NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Dosen

Menikah Dengan Dosen

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikah Kontrak
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Izzmi yuwandira

Demi melanjutkan hidup, Hanum terpaksa melarikan diri keluar kota untuk menghindari niat buruk ayah dan ibu tiri yang ingin menjualnya demi memperbanyak kekayaan. Namun siapa sangka kedatangannya ke kota itu justru mempertemukannya dengan cinta masa kecilnya yang kini telah menjadi dosen. Perjalanan hidup yang penuh lika-liku justru membawa mereka ke ranah pernikahan yang membuat hidup mereka rumit. Perbedaan usia, masalah keluarga, status, masa lalu Abyan, dan cinta segitiga pun turut menjadi bumbu dalam setiap bab kisah mereka. Lalu gimana rasanya menikah dengan dosen? Rasanya seperti kamu menjadi Lidya Hanum.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izzmi yuwandira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Thirty one

Mario memberikan kunci ruangan yang dipakai berias oleh Hanum kepada salah satu penata rias yang bertanggung jawab atas Hanum.

Penata rias itu menerima kunci tersebut dan segera mengecek keadaan Hanum, karena sebentar lagi akad pernikahan akan dimulai.

Betapa terkejutnya sang penata rias tersebut mendapati Hanum tidak ada didalam ruangan tersebut. Ia pun memeriksa didalam kamar mandi, namun Hanum juga tidak ada. Penata rias tersebut berlari keluar dan menemui Mario. Ia mengatakan bahwa Hanum tidak ada di ruangan tersebut.

Mendengar itu Mario sangat kesal, ia pun bergegas membuka pintu gudang tempat Ratna dikurung.

Saat Mario menendang pintu itu ia melihat Ratna sudah tak sadarkan diri dengan pisau tertancap di perutnya.

Mario mengecek nadi Ratna, ternyata wanita itu sudah tidak bernyawa. Mario berteriak sangat kesal.

Ia mengerahkan semua anak buahnya untuk mencari Hanum di seluruh desa, mereka menuruti nya dan segera mencari keberadaan Hanum.

"Sialll...." Mario menendang semua perabotan yang ada didalam gudang.

"Cari dan bawa Hanum sekarang juga" teriak Mario.

Mario pun berusaha mencari keberadaan Hanum di sekeliling rumah mana tau Hanum belum berada terlalu jauh dari rumah.

Namun hasilnya nihil, anak buah nya kembali dengan tangan kosong. Mereka tidak menemukan Hanum sama sekali di seluruh desa. Bahkan July teman baik Hanum pun tidak tahu keberadaan Hanum.

Mario berusaha menghubungi Hanum, namun nomor telfon itu tak kunjung aktif.

Seseorang mengatakan bahwa Wijaya akan segera tiba dirumahnya. Mario tidak bisa berbuat apa-apa selain mengatakan yang sebenarnya.

Mario berjalan menghampiri Wijaya yang turun dari mobil.

"Ayah mertua ku... Aku sudah sampai" ucap Wijaya.

Mario menunduk tak sanggup menatap Wijaya.

"Ada apa ini ayah mertua??" Tanya Wijaya.

Wijaya lalu melihat beberapa orang yang berada dirumah ikut kebingungan.

"Maaf pak Wijaya, Hanum kabur dari rumah" ucap Mario memberanikan diri.

Mendengar itu Wijaya langsung menumbuk wajah Mario.

"Apa kau bilang???? Kabur???"

"Maaf pak Wijaya, tapi kami sudah mencari Hanum ke seluruh desa, tapi tidak ketemu"

Wijaya sangat marah, ia menarik kerah baju Mario.

"Aku tidak mau tahuu... Aku menginginkan Hanum. Kalau tidak, organ tubuhmu akan ku jual untuk melunasi semua hutang-hutang yang kau punya"

Wijaya melayangkan pukulan ke wajah dan perut Mario. Pria itu jatuh tersungkur akibat pukulan yang di layangkan Wijaya.

