Dalam dunia sepak bola yang penuh persaingan, cinta tak terduga mekar. Caka Alvias, bintang tim Warriors FC yang tampan dan populer terjebak dalam perasaan terlarang untuk Bulan Nameera, asisten pelatih nya, yang terkenal tegas dan tangguh. Namun, konflik masa lalu dan juga tekanan karir mengancam untuk menghancurkan cinta mereka. Apakah cinta mereka bisa bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjelyy_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan
Caka selesai mandi dan bersiap-siap untuk makan malam. Dia berpikir untuk berbicara dengan Nino dan menyelesaikan masalahnya.
Saat keluar dari kamar nya, Caka melihat Nino berdiri di dekat pintu, terlihat masih kesal.
Caka mendekati Nino. "Nino, kita bicara sebentar, ya?"
Nino menatap Caka dengan dingin. "Apa lagi?mau ngejek aku karna tidak jadi pemain inti?"
"Aku gak mengerti kenapa kamu masih kesal," kata Caka.
"Kamu merebut posisi aku! Kamu pikir aku tidak bisa bermain?" Nino membentak.
"Aku gak tau apa-apa , Nino. Coach yang memutuskan," jawab Caka.
"Kamu pikir aku bodoh?" Nino melotot.
Caka mencoba tenang. "Aku gak mau ribut" Caka berjalan menjauh
Nino berbalik pandangannya tertuju pada punggung Caka ,ia menghela napas. "Apa menurutmu ini adil?, Aku sudah berlatih bertahun-tahun, tapi posisi aku direbut!"
Caka berbalik dan mengangguk. "Aku mengerti kesalnya kamu. Tapi kita harus bekerja sama."
Tiba-tiba, Coach Andi datang dan mendekati. "Kalian berdua, ada apa ini?"
"Ga papa coach." jawab keduanya serentak
"Ya sudah ayo makan."
Mereka bertiga berjalan beriringan menuju tempat makan.
Caka dan Nino duduk berjauhan, masing-masing menyantap makanan dengan diam. Suasana tegang masih terasa.
Nino tidak menoleh, tapi berkata pelan, "Urusan kita belum selesai."
Caka memilih tidak menghiraukan ucapan Nino.
***
Bulan tersenyum ramah menyambut kedatangan Debi dan ayahnya "Wah Debi, lama gak ketemu."
"Iya, Debi kangen kak Bulan."
Debi dan om Doni duduk di meja, memesan kue favorit Debi .
Bulan datang dengan potongan kue strawberry "Ini buat Debi," katanya sambil tersenyum manis
Ayah Caka tersenyum. "Terimakasih Bulan."
"Sama sama Om. Oh iya Om apa kabar?"
"Baik."
"Baguslah."
Tiba-tiba handphone milik Bulan berdering,"Saya permisi angkat telepon dulu ya Om."
"Iya silahkan."Om Doni mengangguk
Bulan berjalan menjauh meninggalkan Debi dan ayahnya.
***
Caka dan yang lain nya kembali nobar bola yang kemarin kali ini sudah mencapai final.
Caka memperhatikan sekeliling namun tidak menemukan Fahri, "Fahri kemana Ko?" tanya Caka menyenggol lengan Riko.
"Ada, nanti kamu bakal tau sendiri."
"Ada apa sih?"
"Ada itu...."
"Happy birthday to you coach...." semua bersorak memberi kejutan kepada coach Andi yang kini sedang berada di tengah-tengah mereka.
Mata Caka tertuju pada gadis yang berjalan masuk bersama Fikri, dia berfikir gadis itu sangat familiar.
Dia terus memperhatikan sementara gadis itu berjalan mendekati coach Andi menyuruhnya meniup lilin.
Setelah lilin tertiup coach Andi berpelukan dengan gadis itu, mereka terlihat sangat hangat.
Caka menyenggol lengan Fahri di tengah keriuhan, "Pacar coach?"
Fahri menggeleng, "Adik nya,cantik kan?"
Setelah berpelukan baru gadis itu menyadari keberadaan Caka yang berdiri di belakang coach Andi.
"Caka?"
"Bulan, coach Andi Abang kamu?"
"Loh kamu anak didik abang aku?" mereka saling bertanya membuat yang lain serentak melihat ke arah mereka.
***
Malam yang tenang di iringi angin yang berhembus pelan, Caka dan Bulan berjalan beriringan di tepi lapangan sepak bola.
Caka menoleh kesamping melihat Bulan, "Aku baru tau kamu punya Abang."
Bulan tetap menatap lurus kedepan dengan langkah yang perlahan "Ya karna kamu gak pernah nanya kan?"
"Iya juga sih." Caka kembali melihat kedepan
"Tadi Debi ke toko sama ayah kamu." gantian Bulan yang melihat Caka
"Iya, Debi udah bilang tadi."
Bulan mengangguk.
Caka memasukkan tanggan nya kedalam kantong hoodie nya matanya bergerak melihat Bulan.
Sejenak pandangan mereka bertemu, tidak ada dari mereka yang ingin mengakhiri nya.
"Ternyata kamu pendek ya Lan." ledek Caka mengacak rambut Bulan.
Bulan terkejut, dia menjadi salah tingkah tak tau apa yang akan dia katakan selanjutnya.
"Bulan!" Teriak seseorang mengakhiri senyum Caka.
"Woy, Nino. Kemana aja kamu gak kelihatan dari tadi." balas Bulan tersenyum ramah.
Nino melihat sekilas ke arah Caka memperlihatkan wajah tidak senang kemudian tersenyum lebar pada Bulan
"Tadi aku ada di kamar, pas aku keluar, coach yang lain bilang kamu datang."
"Pantesan kamu gak kelihatan." Bulan menepuk pelan pundak Nino lalu tertawa.
"Ekhm..." Caka memberi kode bahwa dia ada di sana.
"Apa?!" nada Nido langsung berubah
Caka melihat malas ke arahnya lalu kembali menatap Bulan. "Masuk yuk Lan, udah larut."
Nino maju selangkah mendekati Caka,"Siapa kamu ngatur-ngatur Bulan?"
Bulan memperhatikan situasi panas ini segera melerai keduanya, dia berdiri di antara Nino dan Caka.
"Udah udah jangan ribut nanti yang lain denger. Udah sekarang ayo kita masuk."
Keduanya setuju namun di perjalanan menuju asrama Nino dan Caka selalu berpindah-pindah tempat tidak ingin salah satu di antara mereka berjalan tepat di samping Bulan.
Seperti saat Caka berada di samping Bulan Nino masuk di tengah-tengah mereka dan mengganti obrolan dan begitu juga sebaliknya sampai tiba di depan asrama.
Bulan berhenti tepat di depan pintu. Dia menarik nafas dalam-dalam dan melihat mereka dengan kesal.
"Cukup ya! Aku masuk dulu setelah 5 menit kalian baru boleh nyusul."
"Tapi..." ucap mereka serentak namun di potong oleh Bulan.
"Apa, kalian mau Andi marah dengan sikap konyol kalian?"
Keduanya menggeleng. Setelahnya Bulan masuk dengan tenang.
