Menceritakan tentang dimana nilai dan martabat wanita tak jauh lebih berharga dari segenggam uang, dimana seorang gadis lugu yang baru berusia 17 tahun menikahi pria kaya berusia 28 tahun. Jika kau berfikir ini tentang cinta maka lebih baik buang fikiran itu jauh - jauh karena ini kisah yang mengambil banyak sisi realita dalam kehidupan perempuan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Just story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11 : Hari Pernikahan
Beberapa hari telah berlalu, dekor acara mulai disiapkan. Tak banyak tamu yang di undang karena ini acara yang tertutup hanya untuk beberapa kerabat dekat.
Suasana semakin terasa sangat sibuk dengan persiapan acara yang matang. Dekorasi yang dipilih begitu elegan tapi tetap mewah, menciptakan atmosfer yang intim. Meskipun hanya sedikit tamu yang diundang, setiap detail terasa penting untuk menghormati makna acara tersebut.
Do Hyun merasa penting untuk menghadirkan seluruh keluarga, dalam acara pernikahan Mingyu, terutama menantunya yang sedang berada di Swiss.
Do Hyun telah menghubungi menantunya dan meminta dia untuk datang. Keberadaan menantu dalam acara tersebut sebagai simbol bahwa hubungan keluarga begitu harmonis dan berjalan dengan baik.
Wanita itu melangkah masuk ke salah satu ruangan di rumah besar tersebut, aroma keanggunannya menyertai setiap langkah. Di dalam ruangan itu, Mingyu sedang duduk dengan santai di sofa mewah, tangannya yang cekatan menuangkan wine merah ke dalam gelas kristal di tangannya.
Gae yeong : sayang sungguh mama senang sekali mendengar kabar ini, mama tidak menyangka akhirnya kau menemukan seseorang untuk dirimu sendiri
Mingyu terus menuang minumannya, matanya tertuju pada gelas yang sedang dipegangnya. Seolah-olah, dia mengabaikan keberadaan ibunya gae yeong.
Gae yeong : Siapa nama gadis itu sayang? Dimana kau mengenal nya ?
Mingyu : dengan tersenyum dan muncul di hadapan ku hari ini, tak kan menjadikan mu seorang ibu...
Gae yeong : mingyu, apa kau tidak ingin jika mama menghadiri acara bahagia mu nak ?
Mingyu : Jika kekalahan ku adalah hal yang membahagiakan mu, maka rayakan lah. Tapi perlu kau tau, aku tidak akan pernah menjadi munafik seperti kalian
Mendengar perkataan putranya yang masih saja kasar dan tidak sopan, emosi Gae Yeong seketika memuncak.
Gae yeong : kim mingyu !!! Begitu kah cara mu menunjukkan rasa hormat mu pada kakek & ibu mu ?
Mingyu : Apa rasa uang itu begitu manis mama? Hingga kau rela menjadi budak pria tua itu atau kau justru berniat lebih untuk bisa tidur dengan nya ?
Gae yeong : kim mingyu !!!! Jaga bicara mu !!!!
Mingyu : Kenapa? Apa kebenaran itu terdengar begitu memuakkan bagimu? Maaf, tapi aku tidak akan pernah bisa mengikuti jejakmu.
Mingyu : Aku akan merebut kembali kemenanganku, dengan cara apa pun. Kakek pikir dia sudah menang hanya karena berhasil merantai aku dalam pernikahan ini? Lucu sekali. Dia yakin gadis pilihannya bisa menundukkanku. Tapi bagaimana kalau justru aku yang membalikkan keadaan, Ma?
Gae yeong : Apa yang ingin kau rencanakan sebenarnya ?
Mingyu tersenyum mengejek, tatapannya penuh sindiran saat ia memandang ibunya yang sejak tadi berdiri di ambang pintu.
Mingyu : Jika mau memang ibu ku seharusnya kau tau apa yang akan putra mu lakukan ma-ma....
Begitu mendengar hal itu, Gae Yeong langsung melangkah cepat menuju ruangan Do Hyun untuk menemuinya.
Gae yeong : Ayah, apa maksud semua ini sebenarnya? Ayah bilang pernikahan ini terjadi karena kehendak putraku, tapi kenapa dia justru tidak bahagia karena pernikahan ini ?
Ucap Gae Yeong dengan emosi yang meluap, sambil menerobos masuk ke ruangan Do Hyun tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
Do hyun : Kau baru saja datang, apa ini cara mu bicara pada mertua mu ?
Gae yeong : Jawab saja ayah, karena aku tidak akan diam jika itu menyangkut kebahagian putra ku
Gae yeong : Ayah, apa begitu penting nya seorang ahli waris untuk mu? Hingga kebahagiaan mingyu tidak berarti apa pun untuk mu?
Do hyun : mingyu tidak kekurangan apa pun, dia memiliki semua yang dia butuhkan disini
Gae yeong : Penjara juga memberikan makan dan tepat tinggal tapi apakah para tahanan bahagia hidup disana? Ku mohon ayah berhenti mempermainkan hidup putra ku dan henti kan pernikahan ini
Mingyu : Cukup mama!!!! Berhenti untuk berpura-pura peduli hanya demi kepentingan mu sendiri!!!!
Mingyu berteriak ketika memasuki ruangan, kemarahannya tak terbendung. Langkahnya cepat menghampiri sang ibu, lalu berdiri tegak di hadapannya. Tatapannya menusuk tajam, dipenuhi amarah yang siap meledak kapan saja.
Mingyu : Jangan pikir aku tak tahu niat mu, dengan pura-pura peduli dan khawatir pada kebahagiaan ku namun sebenarnya kau hanya takut jika aku memiliki pewaris maka kakek akan mencabut hak mu atas warisan ayah
Gae yeong : Tidak mingyu, untuk apa aku takut ? Sejak awal semua nya hanya milikmu
Mendengar itu, Mingyu terkekeh sinis. Tawa pendek yang dingin menggema di ruangan, matanya menyipit dengan kilatan penghinaan. Ia memandang ibunya seolah wanita itu tak lebih dari bayangan samar yang tak berarti.
Mingyu : Harusnya kau menjadi seorang aktris mama, akting mu sungguh luar biasa. Aku sungguh kagum pada cara mu berusaha meyakinkan ku...
Mingyu : Seandainya kau lakukan itu dua puluh tahun yang lalu, mungkin aku masih bisa percaya. Tapi tidak hari ini. Sekarang, aku pasti akan menikahi gadis mana pun hanya untuk melahirkan pewaris yang akan menghancurkanmu mama...
####################################