Wijaya lalu menghubungi anak-anak buahnya untuk mencari sekali lagi keberadaan Hanum.

Mario hanya mampu menunduk, tapi jauh didalam lubuk hatinya ia terus-terusan memaki. Ia mengepalkan kedua tangannya.

Wijaya pun pergi meninggalkan kediaman rumah Mario. Mario berteriak dan menyuruh semua tamu undangan untuk pulang.

Mario mengamuk dan mengacak acak dekorasi yang telah tersusun rapi.

Darahnya seakan mendidih, ia sangat kesal. Ia pun kembali ke gudang dan menyuruh anak buahnya untuk menyeret Ratna yang sudah tidak bernyawa.

"Mau diapakan dia bos?" Tanya salah satu pesuruh nya.

"Hubungi pak Zico dan tanya apakah dia butuh organ atau tidak?" Tanya Mario.

Pria itu mengangguk mengerti, setelah menghubungi seseorang yang dimaksud. Mereka pun segera membungkus mayat Ratna dan membawanya ke tempat transaksi penjualan organ.

Mario menjual seluruh organ berharga yang dimiliki Ratna, mulai dari mata jantung, ginjal dan lainnya.

"Semua organ nya sudah aku ambil, lalu sekarang tubuhnya mau di apakan?" Tanya Zico.

"Terserah aku tidak peduli" ucap Mario.

"Semua uangnya sudah ku transfer beserta bonus yang kau inginkan, terimakasih senang bekerja sama dengan mu"

Mario menatap foto mayat itu dengan tersenyum sinis.

***

Hanum berisitirahat di kamar yang telah disediakan oleh Aina sang pemilik rumah.

Hanum terus kepikiran dengan kabar ibunya, Mario pasti telah melakukan sesuatu padanya. Ia mencoba membuka aplikasi kontak di handphone nya namun tidak ada tertera satu nomor pun di handphone itu. Mungkinkah ibunya telah melakukan sesuatu?

Hanum merutuki dirinya sendiri, ia sekarang tidak bisa menghubungi siapapun.

Ia pun beralih ke aplikasi sosial media nya, ia mencari akun Instagram milik kakak laki-lakinya. Ia merasa lega bahwa akun itu masih ada dan masih aktif hingga sekarang.

Ia pun mengirimkan beberapa pesan pada kakaknya. Ia mengatakan bahwa ia ada di Jakarta dan ingin bertemu dengannya.

Hanum segera meminta alamat cafe kakaknya, dan ia akan mendatangi nya besok pagi.

***

Keesokan paginya Hanum membereskan kamar tersebut dan segera menghampiri Aina sang pemilik rumah.

Ia mengatakan pada Aina bahwa ia telah menemukan alamat cafe kakaknya. Maka pagi itu juga mereka pun mencari alamat tersebut.

"Saya minta maaf banget sudah merepotkan ibu" ucap Hanum, ia merasa menjadi beban bagi Aina.

"Nggak apa apa kok nakk... Saya senang bisa bantu kamu. Saya jadi teringat sama anak perempuan saya" ucap Aina

"Oh ya? Ibu punya anak perempuan? Siapa namanya?" Tanya Hanum.

"Namanya keisya, tapi dia sudah meninggal"

"Maaf ya buk, saya gak tau"

"Gapapa kok, dia sudah bahagia disana"

"Kalau boleh tau meninggal karena apa ya buk?" Tanya Hanum.

"Tumor otak" jawab Aina.

Hanum merasa sedih mendengarnya, ia pun jadi teringat pada ibunya.

"Hei kamu kenapa? Kok jadi sedih gitu?" Aina melirik Hanum yang tiba-tiba diam dan menunduk.

"Saya jadi teringat sama ibu"

"Kenapa ibu kamu?"

"Ibu baru selesai menjalani operasi juga, dan saat ini saya gak tau gimana kondisi ibu"

"Lantas kenapa kamu datang ke jakarta?"

