seorang istri yang di rendahkan suami dan keluarga nya.
suami yang perhitungan dan suka selingkuh. membuat sang istri bangkit dan balas dendam dengan elegan kepada suami dan keluarga nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
"Kanya ibu lihat lihat seperti kamu banyak pikiran Nak! Coba cerita ke Ibu apa yang mengganggu pikiran mu Nak?" Tanya Bu Tari.
Kanya nampak berfikir apakah Kanya harus menceritakan aib keluarga nya atau harus menutupi nya.
"Hmm.. Kanya tidak ada masalah Kok Bu, Kanya hanya kecapean saja. Ibu gak usah khawatir." Kata Kanya berbohong.
"Kamu tidak bohong kan Nak? Tidak ada yang kamu tutupi dari ibu kan? Kanya dengar kan Ibu, kalau ada masalah itu jangan di pendam sendiri, nanti yang sakit kamu sendiri." Cicit Ibu Tari.
"Ehmmm sebenarnya....."
Belum sempat Kanya menceritakan kepada Ibunya. Tiba tiba ada salam dari luar.
"Assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam." Jawab Kanya dan Bu Tari bersama an.
"Bapak." panggil Kanya. Kanya langsung berdiri mendekati Bapaknya lalu Salim dan mencium punggung tangan Bapaknya.
Kemudian mereka bertiga masuk ke dalam, Bu Tari masuk ke dapur menyiapkan minum untuk suaminya dan membawa cemilan untuk menemani teh hangat yang dibawa oleh Bu Tari untuk sang suami.
"Kanya Bapak lihat kamu ada masalah?" Ucap Pak Dodi. Memang firasat orang tua terhadap anak anak nya itu sangat tepat.
"Iya Nak, jika ada masalah jangan di pendam sendiri, Kamu masih punya kami. Kami sangat menyayangi kalian. Kamu dan Adnan." Bu Tari menyambung omongan suaminya.
"Sebenarnya ini masalah Kanya dengan Mas Rihan dan ibu mertua Kanya beserta adik ipar Kanya Bu, Pak." Ucap Kanya lirih.
"Memang apa yang Rihan lakukan Nak? Apakah Rihan berani KDRT sama kamu? apa mereka menyiksa kamu? Apa yang mereka lakukan Nak?" Pak Dodi memberondong Kanya dengan beberapa pertanyaan.
"Bukan Pak. Sejak Kanya menikah dengan Mas Rihan, Alhamdulillah Mas Rihan tidak pernah melakukan KDRT pada Kanya Pak."
"Lalu apa masalah nya Nak?"
"masalah nya ada di ibu mertua dan adik ipar Kanya. Mereka selalu menghina Kanya dan menyuruh Kanya melakukan semua pekerjaan rumah padahal mereka bisa melakukan nya sendiri. Dan Mas Rihan tidak pernah membela Kanya, ketika keluarganya bersikap semena mena pada Kanya. Di tambah lagi soal jatah bulanan yang diberikan Mas Rihan yang tidak cukup untuk kebutuhan semua orang yang tinggal. Kanya minta tambahan malah Mas Rihan marah marah. Mereka bilang kalau Kanya yang boros tidak pandai mengatur keuangan. Ibu mertuaku juga bilang jika gaji Mas Rihan adalah hak milik ibu mertua. Karena Kanya adalah orang lain." Kanya menjelaskan panjang lebar sambil menangis.
Mendengar anaknya diperlukan tidak baik Pak Dodi langsung menggebrak meja.
Brakkkkkk.....
"Kurang ajar sekali mereka, beraninya mereka melakukan seperti itu. Ini tidak bisa dibiarkan. Bapak harus bicara dengan Rihan." Ucap Pak Dodi dengan marah.
"Sabar Pak, duduk dulu, kita harus membicarakan ini dengan kepala dingin bukan dengan emosi seperti ini Pak." Bu Tari mencoba untuk menenangkan suami nya.
"Bagaimana bapak tidak emosi Bu, anak kita di perlakukan seperti itu. Bapak saja tidak pernah menghina anak anak Bapak ,Bu.! Seharusnya Rihan itu menjadi penengah antara istri dan Ibunya. Bukan malah membiarkan dan membela ibu dan adiknya."
"Ibu tahu Pak, Ibu juga sakit hati dengan apa yang mereka lakukan pada anak kita. Ibu mana yang rela anaknya disakiti Pak.".
Bu Tari berdiri dan menghampiri Kanya, lalu memeluk Kanya membiarkan Kanya meluapkan semua kesedihan nya.
"Sudah Nak,Jangan kamu tangisi. Kamu harus kuat. Buktikan pada mereka kalau kamu tidak mudah di tindas. Kamu harus bangkit dan menjadi wanita kuat " Bu Tari menguatkan putri nya .
"Terima kasih Bu, Pak. Kalian selalu ada untuk Kanya. Kalian selalu memberikan support pada Kanya. Benar apa kata ibu Kanya harus tunjukkan pada mereka bahwa Kanya bukan wanita lemah yang dengan mudah mereka tindas." Kata Kanya sambil mengusap air matanya.
