Jika ini mimpi buruk maka bangunkan aku,saat dipaksa menikah dengan Rendra yang mengira jika aku adalah Catharina,aku sendiri tidak mengenal siapa Catharina,mampukah aku lepas dari Rendra,Aku bukan Catharina namaku Karina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26
Malam ini rasanya begitu cepat,Kenzo mengantar Karina sampai kerumahnya,dia langsung pamit karena waktu sudah malam,Karina masuk kedalam rumah,malam ini benar-benar sudah sepi,itu sebabnya Karina langsung masuk kedalam kamarnya.
Karena merasa lelah malam ini Karina hanya mencuci kaki dan menggosok gigi,dia langsung merebahkan tubuhnya setelah berganti baju.
Ponselnya berbunyi namun dia tidak memperdulikan karena terlihat sebuah nama yang sangat tidak dia inginkan.Karina menyerah mendengar bunyi berisik,itu sebabnya dia menerima panggilan Rendra,dia hanya menempelkan ditelinganya.
"Apa kamu pergi bersamanya?"tanya Rendra
"Aku dirumah."jawab Karina
"Sayang,jangan lupa obatmu."terdengar suara Ivanka
Karina mengakhiri panggilannya karena Ivanka ada bersama Rendra,dia tidak ingin menjadi penghalang antara Ivanka dan Rendra,meski hubungan dengan Rendra belum resmi bercerai secara hukum.
Rendra menatap Ivanka namun dia tetap tidak merasa bersalah karena Ivanka juga berperan sebagai terapisnya.Rendra menatap ponselnya yang sudah menjadi gelap karena panggilannya sudah diakhiri secara sepihak oleh Karina.
"Ivanka,kemarilah."kata Rendra menepuk tempat kosong disampingnya
"Apa yang kau inginkan?"tanya Ivanka masih tetap berdiri dengan kedua tangan dilipat didada
"Aku minta kau menemaniku."jawab Rendra dengan wajah datar
"Aku tidak mau selama hati dan pikiranmu masih penuh dengan gadis lain."kata Ivanka masih berdiri dengan posisi sama
Rendra tersenyum dia turun dari ranjang dan menarik tangan Ivanka dan mendorongnya hingga terbaring diranjang,Rendra langsung menindih dan mengusap wajahnya.
"Kau cemburu dengan gadis kecil tadi?"tanya Rendra
"Tidak."jawab Ivanka
"Lalu siapa gadis yang kau maksud?"tanya Rendra
"Sudahlah lupakan saja,aku tidak ingin kau kembali mengingat masa lalumu."jawab Ivanka
Mendengar jawaban Ivanka membuat Rendra tetap tersenyum,pandangan lembut saat tangannya memainkan rambut Ivanka,meski terasa berat berada dalam kungkungan Rendra tidak membuat Ivanka mendorong atau menolaknya,justru dia mengunci tubuh Rendra dengan kedua kaki dan tangannya dia kalungkan dilehernya,rasanya malam ini Rendra benar-benar melupakan masalahnya dengan Kenzo.
****
Pagi hari sebelum pergi kembali kekampus Karina mampir kewarung makan,dia rindu sarapan bersama dengan Ayah dan Ibunya.
Mobil yang dikendarainya berpapasan dengan mobil Rendra yang berjalan menuju rumah Daren,Rendra turun karena ingin menemui Cheri namun dia kembali dalam beberapa saat karena pembantu dirumah bilang Cheri pergi bersama dengan Opanya dan Karina pergi kekampus.
Rendra kembali mengendarai mobilnya menuju kampus dimana Karina belajar,dia menghubungi Karina namun tidak mendapat jawaban.
"Karina,kamu dimana?"tanya Rendra
"Pak Rendra."panggil seorang gadis ternyata Tania
"Ah,kamu."sapa Rendra
Rendra menoleh kearah Tania yang sudah memasang senyum manis,baginya bertemu dengan Rendra dipagi hari sudah menjadi sarapan yang mengenyangkan karena hati kecilnya bicara menyukainya.
"Apa yang sedang Bapak lakukan disini?"tanya Tania
"Tadi ingin bertemu seseorang."jawab Rendra
"Siapa?"tanya Tania
Rendra tidak bisa menjawabnya karena jika Tania tahu dia sedang mencari Karina,maka Karina akan mengalami kesulitan.
Rendra hanya menatap kebeberapa arah,saat melihat mobil sedan berwarna putih berhenti didepannya,pandangannya tetap fokus karena dia sangat mengenal mobilnya.