Hanum menghembuskan nafas, ia melihat jalanan yang berada di luar jendela mobil.

"Panjang ceritanya Bu Aina, intinya saya datang kesini karena menghindari pernikahan"

"Pernikahan? Kamu kan masih SMA?"

"Iya... Ayah punya banyak hutang, dan satu-satunya cara untuk melunasi hutang ayah adalah saya harus menikah dengan temannya"

"Ya ampun.. tega sekali ayah kamu itu"

"Ibu nyuruh saya datang ke jakarta supaya saya bisa melanjutkan hidup disini, tapi saya nyesal karena ninggalin ibu"

"Kita doakan aja semoga ibu kamu baik-baik saja ya... Kamu juga kalau ada apa-apa kamu bisa kok main kerumah ibu. Kebetulan ibu tinggal sendiri, ibu juga gak punya siapa-siapa"

"Terimakasih banyak buk, atas pengertiannya"

"Kamu yang sabar ya..."

"Iyah buk Aina"

Hanum kembali menatap jalanan yang ramai. Ia lagi-lagi sangat merindukan ibunya.

Ia melewati gedung sekolah yang sangat besar, ia teringat bahwa ia juga harus segera mendaftar sekolah.

Tak lama kemudian mereka pun sampai di sebuah cafe. Cafe milik Haris, kakak laki-laki Hanum.

"Mau ibu temani nak?" Tanya Aina.

Hanum tersenyum seraya menggeleng.

"Nggak usah buk, saya bisa sendiri. Terimakasih banyak sudah mengantarkan saya kesini"

Aina mengusap puncak kepala Hanum.

"Gak masalah, kapanpun kamu butuh bantuan hubungi ibu ya nak..."

Hanum pun menyalim tangan wanita itu, gadis itu segera berpamitan dan turun dari mobil.

Ia pun masuk kedalam Cafe tersebut, ia melihat kanan dan kiri. Lalu seseorang memanggil namanya.

"Hanum?"

Hanum berbalik dan terkejut melihat kakaknya. Haris segera memeluk adik sematawayangnya itu.

"Kakak..." Rengek Hanum.

Haris membawanya untuk duduk di kursi yang jaraknya tak jauh dari mereka.

Haris menghapus air mata adiknya, dan berusaha menenangkan nya.

"Lo kesini sama siapa? Gak nyasar kan?"

"Sama Bu Aina, nggak kok gak nyasar"

"Aku kabur dari rumah kak"

"Dia emang keterlaluan, gue seneng Lo kabur dari sana. Tapi... Ibu gimana?" Tanya Haris kakak laki-laki Hanum.

"Aku gak tau kak. Aku udah ngajak ibu pergi tapi ibu nolak" Hanum kembali menangis. Haris lalu memeluk adik kesayangannya itu.

"Lo gimana sih Hanum? Seharusnya Lo  jangan pergi kasihan ibu"

"Aku udah nolak kak, tapi ibu tetap maksa. Bahkan aku bersedia menikah sama pak Wijaya, tapi ibu gak setuju. Hutang ayah banyak kak"

"Dia itu gak pantas dipanggil ayah, dia itu monster. Ayah mana yang tega jual anaknya?" kesal Haris.

"Banyak hal yang udah terjadi dirumah kak, kamu gak pernah ngunjungin kami lagi, ibu kangen banget sama kakak" rengek Hanum.

"Gue minta maaf, gue juga kangen banget sama ibu. Tapi gue gak bisa kesana, Lo tau kan gue pergi dari rumah karena apa"

"Gue males ketemu monster itu" sambung Haris.

Hanum menunduk sedih.

"Jadi sekarang Lo mau tinggal dimana?" Tanya Haris.

"Aku gak tau, rumah ibu udah dijual sama Tante Dita. Aku gak punya tempat tinggal"

"Di jual?? Sejak kapan?" Kaget Haris.

