NovelToon NovelToon
CINTA SEJATI

CINTA SEJATI

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:13.3k
Nilai: 5
Nama Author: Clarissa19

Javier dan Jihan, 2 pasangan yang sudah menjalin hubungan sejak duduk di bangku sekolah menengah atas itu terpaksa harus kandas karena tidak mendapatkan restu dari orang tua Javier.
" jika mereka tidak menerima mu, maka aku akan pergi. kita akan pergi bersama jauh dari mereka"
" tidak Javier, kita tidak akan melakukan itu"
" kita akan melakukannya"
" kamu harus menikah dengan wanita pilihan keluarga mu"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ep 28

malam semakin larut. Rumah pun sudah sangat sepi menandakan orang orang sudah pada tidur. Javier melangkah perlahan menuju kamar orang tuanya. dia meraih gagang pintu secara perlahan tanpa menimbulkan suara apapun. Hingga pintunya berhasil di buka.

tentunya itu belum selesai, dia harus serba hati hati. menutup pintu pun secara pelan pelan lalu berjalan menuju ranjang milik orang tuanya.

sandi dan Sandra tidur berjauhan, tidak seperti pasangan pada umumnya yang tidur berpelukan. Mereka tidur ujung ke ujung dan di tengah terdapat guling.

Javier tidak mempedulikan itu, yang dia peduli' sekarang adalah bagaimana caranya dia mendapatkan darah papanya. Yaa, Javier memutuskan untuk mengambil darah, karena kalo rambut tidak terlalu kuat.

Javier mengeluarkan suntikan kecil dalam sakunya. lalu dia mencari celah pada tangan papanya. untungnya sandi memakai baju piyama lengan pendek.

Syuut

Jarum suntik tersebut masuk ke kulit lengan sandi. Sandi menggeliat mungkin karena merasakan sakit akibat tusukan jarum itu. Javier mematung di tempatnya menahan nafas dan tidak bergerak sama sekali. Hingga sandi kembali tenang baru lah dia bernafas lega.

Javier menarik kembali jarumnya saat isi jarum tersebut sudah penuh dengan darah. Javier segera keluar dengan hati hati. Tanpa dia sadari sandi membuka matanya dan menatap punggung Javier yang menghilang dari balik pintu.

" akhirnya" seru Javier bernafas lega " apa aku bawa kerumah sakit sekarang juga ya?"

Rumah sakit tentunya bukan 24 jam. jadi tidak masalah meskipun Javier datang selarut ini bukan? Javier berpikir lebih cepat lebih baik bukan?

Javier meraih jaket dan kunci mobil. Setelah itu dia segera pergi meninggalkan kamarnya.

•\=\=\=\=\=•

Jihan bangun dari tidurnya. semalam dia tidur di sofa, sedangkan Naira tentunya satu ranjang dengan Irfan.

Jihan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Ternyata disini persediaan nya lengkap, mungkin karena ruangan VVIP.

Di kamar mandi ini sudah di sediakan sikat gigi baru yang masih tersegel dan juga sabun mandi dan sabun wajah. Jihan segera mencuci muka lalu menggosok gigi, setelah itu mencuci muka menggunakan sabun.

" segarnya" seru Jihan.

Jihan mengeringkan wajahnya dengan handuk kecil yang ada di sana. Tentunya handuk tersebut bersih. Setelah itu Jihan keluar dan menghampiri Naira dan Irfan.

" ko Irfan pucat banget ya" gumam jihan merasa cemas karena wajah Irfan benar benar pucat.

Jihan menyentuh wajah Irfan dan rasanya sangat dingin, tidak ada hangat hangat nya. Jantung Jihan seolah berhenti berdetak. dia berusaha membangunkan Irfan.

" fan, bangun. Irfan, ayo bangun" ujar jihan dengan panik. Tanpa terasa air matanya menetes keluar begitu saja karena ketakutannya yang sangat besar.

" mommy, kenapa?" tanya Naira yang terbangun karena merasa terusik saat Jihan membangunkan Irfan.

Irfan belum juga bangun. Jihan segera menekan tombol merah yang ada di samping kepala ranjang. Tidak lama dokter berdatangan memeriksa keadaan Irfan.

Jihan mundur beberapa langkah seraya mengendong Naira, memberikan ruang untuk dokter.

Jihan berharap cemas, dia terus menghafal doa di dalam hatinya. Sedangkan Naira menatap bingung dokter dokter tersebut.

beberapa menit kemudian dokter melepaskan maskernya lalu berhadapan dengan Jihan dan Naira.

" kami minta maaf, kami sudah berusaha, tapi Allah berkata lain. Allah lebih sayang kepada beliau"

Deg!

tubuh Jihan bergetar, lututnya terasa lemas. Jihan menurunkan Naira dari gendongan nya karena dia tidak kuat lagi menahan tubuh Naira di gendongan nya.