Rendra mengurungkan niatnya saat ingin memanggil Karina,khawatir dia mengalami kesulitan,Rendra hanya terus memandangnya,namun Tania sangat paham dengan arti pandangan mata Rendra kearah gadis yang baru saja turun dari mobil didepannya.
"Siapa dia?"tanya Tania
"Tidak ada,hanya merasa pernah melihat saja."jawab Rendra berbohong
"Pak,ayo kita sarapan."ajak Tania
Rendra merasa sedikit keberatan saat Tania menggandeng tangannya,dia hanya mengikutinya tanpa bisa protes,padahal Rendra bisa sangat kejam dengan Karina namun mengapa tidak dengan Tania?
Dikantin Karina dan kawan barunya baru saja memesan minuman karena mereka sudah sarapan,tiba-tiba saja seorang teman Karina berdiri.membuat Karina mengikuti arah pandangannya.
"Bukankah itu CEO Global Land?"tanya teman Karina
"Apa?"tanya Karina
"Iya benar,apa sedang berkencan dengan Tania?"tanya teman yang lain
Karina hanya memandang sinis kearah Rendra,dia tidak peduli dengannya dan malah asyik dengan buku ditangannya.
Meski Rendra selalu menjawab setiap pertanyaan Tania,namun terkadang pandangan matanya masih tertuju kearah Karina.
"Pak Rendra jangan melamun."kata Tania
"Tidak,aku hanya sedang merindukan masa-masa seperti ini."kata Rendra tanpa melepas pandangan dari Karina
"Sepertinya Bapak mengenalnya?"tanya Tania mengikuti arah pandang mata Rendra
"Siapa?"tanya Rendra
"Gadis yang disana."kata Tania menunjuk Karina
"Tidak begitu,hanya merasa pernah bertemu."kata Rendra
Tania berdiri dia berjalan kearah Karina ,dia berusaha memasang wajah datar agar Karina mau bergabung dengannya,namun Karina menolak karena tidak mau berurusan dengan Rendra
"Kamu!ayo ikut aku."ajak Tania
Karina memandang kearah Tania dan beralih ke Rendra,senyum Rendra kali ini meluluhkan hatinya namun Karina menolak karena sebentar lagi jam pelajaran dimulai.
"Maaf,aku harus pergi."kata Karina sambil membereskan mejanya
Tania masih memandang kemana arah Karina menghilang,dia kembali kemeja dimana Rendra masih duduk dengan segelas minuman disana.Melihat pandangan Rendra tidak lepas dari kursi Karina membuat Tania kesal,dia sudah berusaha membuat Rendra memandangnya namun faktanya masih ada gadis lain dihatinya.
Rendra memutuskan untuk keluar dari kantin,dia kembali masuk kedalam mobil meski Tania masih mengikutinya.Dari jauh Karina malah tersenyum melihat Rendra tidak bisa lepas dari Tania.
"Akhirnya kau memiliki lawan seimbang."kata Karina dalam hati
Selesai mengikuti pelajaran Karina pulang kerumah,dia menemui Ayahnya diwarung,rupanya Kenzo juga sedang berada disana,dia sedang asyik menggambar sketsa warung Karina,didepannya sedikit ditambah tenda dan kursi khusus pengunjung yang merokok.
"Apa yang sedang kamu lakukan?"tanya Karina
"Aku ingin bekerja sama disini,ada ruang kosong jadi bisa dimanfaatkan untuk para perokok."jawab Kenzo
"Ini bagus banget."kata Karina sambil tersenyum
"Kamu setuju?"tanya Kenzo
"He hem,rasanya Ayah juga akan menyukainya."jawab Karina
Karina memanggil Ayahnya dia meminta untuk bergabung dengan mereka,saat Kenzo menyodorkan gambar kepada Ayah,dia juga sangat antusias dan berharap besar warungnya akan tetap hidup nantinya.
"Ayah setuju,ditanganmu pasti akan kembali hidup seperti dulu."kata Ayah.
"Terimakasih banyak Paman."kata Kenzo
Kenzo tersenyum puas mendengar jawaban Ayah Karina,dia akan segera menyerahkan kepada asistennya untuk segera mengerjakan karena proyeknya akan segera dibuka.
Karina kembali kerumah Daren setelah Cheri menghubunginya,mereka masih berada diluar,Daren hanya meminta kepada Karina untuk berhati-hati saat mengendarai sendiri.
"Papa tidak usah khawatir."kata Karina
"Iya,Papa percaya hanya mengingatkan."kata Daren
Kenzo tersenyum melihat Cheri sangat ceria meski hanya bersama dengan Opanya,mereka berdua bisa menikmati waktu bersama sebelum Cheri masuk sekolah.