Kanya bertekad untuk tidak mau lagi menuruti permintaan mereka. Karena sudah cukup selama ini Kanya bersabar menghadapi mereka.
Selama ini Kanya di tindas oleh ibu mertua dan adik iparnya karena mereka tidak tahu kalau rumah yang ditempati adalah rumah milik Kanya. Mereka berfikir kalau rumah itu milik Rihan dan Kanya hanya menumpang.
"Selanjutnya apa yang kamu lakukan Nak?" Tanya Pak Dodi
"Untuk sekarang Kanya akan melawan mereka Pak.! Kanya tidak mau lagi di suruh ini itu oleh mereka. Dan untuk Mas Rihan, Kanya akan mencari tahu kebenaran nya apa yang di lakukan Mas Rihan dibelakang Kanya." Ucap Kanya penuh tekad untuk bangkit.
"Memangnya apa yang dilakukan Rihan, Nak?" Tanya Bu Tari penasaran.
"Akhir akhir ini Mas Rihan berubah Bu, Pernah Kanya melihat Mas Rihan senyum senyum sendiri ketika chatingan, dan ketika Kanya ingin lihat Mas Rihan menyembunyikan ponselnya. Kanya curiga Mas Rihan mengkhianati pernikahan kami Bu."
"Kamu harus cari bukti dulu Nak, takutnya nanti jadi fitnah." Kata Pak Dodi.
"Iya Pak, Kanya akan cari bukti tentang kecurigaan Kanya Pak ."
Tak terasa hari pun menjelang sore Kanya berpamitan pada orang tuanya.
"Pak,Bu Kanya pulang dulu ya,Bapak ,Ibu jaga kesehatan jangan capek capek " Kanya berpamitan ke kedua orang tuanya.
"Iya Nak Jangan khawatirkan kami. Kamu juga harus jaga diri baik-baik. Kalau ada apa apa langsung hubungi kami." Kata pak Dodi.
"Baik Pak, Bu, Assalamualaikum Pamit Kanya sambil menyalami tangan Kedua orang tuanya.
"wa'alaikumussalam." Jawab Pak Dodi dan Bu Tari. Kanya langsung menstater motor maticnya.
Di pertengahan jalan Kanya melihat segerombolan pemuda yang menghalangi sebuah mobil mewah.
"Seperti nya ada pembegalan." Batin Kanya.
Para pemuda itu selalu mengetuk kaca mobil mewah tersebut.
Kanya berusaha mencari cara supaya bisa menolong orang yang ada di dalam mobil. Sangat tidak mungkin Kanya melawan 4 pemuda itu sekaligus.
Tiba tiba Kanya mendapatkan ide berlian. Kanya mengambil ponselnya dan membunyikan sirine polisi. Seolah olah ada polisi datang patroli. Karena maraknya pembegalan maka polisi sering berpatroli.
Para pemuda yang mendengar suara sirine polisi langsung lari kocar-kacir. Takut di tangkap polisi.
Melihat suasana sudah aman kondusif Kanya menghampiri mobil mewah tersebut.
Di dalam mobil ada seorang wanita dan sang sopir.
Tok Tok Tok
Kanya mengetuk jendela kaca mobil mewah tersebut. Sang pemilik langsung menurunkan kaca nya.
"Apakah kalian baik baik saja?" Tanya Kanya
"Iya Nak saya baik baik saja. Terima kasih Nak kamu datang menolong kami. Kalau tidak ada kamu, tidak tahu lagi bagaimana nasib Nenek Sekali lagi makasih ya Nak " kata wanita yang ada di dalam mobil
"Sama sama Nek, Aku hanya kebetulan lewat Nek ."
"Ini sebagai tanda terima kasih Nak dari Nenek untuk kamu." wanita pemilik mobil mewah tersebut menyodorkan beberapa lembar uang berwarna merah.
"Tidak usah Nek, Aku ikhlas menolong Nenek." Tolak Kanya sopanm
"Baiklah kalau begitu sekali lagi terima kasih ya Nak. Kalau boleh Nenek tahu siapa nama mu Nak?"
"Namaku Kanya Nek."
"Kanya nama yang bagus."
"Makasih Nek...."
"Panggil Oma Irma." Kanya mengangguk.
"kalau begitu aku pamit pulang dulu ya Oma." pamit Kanya.
"Tunggu bagaimana kalau di antar sama sopir Oma saja sebagai tanda ucapan terima kasih Oma."
"Tidak perlu repot-repot Oma. Kanya bawa motor yang Kanya parkir di ujung itu." Kanya menunjukkan motor nya yang terparkir di tepi jalan.
"kalau begitu kamu hati hati Ya,.!"
"Ya Oma, Oma juga hati hati . Assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam."
Kanya melanjutkan perjalanan nya dan Oma Irma juga meninggalkan tempat itu.