Meyra Roseyra si gadis yang di buat tak habis pikir dengan seoarang laki laki yang tak lain dan tak bukan ia Hans Lavenzo, bukan karena apa, Hans selalu mengejar nya dan terus berusaha mendekati nya, Padahal secara terang terangan Meyra telah menunjuk kan minat tak sudi nya terhadap Hans
"Pergi, dan jangan deketin gue!! Gue muak sama Lo!"
"Pergi dari kehidupan mu, oh tidak bisa, Tau kah kamu, aku akan merasa puas jika kamu menerima ku,"
"Omong kosong!!!"
***
Tanpa meyra duga, ternyata Hans telah mengikat nya, yang membuat Meyra ingin marah tapi tak bisa karena adanya....
Yuk simak cerita nya,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
packing
"A-apa ke-keluar kota"
Demi apa pun Meyra tak pernah menyangka bahwa bertunangan dengan Hans dia akan langsung di bawa keluar kota bukan untuk traveling ke sana, tapi meyra di ajak untuk bekerja di perusahaan besar milik ayah Hans yang sebentar lagi akan di berikan oleh Pak Vazan atau saudara Hans
"Iya, Kamu tidak mau, aku tidak akan memaksa," Ujar Hans
"Em, aku.." meyra tak tahu harus menjawab seperti apa
Karena dia saat ini berada di mansion besar keluarga Kendrick atau di kenal sebagai Ceo besar Fiyaz dia adalah Ayah dari Hans
"Pergilah Nak, kamu akan mendapatkan kerja yang layak di sana" Suara Paru baya yang terdengar sangat Buriton itu membuat meyra meneguk ludah nya kasar
Lagi dan lagi dia tak punya pilihan lain selain mengiya kan, dan membuat Hans seketika memeluk nya
"Makasih mey, aku tidak perlu jauh jauh lagi sama kamu"
Meyra tersenyum lebih tepat nya senyuman paksa, tidak mungkin kan ia Mendorong tubuh Hans di depan keluarga nya ini bisa bisa dia yang terkena masalah pikir nya
"Baiklah, besok kita akan berangkat"
"APA SECEPAT ITU"
Aku reflek membekap mulut ku, "a-ah maaf, aku hanya terkejut"
Orang orang yang berada di sana terkekeh, Leyla datang menghampiri meyra dan menggeser kan Hans agar gadis itu dapat menduduk kan diri nya di samping meyra
"Jangan terlalu gugup Dek, kalian nggak akan pergi berdua melain kan dengan mereka juga" ujar Leyla
Meyra menatap arah tunjuk Leyla, di sana terdapat para pria yang berkumpul
"Kak Ley nggak ikut?" Tanya meyra
Leyla menyentil kecil hidung meyra karena gemas," sayang nya nggak nih, soal nya kakak masih ada tugas mau urusin dulu butik kakak di luar negeri lusa nanti"
Meyra tercengang, keluarga Hans sangat berduit ya, meyra seketika minder sendiri
"Nanti kapan kapan ikut kakak ke butik ya, siapa tau ada yang kamu suka baju untuk nikah nanti" kikik Leyla dengan melirik kecil ke arah Hans yang hanya menampil kan raut wajah datar nya
Tak lama Hans berdiri dan menarik pergelangan tangan meyra yang membuay gadis itu tersentak untuk sesaat
"Eh"
"Ayah, Hans mau mengantar Meyra pulang" Ujar Hans yang mengabai kan tatapan tak suka dari salah satu saudara nya