"Kata pembelinya 6 tahun yang lalu"

"Kurang ajar banget lagi tuh manusia"

"Aku tinggal sama kakak boleh? Aku bakal bantu-bantu kakak ngurus cafe, aku juga bakal beresin rumah kakak, nyuci gapapa biar aku yang ngerjain"

Haris menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Gimana ya... Bukannya gue gak mau Lo tinggal dirumah gue, cuman... Gue izin dulu sama Rani"

"Rani? Siapa dia?"

"Calon istri gue, kita tinggal serumah"

"K.. kalian belum nikah?"

"Belum, hal kayak gitu sekarang udah jadi hal yang lumrah. Jadi Lo gak usah kaget"

"Ah gitu..."

"Bentar gue mau telfon Rani dulu, semoga aja dia ngasih izin"

"Tapi Lo beneran bakal ngerjain pekerjaan rumah kan?" Tanya Haris memastikan.

"Iya kak aku janji, aku bakal ngerjain pekerjaan rumah"

"Oke kalau gitu"

Haris pun mengeluarkan handphone dari saku celananya. Ia menghubungi Rani dan meminta izin apakah Hanum boleh tinggal bersama mereka atau tidak.

Haris segera menjauh dari Hanum untuk berbicara pada Rani.

"Apa ris? Dia mau tinggal sama kita? Yang bener aja kamu" Rani sepertinya tidak suka.

"Tolong lah ran, dia gak punya siapa-siapa lagi selain aku di kota ini. Gak mungkin kan aku biarin dia hidup di kota sebesar ini sendirian"

"Ris... Gimana pun juga dia itu udah gede, masa iya mau tinggal bareng kita. Aku gak mau yaa"

"Dia itu adik kandung aku loh"

"Aku gak peduli mau adik kandung atau bukan, kamu tau gak sih pengeluaran kita akan jadi semakin banyak kalau dia tinggal bareng kita. Belum lagi makannya, dan kamu bilang tadi malam apa? Dia harus lanjut sekolah? Siapa yang mau biayain kita juga?"

"Dia juga tinggal dirumah kita itu gak gratis, kamu bisa suruh dia apapun. Beresin rumah, nyuci, nyetrika baju, bantuin aku di cafe"

Rani terlihat berfikir.

"Gimana sayang? Atau nggak kamu kasih deh waktu 1 bulan buat dia tinggal dirumah kita, gimana? Kalau dalam waktu 1 bulan kerjaannya gak becus ntar aku usir dia dari rumah"

"Hmmm.. yaudah deh, kalau dia mau ngerjain pekerjaan ibu rumah tangga. Tapi ingat ya dia gak Nerima uang sepeserpun dari kamu, tinggal disini aja udah syukur"

"Iya kamu tenang ajalah... Dia gak bakalan digaji"

"Yaudah kalau gitu, suruh dia kemari dan langsung kerjain tuh pekerjaan rumah"

"Oke kalau gitu, makasih banyak ya sayang"

"Hmmm iyaaa sayang"

Haris segera menutup panggilan telfon tersebut dan kembali menghampiri adiknya.

"Gimana kak? Boleh aku tinggal dirumah kakak?" Tanya Hanum.

"Boleh... Tapi beneran ya Lo ngerjain pekerjaan rumah"

"Iya kak, kakak tenang aja, aku pasti bakal lakuin semua pekerjaan rumah kok"

"Yaudah kalau gitu, kita pulang kerumah gue sekarang"

Hanum mengangguk, Haris membantunya membawa tas besar berisi pakaian tersebut.

Haris membawa adiknya untuk tinggal bersamanya dan pacarnya.

Sesampainya dirumah Haris memperkenalkan Hanum pada calon kakak iparnya.

Rani menyambut nya dengan manis, lalu menunjukkan kamar untuknya.

"Terimakasih banyak ya kak"

"Sama-sama..."

"Oh iya, tapi kamu sudah tau kan peraturan yang harus kamu lakukan untuk bisa tinggal disini?"

