usia orang tersebut sekitar 35-40 tahun. Jadi, sangat wajar baginya untuk memanggil rangka dengan sebutan bocah.
Mendengar itu Rangga hanya tersenyum sinis.
Tak peduli apa, di dunia ini yang dihormati adalah kekuatan. Masalah usia itu bisa diabaikan. Selama orang lain sopan, dia juga akan sopan. Jika orang lain bertindak semaunya, maka jangan salahkan dia jika dia berbuat kejam.
Dengan senyum main-main, dia bertanya,
"Aku hanya orang asing yang tidak sengaja lewat. Tadi aku melihat ada seseorang yang masuk ke tempat itu sambil membawa tiga anak kecil." ucap Rangga sambil menunjuk ke sebuah gudang terbengkalai.
Mendengar apa yang dikatakan oleh Rangga, niat membunuh yang luar biasa langsung menguar dari dalam tubuh pria itu. Bukan hanya darinya, akan tetapi dari beberapa orang yang sebelumnya berjaga dan hanya memandang Rangga dengan santai juga merubah ekspresinya.
Tak peduli apa, siapapun yang mencurigakan, siapapun yang berpotensi untuk menjadi penghalang, harus dilenyapkan. Karena apa yang mereka lakukan disini merupakan bisnis ilegal yang melanggar hukum, jika ketahuan oleh pihak berwajib, maka mereka akan dijatuhi hukuman mati.
Seorang pria yang sebelumnya memberikan peringatan kepada serangga langsung menetapnya dengan tajam.
"Nak, karena kau telah mengetahui apa yang terjadi di sini, maka aku tidak bisa membiarkanmu hidup. Matilah!"
Tiba-tiba, tangan pria tersebut terkepal. Di saat yang sama, itu dialiri oleh energi ki yang sangat kuat. Ranah bumi level 6 langsung terpancar dari dalam tubuhnya.
Senyuman pria itu sangat ganas seolah dia sudah menyaksikan tubuh rangka yang akan hancur berkeping-keping karena tinjunya.
Dan seketika...
"WUSH!"
sekarang harusnya 2.000.738.000.000 (Triliun)