" mommy, ada apa?" tanya Naira merasa sangat bingung.

Kenapa ibunya menangis? kenapa dokter minta maaf? Apa yang terjadi?

Dokter segera keluar. Jihan berjalan menghampiri ranjang Irfan dengan sisa tenaganya. Dia memeluk tubuh lemah dan dingin milik Irfan.

" maafin aku, aku belum bisa wujudkan impian kamu, maafin aku Irfan" ujar Jihan dengan suara bergetar.

Jihan benar benar menyesal dan merasa bersalah karena selama ini dia belum juga mencintai Irfan. Irfan pernah bercerita tentang rumah tangga impiannya. tapi jihan belum mewujudkan impian Irfan itu. Sungguh! Jihan sangat menyesal, jika dia bisa mengulang waktu dia akan melakukan semua itu.

" mommy..." panggil Naira menarik narik baju Jihan.

Ah! Jihan lupa. Disini ada Naira, putrinya itu masih sangat kebingungan sekarang. Jihan mengakat tubuh mungil Naira lalu menurunkan Naira di atas ranjang Irfan.

" kenapa Daddy belum bangun juga?" tanya Naira.

" karna... Karna Daddy butuh istirahat yang banyak, Daddy tidak akan bangun lagi, sayang " ujar Jihan dengan suara lirih dan tenggorokan yang terasa tercekat dan perih.

" Daddy tidak akan bangun lagi?" tanya Naira.

Jihan hanya mampu mengangguk dengan air mata yang terus mengalir keluar. Naira mencium kedua pipi Irfan" selamat tinggal Daddy, Naira akan mendengarkan nasehat Daddy " ujar Naira memeluk Irfan sebentar lalu meminta Jihan untuk mengendong nya kembali.

Jihan tercengang. Naira tidak menangis? Naira terlihat sangat tenang meskipun matanya berkaca kaca memancarkan kesedihan. Ternyata Naira lebih kuat darinya.

beberapa suster masuk lalu menyelimuti Irfan dengan kain putih lalu mendorong ranjang Irfan keluar dari ruangan tersebut.

∆∆∆∆∆∆

Pemakaman Irfan selesai. Naira saat ini sedang berada di kamarnya dengan pintu di kunci. Jihan tadi pamit mau pergi entah kemana, Naira tidak tahu.

Naira duduk termenung di atas tempat tidurnya dengan bersandar di kepala ranjang. air mata Naira menetes keluar dengan tatapannya yang kosong.

Naira, anak kecil yang berusia 5 tahun itu harus menyaksikan hembusan nafas terakhir ayahnya dan mendengarkan semua pesan terakhir Irfan.

Tadi malam di rumah sakit....

Irfan terbangun dari tidurnya karena merasakan nyeri pada dasarnya. dia juga merasa sedikit sesak. Irfan membangunkan Naira yang tidur di dalam pelukannya.

" kenapa Daddy?" tanya Naira dengan suara khas orang bangun tidur.

" kalo Daddy pergi ke surga Naira jangan nangis ya? Naira harus menjaga mommy dan adik Naira yang akan lahir" ujar Irfan seraya mengusap lembut pipi Naira.

" ke surga? apa Naira boleh ikut?" tanya Naira.

" tidak boleh, belum waktunya Naira ikut. Naira harus menjaga mommy dan adik" ujar Irfan" mungkin besok pagi Daddy tidak akan bangun lagi, Naira tidak boleh menangis ya? "

" kalo Daddy tidak bangun lagi terus Naira gimana? kalo Naira rindu Daddy gimana?"

" Daddy akan menjadi bintang, kalo Naira merindukan Daddy Naira bisa melihat bintang bintang lalu mencari bintang yang paling cerah. Bintang yang bersinar itu adalah Daddy " ujar Irfan.

" oke Daddy " jawab Naira.

Setelah itu Naira kembali memeluk Irfan. air mata Naira perlahan menetes saat mendengarkan Irfan kesulitan bernafas dan mengucapkan 2 kalimat syahadat. hingga tangan Irfan yang memeluknya melemah.

1
new user
Anak aneh
RicoFA: mampir juga yuk di karyaku

Nada: Salahkah Memilih Pergi?

bisa cek di profil aku ya🙏
total 1 replies
Erchapram
Luar biasa
new user
D tunggu next up
Sun Flower
bagus alur ceritanya ternyata yg jahat ibunya
Sun Flower
lanjut semangat author ceritanya bagus
Desmeri epy Epy
lanjut thor
Adinda
jangan sampai irfan meninggal kasihan anak istrinya
Desmeri epy Epy
lanjut
Desmeri epy Epy
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!