"Pergilah Hans, hati hati bawa menantu ku itu" pesan Kendrick
Meyra hanya di buat tersipu, Karena ucapan Ayah Hans, apaan coba dia kan belum nikah sah dengan laki laki ini
Saat Hans membuka pintu mobil untuk meyra masuki, Hans sempat sempat nya megeluar kan senyuman nya
Haa pria Aneh ini, tadi sok sok an wajah wajah datar, tapi apa ini dia bahkan mengeluar kan senyuman menyebal kan di mata Meyra
Saat mobil itu mulai di jalan kan, hanya ada keheningan yang menyelumuti ke dua nya, meyra memang tak berniat membuka suara, hanya melihat ke luar jendela untuk mengurangi rasa bosan nya
Hans mancari topik apa yang ingin dia kata kan, dia tak menyukai keheningan jika sedang bersama Meyra
Berdehem sejenak , Hans melirik sebentar ke arah Meyra, "mey"
Meyra tak menjawab, Hans menggigit bibir bawah nya, kala gadis itu seperti tak minat untuk berbicara pada nya
"Mey"
Hans masih berusaha memanggil Gadis itu tapi hasil nya sama, meyra sama sekali tak merespon
"Meyra, Kamu bosan hm?" Tanya nya pelan
"Meyra"
Hans menghembus kan nafas nya pelan, setelah nya pria itu fokus menjalan kan mobil nya
Sesampai nya di depan kost kost an meyra, Hans menoleh dan mendapati meyra yang tertidur, apakah sedari tadi gadis inj tertidur, pikir nya
Hans tersenyum hangat kala mengamati wajah tenang Meyra saat tertidur seperti ini, menyusuri wajah gadis itu dengan tangan nya, Hans menyentuh hidung meyra bahkan merapikan Anak anak rambut nya yang menghalagi wajah cantik gadis itu
"Kamu terlihay menggemas kan jika tenang seperti ini mey" lirih Hans pelan
Membayang kan ketika dalam mode Marah gadis itu terlihat sangat lucu tapi menakut kan di waktu bersamaan
Tak lama suara notifikasi datang dari ponsel Meyra, Hans berniat melihat saja tapi siapa sangka, raut wajah nya tiba tiba kembali datar dengan rahang nya yang mengeras
Hans melirik ke arah meyra yang masih terlelap, Pria itu menyala kan ponsel meyra yang memang tak di kunci oleh gadis itu
Setelah nya pria itu menekan nama yang membuat dia marah
...............
Pann~><
Mey lo ke mana, gue ke kost
Tapi lo nggak ada, gue ke situ ya
...............
Hans membaca nya dengan tatapan malas nya, Pria itu mengetikan sesuatu di sana
...............
Anda
Jangan hubungi meyra
Dia udah bertunangan
...............
..............
Pann~><
Lo siapa?
Berani banget buka ponsel
Kekasih gue
...............
Hans terkekeh senis, setelah nya pria itu kembali ke galeri meyra, yah ini memang terkesal tak sopan tapi Hans hanya ingin mencari foto pertunangan di ponsel ini berharap meyra menyimpan nya
Salah satu fokus nya kini mengarah pada salah satu foto, yah itu foto pertunangan nya dengab mey, walaupun meyra hanya menyimpan nya satu tapi itu sudah membuat Hans senang
Tersenyum miring, Hans kembali ke aplikasi hijau itu,
...............
Anda
You send a picture
...............