Hanum mengangguk, "iya aku tau kak, aku bakal kerjain semua pekerjaan rumah dan ikut bantuin kak Haris kerja di cafe"

Rani senang mendengarnya. Ia menepuk punggung Hanum.

"Baguslah kalau begitu, semoga kamu betah tinggal disini" ucap Rani.

"Yaudah Hanum, Lo beresin gih itu kamarnya supaya bisa Lo pakai buat tidur nanti"

Hanum melihat kamar itu sangat berantakan.

"Sorry ya, itu emang ruangan yang gak di pakai, tapi masih layak kok buat di tinggalin, tinggal disapu dan di pel aja juga bakalan bersih kok" ucap Rani.

"Iya kak aku ngerti"

"Yaudah kamu tinggal ya"

Hanum hanya tersenyum, Haris dan Rani pergi meninggalkan nya.

Hanum pun masuk kedalam kamar yang penuh dengan debu dan lantai yang kotor.

"Gapapa Hanum, daripada tidur di jalanan... Kamu harus bersyukur" ucap Hanum pada dirinya sendiri.

Hanum pun mulai membersihkan kamar tersebut.

***

1
audyasfiya
Hanum kasian bgtt thorr 😭 pulang kerumah Bu Aina ada Ardan, ke tempat kakaknya juga nggak nyaman, dia bener bener nggak punya rumah untuk pulang... yaaa kecuali kalau dia mau nikah sama Abyan
audyasfiya
Wkwk Alexa panik mertuanya mau pulang 🤣🤣🤣
Lorenza82
Cepet update nya yaa thorrr 🥺🥺
Lorenza82
Kasian banget ya si Hanum 🥺 sekalinya dapat temen kek si zea ehhh malah jadi musuhan
Lanjut thorrr lanjut
Sasya
/Cry//Cry//Cry//Cry/
Sasya
Waduhh gawat banget ini
Nurul Fitria
Kasihan banget smaa Hanum
Nurul Fitria
Aduhhh ini mah namanya keluar dari lubang buaya masuk ke lubang harimau 😭😭😭😭😭😭😭😭
Sasya
Zea mending jangan nikah sama Abyan dehh /Smug//Smug/
Sasya
Ibu terhebat 😌😌
Sasya
Lanjutttt Thor /Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
audyasfiya
Kasihan banget ya hidup Hanum, dia belum tau kabar bahwa ibunya sudah meninggal dunia, datang ke kota besar niat nya mau melanjutkan hidup malah jadi babu dirumah kakak nya sendiri /Sob//Sob/
Lorenza82
Kasihan sih sebenarnya si zea, dia tuh cuman di jadiin alat aja sama Abyan. Abyan lu redflag woiiii 😭
Lorenza82
Darren si mulut bocor 🤣🤣🤣🤣🤣
Lorenza82
Itulah mengapa jadi cwek tuh rasa sukanya harus di kontrol, Arumi udah berekspektasi ketinggian jadi nya jatuh nya sakit
Lorenza82
Thor kasih Darren jodoh dong...
Lorenza82
Nggak tega Thor aku bacanya, tapi aku penasaran 😭😭😭😭😭
Rossa
Emang paling nggak enak tuh numpang sama orang lain, ya gitu...
Rossa
Dan cwok itu pernah di sindir gitu sama temen ku, jangan pernah jatuh cinta smaa seseorang yang belum selesai sama masa lalu nya, deg... rasanya aku merasa bersalah banget Ama tuh cwok... aku kasih dia harapan palsu, padahal dia serius dan sayang sama aku
Rossa
Aku pernah di posisi Abyan Thor, aku sayang banget sama pacarku dulu. sampai sampai aku susah move on sama dia, kayak aku mikir nya tuh, nggak ada org lain yang kayak dia, dia yg terbaik yg pernah ada. namun keadaan yg harus memisahkan kami. hingga akhirnya saat aku ketemu sama cwok baru rasanya tuh masih ada bayang bayang mantan ku gitu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!