Setelah nya Hans menghapus Semua pesan yang ia kirim saat di rasa Panji mulihat nya tapi tak membalas nya, Hans seketika merasa puas
Mengembali kan ponsel meyra ke tas salempang nya, Hans kini mulai menggendong Meyra ala bridal style, untung nya, Hans sempat mengambil kunci rumah gadis itu
Membaring kan tubuh gadis itu ke ranjang nya, Hans tak lupa menyelimuti nya, setelah nya Hans mengusap pucuk kepala Gadia itu dan tersenyum tipis
Memikir kan bagaimana keras nya ia mengejar Meyra, Walaupin gadis itu selalu melontar kan Kata kata yang menyakit kan, Tapi Hans tak memduli kan itu
Entah karena rasa suka nya dengan meyra yang sudah melekat di hati nya
"Kamu akan selalu menjadi milik ku meyra, tidak akan ada orang yang memiliki mu selai aku, kecuali jika yang di atas mengambil nya aku hanya akan tetap mencintai mu" lirih nya
Hans ingin sekali mengecup kening Gadis itu, tapi dia sadar bahwa itu tidak di perboleh kan, karena dia dengan meyra belum menikah sah
Dering ponsel nya membuyar kan lamunan nya, saat melihat siapa yang menelpon, ia mengernyit kan kening nya kala salah satu saudara tiri nya menelpon diri nya sangat jarang saudara nya yang ini menghubungi nya
****
Di sisi lain seorang pria dengan raut wajah yang terlihat sangat marah, dengan menatap ponsel nya geram
"Dengan siapa dia" desis nya
Itu Panji, pria itu sudah seminggu tak menemui meyra karena kenyataan yang membuat nya tak bisa menerima
"Kata kan pada ku, Lo nggak terima dia kan mey" Panji mengusap wajah nya gusar
Hati nya di landa ketidak sukaan sedari tadi, mengingat seminggu yang lalu di mana ia akan menemui meyra
Flashback ON
Panji yang baru saja keluar dari Supermarket dengan senyuman bahagia nya mengingat raut wajah senang dan antusias Meyra saat ia akan memberi kan ini
Panji merogoh saku celana nya guna mengambil benda pipih yang berada di sana
Dengan senyum yang merekah panji menekan nama yang berada di kontal telepon itu, saat panggilan nya di angkat, Panji makin melebar kan senyuman nya
"Iya nek, rara datang"
Panji mengernyit kala meyra mengucap kan kalimat itu, nada nya terlihat seperti tergesa gesa
"Meyra, ini gue panji, lo mau ke rumah nenek" ujar Panji
Hening untuk beberapa saat, panji tak mendengar suara meyra, apakah gadis itu baru saja bangun tidur, tapi kenapa dia menyebut nenek nya, bukan kah meyra sudah izin untuk munggu ini tidak akan ke sana, begitulah pikiran panji
"Pa-panji"
Nada meyra seolah terkejut, Panji makin di buat bingung, "Iya ini gue, wahh lo bisa bisa nya nggak liat nama gue ya, lo namain gue nenek juga, parah sih"
Meyra tak merespon, mungkin saja gadis ini baru saja bangun tidur, hingga kesadaran nya belum pulih
"Oh yah gue ke situ, gue bawain cemilan sekantung n--"
Bipp
Panji tersentak saat panggilan di matikan secara sepihak, 'ada apa, apa kah gadis itu tertidur' panji mengedik kan bahu nya
"Haiss dasar cewek, kalau udah weekend nggak bisa misah sama kasur" Gumam Panji di akhiri dengan kekehan kecil nya
Berjalan ke arah motor nya berada, panji akan pergi ke rumah meyra yang memang cukup jauh dari sini
Setelah beberapa menit, Panji tiba di sana, tapi, pintu rumah meyra tak bisa di buka
"Mey, lo di dalam, gue datang nih"
Masih tak ada balasan, panji mengetuk ngetuk nya
"Mey, Lo ada di dalam"
"Meyra"
Panji berbalik dengam bersedekap dada, menghela nafas nya gusar, "apa dia ke rumah nenek nya ya"
Pada akhir nya pria itu kembali menjalan kan motor nya berbalik dan akan ke rumah nenek meyra
Saat panji tiba di depan warung Nek Mil, pria itu di kejut kan dengan ada nya mobil mewah yang berada tak jauh dari rumah nenek meyra
"Apa ada tamu"
Panji berniat mendekat, "Gue hanya bertemu meyra aja" ucap nya meyakin kan
Saat tiba di depan pintu, panji di kejut kan dengan suara nenek meyra
"Terima lah Rara, mereka orang baik, yang penting kamu tak akan kesusahan lagi setelah ini"
Panji di buat penasaran, pria itu berada di samping pintu masuk dan melihat banyak nya para pria yang berada di sana
Panji seketika di buat membeku, kala mereka mengungkapa kan niat mereka ke sana,
"Mereka keluarga, Hans, si lelaki idiot yang selalu mengejar meyra" gumam kecil Panji
Masih dengan memasang telinga baik baik, panji di buat deg deg an, karena menunggu jawaban Dari meyra
"Gue harap lo nggak ngecewain gue mey" lirih panji
Bahkan, kantung cemilan yang ia beli kini berada pada genggaman kuat di tengan nya
Tapi di buat tersentak kala mendengar jawaban yang meyra berikan
"Iya aku mau"
Hati panji seperti tertusuk karena kenyataan itu, "me-meyra"
Bola mata nya bergetar kala mereka membahas tentang pernikahan yang akan di selenggara kan sebulan
Tak tahan dengan pembahasan mereka, panji berbalik meninggal rumah itu dengan perasaan kacau nya,
Flashback OFF
Panji mengusap wajah nya gusar, tidak dia tak boleh seperti ini, dia harus menemui meyra, tapi mengingat dia yang telah mengirim kan pesan pada meyra dan bukan gadis itu yang membalas nya membuat Panji bertambah kesal
"Hans, lo" geram Panji
"Pria breng*** itu berani merebut kekasih ku"
"Arhgghh" panji mengacak rambut nya lantaran kesal yang menyelumuti diri nya
****
Meyra saat ini terbangun dari tidur nya, dengan pandangan yang masih memburan, tangan nya berada di atas nakas berusaha mencari letak ponsel nya tapi nihil
Beranjak dengan badan nya yang seperti meremang, Meyra melihat jam di dinding, tak lama kesadaran nya penuh seketika kala jam menunjuk kan pukul set tujuh selama itu ia tertidur, bahkan dia telah melewati dua sholat
Tak memikir kan yang lain, gadis itu buru buru ke kamar mandi, dan akan mengambil air wudhu
Setelah melaksana kan sholat, meyra mencari koper nya, karena dia akan berkemas untuk besok ke luar kota
"Aiss kok bisa aku tiba tiba ceroboh gini" kesal nya
"Ini juga pergi nya mendadak banget, aku nggak sempat ke rumah nenek"
Meyra berkemas, tak lama pergerakan nya terhenti kala mengingat seseorang, yah dia panji
"Panji kok nggak hubungi aku ya, dia pasti marah banget " keluh nya pada diri sendiri
Setelah lama berkemas, meyra mengambil ponsel nya, dan melihat kontak panji yang masih tak mengirim kan nya pesan sama sekali
Terakhir minggu kemarin sebelum saudar saudara hans datang ke rumah nya, Haa meyra merasa bersalah sekarang
"Telpon nenek dulu deh"
Saat akan menelpon nenek nya, Meyra di kaget kan dengan walpaper depan nya, itu foto pertungan nya dengan hans
"Jangan bilang tuh cowok buka ponsel gue"
Tapi tak lama meyra kembali ke aplikasi hijau verniat menelpon nenek dan kakek nya untuk memberitahu kan diri nya akan berangkat ke luar kota untuk beberapa bulan
Tapi sanga nenek tak mengangkat nya sama sekali, "hais nenek lagi beberes ya, apa aku harus ke rumah aja"
Lama berpikir, meyra akhir nya mengambil keputusan untuk mendatangin rumah Nenek nya, dengan membawa beberapa makanan, ke sana
Tapi suara notifikasi ponsel nya menghetikan pergerakan nya, di lihat nya ponsel itu
Bola mata meyra memutar dengan malas, kala yang mengirimi nya pesan adalah Hans,
.............
Direktur Gila
Mey udah makan, hm?
.............
"Kurang kerjaan banget"
Meyra menghembus kan nafas nya kasar, dengan menatap malas pada ponsel yang menampil kan pesan dari pria itu
Yah memilih mengabai kan meyra melanjut kan langkah nya akan keluar rumah tapi saat membuka pintu dia di kaget kan dengan ada nya seseorang yang menjadi bahan pikiran nya sedari tadi
"Panji